~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#75 The Witness (Sang Saksi)



Judul Buku : The Witness ( Sang Saksi)
Penulis : Sandra Brown
Halaman : 599 
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 

Masih dalam rangka BBI baca bareng fiksi terbitan Gramedia, saya juga membaca salah satu novel karya Sandra Brown yang berjudul The Witness (Sang Saksi). Buku yang saya baca ini diterbitkan pertama kali oleh Gramedia pada tahun 1997. Kalau di review sebelumnya dikisahkan ada campur tangan ibu mertua dalam suatu rumah tangga, maka dalam novel ini yang ikut campur tangan adalah sang ayah mertua :)

Kendall Deaton, sangat senang ketika lamarannya untuk menjadi pengacara publik di Prosper - South Carolina diterima. Awalnya Dewan Direksi di Prosper County Bar Association mengira pengacara yang mereka panggil adalah seorang lelaki, ternyata yang datang adalah pengacara yang mengenakan sepatu bertumit tinggi dan rok. Kendall berusaha menunjukkan kemampuannya di tengah-tengah masyarakat yang memiliki mentalitas bahwa pria selalu menjadi superior. Dia ingin dihargai oleh karena kemampuannya. Salah seorang anak tetua kota itu, Matt Burnwood kemudian jatuh cinta pada Kendall dan melamarnya. Kendall merasa sangat beruntung karena mencintai dan dicintai oleh Matt. Apalagi ketika Gibb Burnwood, ayah Matt, mengeluarkan dana tak terbatas untuk pernikahan mereka. Awalnya Kendall menolak, tetapi Matt (yang tidak bisa membanah ayahnya) membujuk Kendall mengingat Matt adalah putra Gibb satu-satunya. Akhirnya Kendall turut larut dalam pesta yang meriah itu.

Sejak hari pertama menikah, Kendall sudah merasakan pengaruh Gibb yang besar terhadap rumah tangganya, khususnya pada Matt. Matt terlihat sangat mengidolakan ayahnya. Bukan hanya pada rumah tangga, Gibb seringkali mengintervensi pekerjaan Kendall. Termasuk ketika Kendall membela seorang wanita, Lottie Lyman, yang membunuh suaminya yang sering bersikap kasar padanya. Kendall menganggap pembunuhan yang dilakukan oleh Lottie adalah sebagai bentuk pembelaan diri, tapi Gibb menganggap bahwa perbuatan Lottie tidak pantas karena membangkang terhadap kemauan suaminya. Di kasus lain, ketika Kendall menjadi pengacara Michael Li, seorang pemuda keturunan Cina yang tertangkap basah berhubungan badan dengan Kimberly Johnson. Mr. Johnson menuntut Michael sebagai seorang pemerkosa yang mencemari keturunan murni mereka. Gibb Burnwood tentu saja menganggap tuntutan Mr. Johnson itu benar, karena Gibb selalu memandang rendah warga keturunan.

Puncaknya, ketika Kendall memergoki suaminya berselingkuh dengan Lottie Lyman. Kendall sangat marah, karena saat itu dia baru saja mengetahui bahwa dia mengandung anak Matt. Apalagi ketika Matt mengungkapkan fakta bahwa Lottie adalah cinta pertamanya dan satu-satunya wanita yang sanggup memenuhi segala kebutuhannya. Matt sendiri menganggap perselingkuhannya adalah hal yang sepele, dan meminta Kendall melupakan tentang itu. Dengan santainya, Matt pergi bersama ayahnya untuk berburu.

Di tengah kegalauan Kendall membuntuti suaminya. Alangkah terkejutnya Kendall ketika dia mengetahui bahwa suami dan ayah mertuanya adalah bagian dari sebuah kelompok persaudaraan yang sadis. The Brotherhood (yang juga beranggotakan beberapa tokoh penting di Prosper) adalah kelompok yang memuliakan diri mereka, dan tidak segan melakukan pembunuhan untuk orang-orang yang dianggap menganggu ketentraman masyarakat. Salah satu korban The Brotherhood adalah Michael Li, yang disalib dan disembelih kemaluannya sampai mati kehabisan darah. Kendall melarikan diri dari rumahnya, satu hal yang dia tahu bahwa ia harus melaporkan perbuatan kaum sesat itu kepada yang berwajib. Sayangnya pihak berwajib tempat Kendall melapor juga adalah anggota The Brotherhood. Tidak ada pilihan bagi Kendall selain menyelamatkan dirinya dan bayi dalam kandungannya. Maka dimulailah petualangan Kendall.

