~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#32 Where She Went - Setelah Dia Pergi


Judul Buku : Where She Went (Setelah Dia Pergi)
Penulis : Gayle Forman
Halaman : 240
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Saya ingin bercerita sedikit. Saat saya ke Gramedia di Mall Panakkukang, Makassar minggu lalu, saya berkali-kali melirik buku ini di rak buku. Masih ada bertumpuk-tumpuk buku ini di sana. Tapi saya tidak menemukan buku pertamanya, If I Stay. Saya memutuskan untuk meninggalkan rak buku tanpa mengambil buku ini. Saya berjanji tidak akan membelinya sebelum saya mempunyai seri pertama dari buku ini. Kemudia saya berpindah ke Gramedia lainnya, dan saya akhirnya menemukan If I Stay di antar tumpukan buku di pojok ruangan (saat itu sepertinya petugasnya sedang mengatur kembali tata letak buku-buku untuk dipajang di rak buku). Buku If I Stay tinggal satu buah. Tanpa pikir panjang lagi, saya mengambil buku itu, dan buku Where She Went tentunya.

Setelah membaca if I Stay, saya tidak perlu menunggu lama lagi untuk melanjutkan membaca sekuelnya. Berbeda dengan buku pertama yang “dingin”, di buku kedua ini saya merasakan kesan lebih “hangat”. Baik dari segi cover-nya, dan juga alur ceritanya. Kali ini kita akan melihat kisah cinta Adam dan Mia dari sudut pandang Adam.

Pada awal buku digambarkan bagaimana Adam yang sukses sebagai rockstar dengan band-nya Shooting Star. Tapi Adam tidak lagi bersama Mia. Mia memang memilih untuk tinggal dan hidup kembali, tetapi dia memilih untuk pergi dari kehidupan Adam. Selanjutnya dikisahkan bagaimana hidup Adam yang kacau, ketergantungan pada obat penenang dan rokok, serta mulai menyendiri.

Mia melanjutkan hidupnya sendiri. Masuk ke Juilliard setelah pulih dengan menakjubkan dari trauma kecelakaan yang membuatnya menjadi sebatang kara. Mia lulus sebagai musisi berbakat hanya dalam tiga tahun, dan memulai konser tunggalnya. Di konser itulah Mia kembali bertemu dengan Adam.

Pertemuan mereka membuat mereka kembali mengenang masa lalu, dan mencoba menjawab segala pertanyaan yang menggantung akibat perpisahan yang mereka alami. Dengan menjalani satu malam berkeliling kota New York , mereka mengurai tiga tahun yang terlewat dalam kesedihan, kesepian, kebencian dan amarah.

Dibandingkan buku pertama, saya lebih menyukai penggambaran lewat sudut pandang Adam. Jika di buku pertama, Adam digambarkan sebagai sosok yang cool, di buku ini kita bisa melihat bahwa Adam juga manusia yang bisa rapuh karena cinta. Adam yang dulunya berkata bahwa dia bisa melepaskan Mia asalkan Mia tetap hidup, ternyata tidak mampu menepati janjinya.

Btw, beberapa waktu lalu teman-teman BBI membuat polling best buddy dari buku-buku yang mereka baca selama 2011. Dan Adam Wilde menempati posisi pertama di hampir kebanyakan pilihan teman-teman BBI. Hal tersebutlah yang membuat saya penasaran dengan Adam dan memutuskan untuk membeli kedua buku karangan Gayle Forman ini. Tapi setelah saya membaca buku ini, ada yang membuat saya lebih penasaran lagi dibandingkan sosok Adam. Saya ingin sekali mendengarkan lagu-lagu Shooting Star dalam album Collateral Damage yang sebagian besar liriknya ditulis dalam buku ini.

Akhirnya, empat bintang untuk Adam.


3 comments on "#32 Where She Went - Setelah Dia Pergi"
  1. yub, kayaknya kalo beneran ada itu Shooting Star bakalan melejit deh :)

    ReplyDelete
  2. betul..mana liriknya keren-keren lagi :)

    ReplyDelete
  3. Saya juga penasaraaannn bgt sama lagu2nya Shooting Star. Suka iseng bikin2in nada buat lagunya :D. Berharap klo buku ini jadi difilmkan, lagu2nya Shooting Star juga "dihidupkan"

    Eh btw wkt bikin list best book boyfriend itu, aku nyusun berdasarkan abjad lho, makanya Adam di urutan ke-1 (GR ngerasa diri yg dimaksud sama Desty ;p)

    ReplyDelete