~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#42 Pembunuhan di Sungai Nil


Judul Buku : Pembunuhan di Sungai Nil (Death on the Nile)
Penulis :  Agatha Christie
Halaman : 392
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Siapa yang tidak kenal dengan Hercule Poirot? Tokoh rekaan Agatha Christie yang adalah seorang detektif bertubuh kecil dan selalu berpenampilan rapi ini telah banyak mengungkap kasus-kasus kriminal.  Kali ini, Poirot mengambil kesempatan untuk berlibur ke Mesir dan menyusuri Sungai Nil.

Bersamaan dengan dia, ada sepasang suami istri yang baru saja menikah juga ikut dalam liburan ini. Mereka adalah Simon Doyle dan istrinya Linnet Ridgeway. Linnet Ridgway (atau Linnet Doyle) adalah seorang wanita berusia 20 tahun yang merupakan salah satu konglomerat di Inggris. Dia baru saja membeli rumah yang besar. Awalnya Linnet dikabarkan bertunangan dengan Lord Windlesham. Tapi entah mengapa, dia akhirnya menikah dengan Simon Doyle, yang tak lain adalah mantan tunangan Jacqueline Bellefort, sahabatnya.

Tanpa disangka, Miss Bellefort ternyata juga ada dalam perjalanan wisata ke Mesir itu. Mr. dan Mrs Doyle merasa terganggu dengan kehadiran Miss Bellefort, dan meminta Hercule Poirot berbicara dengan Miss Bellefort. Rupanya Miss Bellefort masih merasa sakit hati dengan pernikahan mantan tunangannya dengan sahabatnya itu. Dia berniat untuk terus membuat pasangan itu tidak nyaman dengan kehadirannya. Tentu saja Mr. dan Mrs. Doyle tidak dapat berbuat apa-apa karena Miss Bellefort tidak memberikan ancaman apapun pada mereka. Miss Bellefort juga mengatakan ingin sekali membunuh pasangan itu. Dia bahkan memperlihatkan pistol kecil miliknya kepada Poirot. Poirot menasehatinya agar tidak melakukan perbuatan keji dan rendah tersebut.

Perjalanan menyelusuri Sungai Nil dengan kapal penumpang terus berlanjut. Hingga suatu malam Miss Bellefort dalam keadaan mabuk menembak kaki Simon Doyle yang bermaksud menenangkannya. Miss Belelfort terkejut akan perbuatannya dan menjadi histeris. Sementara dia ditangani oleh beberapa penumpang lain, Simon Doyle yang mengalami retak pada tulang kering di kakinya terpaksa harus tidur dalam keadaan diberi morfin penghilang rasa sakit. Mr. Doyle melarang siapapun memberitahu Linnet mengenai kejadian ini supaya Linnet tidak khawatir. Tentunya Linnet tidak akan tahu, karena keesokan paginya dia ditemukan tewas dengan kepala berlubang karena tertembak oleh pistol yang sama yang digunakan oleh Miss Bellefort kepada Simon Doyle. Di samping jasad Linnet terdapat tulisan huruf “J” yang berwarna merah, dan salah satu ujung jari Linnet pun berwarna sama. Apakah Linnet berusaha memberitahu pembunuhnya sebelum dia meninggal?

Buku ini sendiri pertama kali diterbitkan di Indonesia oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1979, dan sudah lima kali cetak ulang hingga tahun 2011. Tidak seperti kisah-kisah Hercule Poirot biasanya, kematian seseorang baru terjadi di pertengahan buku ini. Tapi dengan analisa-analisa yang tajam dia mampu mengungkapkan misteri pembunuhan wanita tersebut. Saya pribadi tidak mampu menebak siapa pembunuhnya hingga di akhir cerita. Yang unik adalah lokasi kejadian yang bukan di Inggris seperti biasanya, tapi di Mesir dan tepatnya di Sungai Nil. Ada beberapa kota di Mesir yang dituliskan di buku ini tapi tidak digambarkan secara rinci. Agatha Christie sendiri lebih menggambarkan tokoh-tokoh dalam ceritanya lebih spesifik.

Hari ini merupakan posting bersama buku Agatha Christie oleh beberapa anggota BBI. Saya sendiri sudah membaca beberapa karya Agatha Christie, tapi baru kali ini mereview bukunya. Cukup menantang juga mengingat banyaknya tokoh-tokoh yang terlibat dalam setiap kejadian kriminal yang diceritakan dalam buku ini.


Agatha Christie (15 September 1890 – 12 Januari 1976) dikenal sebagai The Queen of Crime. Dia sudah menulis 66 cerita detektif dengan menggunakan beberapa tokoh detektif. Dua diantaranya yang paling terkenal adalah Hercule Poirot dan Jane Marple. Agatha juga menulis beberapa cerita romance dengan menggunakan nama pena Mary Westmacott. Death on the Nile sendiri diterbitkan pertama kali pada tahun 1973 di Inggris dan sudah pernah difilmkan dengan judul yang sama pada tahun 1978, bahkan dibuat dalam bentuk PC-game “hidden object” pada tahun 2007. Pada tahun yang sama (2007), novel ini diterbitkan dalam bentuk novel grafis oleh penerbit HarperCollins. Untuk mengetahui lebih jelas tentang Agatha Christie anda bisa mengunjungi website resminya di http://agathachristie.com.

Well, untuk konflik sungai Nil saya akan berikan bintang tiga.


8 comments on "#42 Pembunuhan di Sungai Nil"
  1. aku udah baca buku ini, dan nggak berhasil nebak sampai akhir, hehe...meski pas tau siapa pembunuhnya, berasa "oooohhhhh kok bisa yaaa" =p btw I love Agatha Christie, mungkin dia adalah salah satu penulis yang hampir semua bukunya sudah kubaca.makanya seneng banget pas BBI mau posting bareng =D

    ReplyDelete
  2. Kekekek.. Aku juga baru ngerasa ternyata agak sulit meriview buku agatha ya.. :)

    ReplyDelete
  3. Betul, ternyata mereview buku Agatha Christie itu tantangan ya! Bukunya tipis tapi padat.
    Terus terang, buku yang ini yang paling gak aku suka di antara kisah Poirot

    ReplyDelete
  4. Saya aja sempat stress waktu bikin reviewnya... Benar kata mbak Fanda, AC itu plotnya padat. Enak dibaca tapi ga enak di-review :)

    ReplyDelete
  5. Daku belum pernah baca buku Agatha *nangis* next time ke TB beli satu deh. yg plg bagus jdulnya apa ya? *rekomen dong :D

    ReplyDelete
  6. Apa ya?? Saya sih ga bisa memutuskan karena suka semua dengan AC...

    ReplyDelete
  7. Novel AC yang ini termasuk yang populer dan dibuat film nya.
    ia susah nge riview novel AC tapi ternyata pada bisa ya...jempol :D
    salam..!

    ReplyDelete
  8. Hihihi bener juga Des, gimana coba mau bercerita banyak soal plot tanpa menebar spoiler di mana-mana apalagi mau tak mau kita akan diajak menebak-nebak siapa kiranya yang menjadi pembunuh. Seru!

    Serunya lagi bisa ikutan baca Agatha Christie bareng-bareng *peluk semua anggota BBI* :)

    ReplyDelete