Tidak lengkap suatu novel misteri Sandra Brown tanpa "pahlawan pria". Kali ini the hero is Dr. John McGrath. Dalam pelariannya, Kendall bertemu dengan anggota FBI ini dan dia diminta mengawal Kendall kembali ke South Carolina untuk menjadi saksi utama atas kasus yang melibatkan The Brotherhood. Ternyata FBI sendiri sudah lama memcurigai mengenai kelompok ini. Ketika mereka mengetahui tentang laporan Kendall setahun kemudian, mereka kemudian menangkap beberapa anggota The Brotherhood termasuk Gibb dan Matt Burnwood. Tapi tentu saja Kendall harus bersaksi. Sayangnya dalam perjalanan kembali ke South Carolina, mobil yang ditumpangi Kendall dan John McGrath mengalami kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya ingatan McGrath.

Novel setebal hampir 600 halaman ini betul-betul padat. Diceritakan dengan alur maju-mundur dan bergantian antara Kendall saat ini dan Kendall di masa lalu. Walaupun demikian, saya tidak bingung membacanya. Misteri demi misteri yang dibangun oleh Sandra Brown dari awal cerita saling berhubungan dan memperkaya novel ini. Bahkan ketika pembaca sudah merasa semua misteri sudah terungkap di bab terakhir, ternyata masih tersimpan satu misteri lagi. Apa itu? Saya tidak akan kasih spoiler kali ini.

Hal yang menarik perhatian saya ketika membaca novel ini adalah uraian Sandra Brown mengenai kelompok sesat yang menganggap diri mereka sebagai perwakilan Tuhan dan bertindak atas nama Tuhan untuk menghukum sesamanya. Kelompok orang fasik ini seringkali mengutip ayat-ayat Alkitab khususnya mengenai pembalasan "mata ganti mata", kepatuhan istri terhadap suami, dan kemurnian diri. Ada adegan dimana Kendall mengeluarkan argumentasinya pada Matt, suaminya mengenai khotbah yang mereka dengar di gereja, dimana Tuhan digambarkan sebegitu kejamnya tanpa cinta kasih. Sandra Brown bahkan menaruh satu ayat dari Alkitab sebagai kutipan di awal novel, yang saya rasa adalah benang merah dari novel ini.
Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik, ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya, tetapi hatinya penuh kejahatan -- Mazmur 28: 3
 Karena ceritanya lebih terfokus pada Kendall, aksi McGrath sangat sedikit porsinya dan terkesan hanya sebagai pelengkap dan pemanis saja. Kendall benar-benar digambarkan sebagai sosok tangguh, percaya diri, lincah dan sigap walaupun harus sering berbohong demi keselamatan dirinya. Well... empat bintang untuk aksi Kendall sang saksi.



#74 Wanita Lain


Judul Buku : Wanita Lain (The Other Woman)
Penulis : Jane Green
Halaman : 464
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


 “Siapa wanita paling berbahagia di dunia ini?”.
“Hawa”
“Kenapa?”
“Karena dia ga punya ibu mertua.” :D

Pernah dengar joke di atas? Walaupun itu hanya buat becandaan saja, tapi tidak jarang kita mendengar cerita tentang ibu mertua yang galak, sok mengatur, dan tidak akur sama menantu perempuannya. Sehingga tidak berlebihan kalau ada statement yang mengatakan “berbahagialah wanita yang bisa bersahabat dengan ibu mertuanya”.

Ellie Black, seorang wanita karir yang mapan, baru saja dilamar oleh Dan Cooper kekasihnya. Setelah beberapa waktu lamanya tinggal bersama, akhirnya mereka siap untuk membentuk keluarga. Dan pun langsung mengajak Ellie untuk mengunjungi keluarganya. Sebagai catatan, keluarga Dan selalu mengadakan acara makan siang bersama setiap minggunya. Ellie antusias sekali dengan ajakan tersebut. Pasalnya, Ellie memang mendambakan memiliki sebuah keluarga yang utuh. Ibunya sendiri meninggal karena kecelakaan pada saat dia berumur 13 tahun, dan ayahnya menikah lagi. Praktisnya Ellie merasa tidak punya keluarga. Bertemu dengan keluarga Dan adalah hal yang menyenangkan.

