~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#33 Tiga Venus


Judul Buku : Tiga Venus
Penulis : Clara Ng
Halaman : 294
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Berhati-hatilah dengan permintaanmu. Jangan sampai tanpa kau sadari ada bintang yang jatuh saat permintaanmu terucap :)

Tiga wanita. Tiga kehidupan. Tiga persoalan.

Juli, ibu rumah tangga. Mempunyai tiga orang anak dan sedang hamil muda. Kesibukannya mengurus keluarga membuat kepalanya hampir pecah. Belum lagi dengan pekerjaan sambilannya, memasak catering untuk dua perusahaan besar. Jika saja dia tahu kehidupan setelah pernikahan yang akan dia alami, mungkin dia tidak akan menikahi Kevin, suaminya sekarang ini.

Emily. Direktur sebuah perusahaan perhiasan di Jakarta. Lajang, cantik, dan kaya. Hidupnya hanya dipersembahkan untuk kerja, kerja, dan kerja. Dia ingin membuktikan bahwa gender tidak ada hubungannya dengan kualitas. Karena sibuknya bekerja, dia tidak mau memikirkan mengenai pasangan hidup, apalagi berkeluarga. Satu orang pembantu dan satu ekor kucing sudah cukup baginya. Tapi jika pekerjaan sudah menyita semua waktunya, bahkan di saat dia seharusnya beristirahat dia masih menemani si bos di kantor, Emily merasa hidupnya mulai kacau.

Lies, janda muda yang memilih bercerai daripada menjadi korban KDRT oleh suaminya. Akibatnya, Lies tidak lagi percaya pada makhluk bernama pria, dan menutup pintu hatinya untuk pria manapun. Beruntung baginya yang adalah guru, dia bisa menenggalamkan dirinya dalam buku-buku sastra untuk diajarkan pada murid-muridnya. Tapi, Lies tidak bisa menutup mata terhadap satu kata yang sangat sensitif, yang sayangnya melekat pada dirinya. Janda.

Dan ketiga Dewi Venus turun tangan, dan ikut campur dalam ketiga masalah wanita-wanita itu, yang terjadi adalah kekacauan yang lebih besar. Bayangkan saja, Juli harus menjadi Lies, Lies menjadi Emily, dan Emily menjadi Juli, hanya dalam satu malam saja.

Itu hanya permulaan saja. Bingung, kaget, dan tidak terima terjebak di dalam tubuh orang lain membuat baik Juli, Emily dan Lies merasa lebih kacau lagi. But live must go on. Tidak mungkin bagi mereka menjelaskan pada semua orang di sekitar mereka tentang apa yang mereka alami. Bisa jadi mereka akan dianggap gila, dan tentu saja tidak ada satupun yang percaya. Ketiga wanita ini harus bisa menjalani kehidupan yang berbeda dan tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Tapi bukan berarti mereka menjadi pasrah. Masing-masing mulai membenahi kehidupan si tubuh tempat jiwa mereka terdampar. Emily mulai menunjukkan pada mertuanya (Juli) bahwa dia punya harga diri dan martabat sebagai istri. Lies menunjukkan sisi kewanitaan yang disangsikan oleh bosnya (Emily). Juli mengubah gaya mengajar (Lies) sehingga suasana di dalam kelas menjadi lebih hidup, dan sesama rekan guru mulai mempercayai dia. Tentu  saja masing-masing mereka belajar dari tubuh baru itu. Emily merasakan kehangatan keluarga, Lies mulai berani membuka diri bagi pria, dan Juli bisa merasakan kembali kerinduan berada di tengah riuhnya anak-anak.

Membaca buku ini seperti menonton sebuah film. Ceritanya mengalir, walaupun kadang saya bingung karena tokoh dan karakter yang bertukar. Tapi memang membingungkan kan, ketika kehidupan bertukar seperti yang dialami ketiga wanita tadi?
Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya… hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya – Harper Lee (To Kill A Mockingbird)
Kutipan di atas, yang ada di halaman awal buku ini, benar-benar menjadi jiwa dari buku ini. Saya sendiri terkadang membayangkan bagaimana sikap yang harus saya ambil ketika saya menghadapi suatu masalah, dengan menempatkan diri saya pada sudut pandang yang berbeda. Put yourself in other shoes. Karena hidup bukan saja hanya tentang diri kita.

Bicara soal permintaan, saya sudah lama ingin membaca buku ini. Sejak bergabung dengan Goodreads dan melihat buku ini di sana, saya segera memasukkannya dalam daftar wishlist. Cukup lama bertahan di daftar itu, hingga akhirnya seorang Santa yang baik hati melihat keinginan saya itu, dan mewujudkannya.

Terima kasih, Maya Floria Yasmin. You are the Venus for my wish :)

PS : postingan ini dibuat bersama-sama dengan anggota BBI lainnya yang terlibat dalam "Secret Santa". Secret Santa adalah kegiatan di bulan Desember kemarin dimana setiap anggota BBI menjadi santa bagi anggota lainnya, dan mengirimkan sebuah buku yang ada dalam daftar wishlist masing-masing. And trust me... it's addicted! Let's do it again, pals... 


8 comments on "#33 Tiga Venus"
  1. Ayo kita adain sekali lagi. Hehe.
    Wah, ternyata ceritanya seru ya. Aku masih kecil sih kakak jadi kemarin itu ga minat bacanya. Sekarang uda pengen baca niih hehe *sok muda*

    ReplyDelete
  2. aku belum pernah baca novel ini, heheheh, baca review kamu, jadi pengen beli juga >.<
    cari moment yang pas yuk, buat bikin secret santa lagi :'D

    ReplyDelete
  3. Wawawawawa.. tampaknya cerita ini deket dengan kehidupanku ni, jadi pengen baca :)

    ReplyDelete
  4. pertama baca buku ini, aku bingung. Cerita ttg org yg tertukar emang selalu bikin aku bingung >.< . tapi berniat baca ulang sih kapan2 :D

    ReplyDelete
  5. katanya mau bikin pas ulang tahun BBI?

    ReplyDelete
  6. sama... saya bingung juga bacanya. dibolak balik halamannya :)

    ReplyDelete
  7. kayaknya blm bc ini deh, hehe. penggemar clara ng ya mb? baru bc bbrp nvlnya :)

    ReplyDelete
  8. nge-fans nggak juga sih... hanya pengen baca aja :)

    ReplyDelete