~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#25 Jangan Berkedip!


Judul Buku : Jangan Berkedip!
Penulis : Primadonna Angela Mertoyono & Isman Hidayat Suryaman
Halaman : 198
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Tahu flash fiction? Dunia mengenalnya dengan berbagai nama. Di Perancis, disebut sebagai nouvelle. Di China disebut cerita semenit atau cerita sepanjang rokok. Saya menyebutnya cerita kentang (kena tanggung). Gimana nggak tanggung, saat saya masih ingin membacanya, seringkali genre prosa seperti ini berakhir tiba-tiba, dan meninggalkan kejutan yang membuat saya bertanya-tanya. Seringkali saya harus membaca kembali untuk memahami jalan ceritanya. Dan setelahnya saya akan berkata, “ah..iya ya…” , minimal saya akan tersenyum atas kelambatan otak saya mengolah flash fiction.

Saya lupa, kapan pertama kalinya saya membaca flash fiction. Sejak saat itu saya menyukai genre prosa yang satu ini. Singkat tapi mengejutkan. Dan ketika saya menemukan buku ini di Goodreads, saya segera memasukkannya dalam daftar to-read dan wishlist. Beruntung bagi saya, ada @peri_hutan yang mau meminjamkan bukunya untuk saya baca.

Jangan berkedip! berisi 64 cerita sangat pendek karya pasangan penulis (suami-istri) Donna dan Isman. Walaupun tema ceritanya bervariasi, tapi tema bunuh diri dan percintaan paling terasa saat membaca buku ini. Seperti pada cerita berjudul “Pesan Bunuh Diri yang menceritakan seorang wanita yang melakukan korupsi dan memilih membunuh dirinya daripada masuk penjara. Tapi seperti yang saya bilang di atas bahwa selalu ada kejutan di akhir cerita, wanita ini hanya ‘membunuh’ namanya saja, dan akan menjadi sosok wanita bernama lain di negara lain.

Atau kisah percintaan pada cerita “Jajahlah Negeri Ini”, yang mengisahkan seorang pria yang jatuh cinta pada sosok bernama Keke, yang diharapkannya berbeda gender dengannya.

Ada satu cerita yang sangat singkat, hanya satu kata.

“Hei”

Mau tahu judulnya?

Semua yang Ingin Kau Katakan pada Cinta Pertamamu Saat Ia Tiba-tiba Lewat di Hadapan Setelah Lima Tahun dan Tampak Sangat Menawan Tanpa Cincin di Jari Manisnya Apalagi dengan Sorotan Jingga Matahari Senja yang Membuatmu Mengharapkan Daun-daun Ikut Berguguran Begitu Ia Berhenti Serta Menatapmu

:D

Walaupun Isman dan Donna saling bergantian dalam menulis cerita sangat pendek dalam buku ini, tapi saya lebih menyukai cerita-cerita yang dibuat oleh Isman. Ending-nya lebih mengejutkan dibanding dengan cerita yang dibuat oleh Donna yang umumnya hampir mudah ditebak akhir kisahnya.

Dari ke-64 cerita dalam buku ini, favorit saya adalah “Tamu Tak Diundang” yang menceritakan seorang pria pengelola restoran yang sedang sibuk menjamu konsumen yang akan menilai kualitas restorannya. Di saat-saat genting, anaknya datang mencari perhatian dengan maksud memperkenalkan temannya. Sang ayah yang tidak mau diganggu, memberikan uang pada anaknya untuk pergi bermain di game center di seberang restorannya. Saat kembali menjamu tamu penting tadi, anaknya datang lagi menanyakan pada ayahnya apakah dia melihat temannya yang hedak diperkenalkan pada ayahnya. Pada saat yang bersamaan, seorang pengunjung restoran lainnya berteriak terkejut gara-gara ada jangkrik di dalam mangkok supnya. Si ayah sangat terkejut karena insiden yang terjadi tepat saat restorannya sedang dinilai. Dan lebih terkejut lagi ketika si anak menangis keras, karena temannya terendam di dalam mangkok sup.



PS: Postingan ini dibuat dalam rangka review bersama BBI-ers tentang Kumpulan Cerpen.
11 comments on "#25 Jangan Berkedip!"
  1. Aku pernah baca buku ini , tapi udah lama banget jdi agak lupa detail. Yg paling diinget ya yg judulnya panjang tapi isinya cuman hei

    ReplyDelete
  2. Belum pernah baca flash fiction nih, jadi tertarik setelah baca reviewmu =) itu yang "Hei" keren banget sih hahaha...rata2 berapa paragraf panjang satu cerita?

    ReplyDelete
  3. Belum pernah baca flash fiction. Menarik banget nih! :)

    ReplyDelete
  4. aku suka juga baca flash fiction. ngomong2, itu isinya cuma 'hei' tapi judulnya panjang betul *ngakak

    ReplyDelete
  5. Wah aku juga belum pernah baca flash fic dalam bentuk buku, mungkin kayak sejenis fiksi mini ya?

    ReplyDelete
  6. ak lupa isi ceritanya tapi bener yang paling mengena itu tentu saja judul yg panjang banget dan isinya cuma 'hei' :p

    ReplyDelete
  7. hitungannya per kata. Ada yang 1 sampai 1024 kata. Di setiap akhir cerita selalu dicantumkan jumlah katanya.

    ReplyDelete
  8. masih lbh panjang dari fiksimini. Ada yang sampai 1000 kata. Fiksimini kan maksimal 140.

    ReplyDelete
  9. Aku udah baca buku ini. Beneran nggak boleh berkedip. hahaha.
    Ada beberapa cerita yang akhirnya buat saya harus baca ulang karena ternyata udah ada di halaman terakhir cerita.
    hihihi

    ReplyDelete
  10. cerita sangat pendek, ky... ada penjelasannya di atas.

    ReplyDelete