Keluarga Dan sendiri  terdiri atas Michael (ayah Dan), Linda (ibu Dan), Emma dan Richard (keduanya adalah adik Dan). Mendengan rencana pernikahan mereka, Linda langsung menawarkan diri untuk membiayai pernikahan tersebut. Ellie yang awalnya tidak setuju akhirnya mengiyakan permintaan Linda. Dan sendiri tidak pernah menolak apapun yang diucapkan Linda. Dalam pandangan Ellie, Linda adalah kepala keluarga. Tidak ada satupun anggota keluarga Cooper yang  membantah Linda.

Sejak saat itu, hampir setiap hari Linda menghubungi Ellie. Sebenarnya maksud Linda baik, dia ingin membuat Ellie merasa diterima sebagai keluarga. Tapi Ellie yang tidak terbiasa dengan perhatian berlebihan dari seorang ibu merasa terganggu. Apalagi ketika Linda mulai memaksakan keinginannya, memanipulasi segala cara agar semua berjalan sesuai keinginan dan rencana Linda. Ellie merasa tidak berarti. Seringkali Ellie meminta Dan untuk membelanya, tapi Dan merasa Ellie sangat kekanak-kanakan. Dan tidak mau menjadi orang yang berada di antara calon istri dan ibunya.

Linda akhirnya menjadi "pengganggu" di mata Ellie. Apapun yang dilakukan Linda adalah salah dalam penglihatan Ellie. Sebagai pembaca, saya sendiri merasa kesal dengan tingkah Linda yang selalu ingin ikut campur dalam rumah tangga dan kehidupan anaknya. Tapi kisah ini diceritakan dari PoV Ellie, wajar saja saya terpengaruh dengan sudut pandang Ellie. Puncaknya adalah ketika tanpa sengaja Linda menjatuhkan Tom, bayi Ellie, sehingga Tom mengalami patah tulang, pendarahan di otak, dan tidak sadar selama beberapa hari. Ellie tidak akan pernah lagi memafkan Linda.

Ellie menutup diri dari keluarga Cooper, kecuali dari Dan serta Emma (yang sudah menjadi sahabat Ellie). Tapi kelelahan fisik dan batin Ellie membuatnya juga menarik diri dari Dan. Mereka mulai tidak bicara satu sama lain dan akhirnya memutuskan berpisah. Ellie menyalahkan Linda atas semua hal yang terjadi padanya.

Novel ini pada dasarnya menarik, karena menyoroti kehidupan Ellie secara terbuka. Secara psikologis Ellie pantas merasa tidak aman ketika Linda berusaha masuk ke dalam kehidupannya. Ellie yang terbiasa mandiri tidak bisa menerima campur tangan Linda. Apalagi ditambah dengan kenyataan Ellie harus meninggalkan karirnya yang mapan demi bayinya membuatnya semakin menutup diri. Konflik dengan suaminya pun tidak terhindarkan karena Ellie menganggap Dan tidak pernah membela dia, sebagai wanita terpenting dalam hidupnya.

Tapi, saya agak terganggu dengan begitu banyaknya detail-detail yang perlu dijelaskan oleh Ellie. Misalnya saja mengenai model pakaian, kondisi hotel, bahkan Ellie terkadang menebak-nebak semua yang dipikirkan orang tentangnya. Wajar saja Ellie merasa lelah dengan kehidupannya. She thinks too much.

Saya juga suka dengan covernya, yang menggambarkan sepasang boneka pengantin yang diatur gerakannya oleh tali oleh pengendalinya. Jari wanita si pengendali sangat jelas menunjukkan adanya campur tangan wanita lain dalam kehidupan si pengantin, yang mengatur gerak gerik kedua pengantin tersebut. Saya mau kasih tiga bintang untuk kisah Ellie.

Bulan ini, anggota BBI mengadakan baca bareng fiksi terbitan Gramedia. Kalau saya melihat daftar bacaan saya tahun lalu dan tahun ini, hampir sebagian besar didominasi oleh buku-buku terbitan Gramedia. Wajar saja, Gramedia adalah penerbit buku terbesar di negara ini, dan paling aktif mengeluarkan fiksi-fiksinya baik itu fiksi karya anak bangsa maupun yang terjemahan. Bahkan pengelompokan fiksi seperti teenlit, chicklit, harlequin, metropop, misteri diawali oleh Gramedia, yang kemudian diikuti oleh penerbit-penerbit lainnya. Bisa dibilang Gramedia selalu menjadi trendsetter. Pokoknya kalau penerbitnya Gramedia, sudah punya jaminan tersendiri untuk buku tersebut (terlepas dari isinya). Seperti ada nilai tambah untuk buku yang diterbitkan oleh Gramedia. Itu menurut saya. Menurut kamu bagaimana?



#73 Letters To Sam


 Judul Buku : Letters To Sam
Penulis : Daniel Gottlieb
Halaman : 232
Penerbit : Gagas Media 

Jujur saja, saya tertarik membaca buku ini karena covernya. Dengan daun-daun maple, sebuah kursi goyang dan boneka. Pas banget dengan taglinenya "Pelajaran dari Seorang Kakek tentang Cinta, Kehilangan, dan Anugerah Hidup". Sang kakek bernama Daniel Gottlieb, seorang psikolog keluarga. Kakek ini mempunyai satu orang cucu bernama Sam. Karena merasa senasib dengan Sam, akhirnya dia menulis surat-surat untuk mencurahkan isi hatinya kepada Sam. Harapannya suatu saat nanti Sam akan membaca surat ini dan bisa memahami akan keadaannya.

Daniel mengalami kelumpuhan dan harus duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan. Ketika dia mengetahui bahwa Sam menderita autisme, dia merasa perlu untuk mempersiapkan Sam menghadapi dunia nantinya. Surat-surat yang ditulisnya selalu berawalkan kalimat "Dear Sam", dan berakhir dengan "Love, Pop" mengungkapkan rasa cinta seorang kakek kepada cucunya. Dalam buku ini, surat-surat tersebut terbagi menjadi enam bagian : Selamat Datang di Dunia; Tentang Keluargamu; Kau dan Aku, Sam; Tubuh, Pikiran dan Jiwa; Apa yang Menantimu; dan Tempatmu di Dunia. Saat membaca buku ini, saya merasa surat-surat itu tidak hanya ditujukan untuk Sam, tapi juga untuk saya. Seringkali saya membaca ulang beberapa bagian untuk lebih memahami kata per kata yang sebelumnya "menampar" saya.

Walaupun Sam divonis menderita autisme, Daniel tidak terlalu banyak membahas mengenai autisme di buku ini. Tapi dia melihatnya secara meluas yaitu bahwa seorang yang cacat fisik akan dipandang sebagai seorang yang berbeda. Hal ini yang diajarkan Daniel kepada Sam yaitu bagaimana menjadi seseorang yang berbeda.  Bagi Daniel yang sudah lebih dahulu mendapat label "berbeda" karena cacatnya, dia bisa mengatakan bahwa "Merasa berbeda" tidaklah sama dengan "menjadi berbeda".
Sam, aku ingin kau tahu bahwa menjadi berbeda bukanlah masalah. Ini sekedar menjadi berbeda. Tapi, merasa berbeda bisa menjadi salah. Ketika kau merasa berbeda, perasaan itu bisa benar-benar mengubah caramu melihat dunia. -- hal. 20
 Berangkat dari perbedaan itu, Daniel pun mengulas mengenai rasa aman. Daniel mengatakan,

rasa aman yang sebenarnya hanya datang saat kita merasa nyaman dengan diri kita yang sesungguhnya -- hal 156.

Sejauh apapun seseorang mencari rasa aman, dia tidak akan menemukannya selama dia belum menerima dirinya apa adanya. Daniel merasakan kepahitan dan keterpurukan ketika dia harus duduk di kursi roda dan tergantung pada orang lain. Lambat laun Daniel mulai bisa menerima apa adanya dirinya saat ini, dan dia ingin Sam juga bisa mamahami kondisi autis yang dideritanya.

 Dua hal di atas hanyalah sebagian kecil pelajaran yang bisa saya dapatkan dari buku ini. Rasanya hampir di setiap halaman ada kalimat-kalimat yang bisa diambil menjadi renungan untuk saya. Walaupun bertabur quote dan ajaran, ada beberapa bagian yang kurang sesuai dengan budaya Timur, misalnya mengenai pemahaman seks bebas yang umum dilakukan oleh anak laki-laki (di Barat) yang sudah dianggap dewasa. Latar belakang Daniel yang seorang psikolog membuat dia mengambil beberapa ajaran agama (Kristen, Yahudi, Sufi, Buddha) sebagai bahan pengetahuan untuk dia gunakan dalam pekerjaannya. Saya setuju dengan beberapa teman Goodreads yang menyarankan membaca buku ini dengan pikiran terbuka dan menyaring setiap pelajaran yang didapat didalamnya.


#72 Beastly


Judul Buku : Beastly
Penulis : Alex Flinn
Halaman : 409
Penerbit : Mizan Fantasy 


Sebagian besar orang dibesarkan dengan kisah-kisah Disney, salah satunya adalah Beauty and The Beast. Kisah tentang seorang gadis cantik yang akhirnya jatuh cinta pada si Buruk Rupa, dan setelah cinta itu bersemi si Buruk Rupa berubah menjadi pangeran tampan. Kisah Beauty and the Beast itu sendiri punya banyak variasi, tergantung negaranya. Saya pribadi lebih familiar dengan versi Disney.  Kali ini, Alex Flinn mengangkat kisah tersebut dengan sentuhan modern. Novel fantasy Young Adult berjudul Beastly mengajak kita melihat kembali kisah legendaris tersebut. Kalau di versi Disney kita melihat cerita berdasarkan sudut pandang Beauty, di Beastly kita akan melihatnya dari sudut si Buruk Rupa.

Adalah Kyle Kingsbury, pemuda tampang berambut pirang, bermata biru, putra pengusaha kaya raya Rob Kingsbury. Karena ketampanannya, tentu saja dia menjadi lelaki idaman dan idola gadis-gadis di sekolahnya. Kyle menjadi seorang yang arogan, sombong dan angkuh. Di suatu pesta tahunan, Kyle mengajak seorang gadis aneh bernama Kendra. Tentu saja dia tidak serius. Kencan sebenarnya adalah gadis cantik (yang juga sama angkuhnya) bernama Sloane. Untuk menghadiri pesta itu, Sloane meminta Kyle membawa korsase anggrek ungu. Sayangnya pembantu di rumah Kyle, Magda, hanya membeli korsase mawar putih.  Sloane tentu saja menolak korsase tersebut.  Tetapi Kyle tetap saja menyimpan korsase itu. Setibanya di lokasi pesta, Kyle memberikan korsase mawar itu pada seorang gadis penjaga pintu. Di pesta, Kendra melihat Kyle berciuman dengan Sloane.

Kendra yang sebenarnya sudah tahu dia dipermainkan oleh Kyle, muncul di rumah Kyle menjelang tengah malam. Kendra ternyata seorang penyihir, dan karena sudah disakiti, Kendra mengutuk Kyle menjadi seorang yang buruk rupa seburuk hatinya. Wujud Kyle berubah menjadi seperti serigala dengan banyak rambut tumbuh di badannya. Kutukan itu akan patah jika Kyle menemukan cinta sejatinya. Dan Kyle hanya punya waktu 2 tahun.

Setelah berubah menjadi "Beast", Kyle disingkirkan oleh ayahnya. Dia dikurung dalam sebuah rumah hanya ditemani oleh Magda, pembantunya dan Will, tentornya yang buta. Di tempat pengasingannya Kyle menemukan hobby baru, berkebun mawar. Dia membuat sebuah rumah kaca yang hanya berisi aneka mawar. Kyle berganti nama menjadi Adrian. Suatu waktu, seorang pria mabuk mendobrak rumah kaca-nya untuk merampok. Kyle menemukan pria tersebut. Karena takut akan dibunuh oleh Kyle yang seperti hewan buas, pria itu menawarkan putrinya, Lindy, sebagai ganti nyawanya.

Lindy atau Linda, ternyata gadis penjaga pintu yang pernah menerima bunga mawar dari Kyle. Jauh dalam hati Lindy, dia juga menyukai Kyle, pria tampan di sekolahnya. Tapi menjadi tawanan Adrian yang buruk rupa sama sekali tidak ada dalam impiannya. Hanya saja Lindy tidak punya pilihan lain. Demi ayahnya, dia menjalani hari-harinya sebagai tawanan. Seperti kisah Beauty and the Beast, Adrian dan Lindy mulai saling menyukai satu sama lain tapi tidak pernah saling mengungkapkannya. Singkat cerita (daripada jadi spoiler... hehe) Adrian dan Lindy menjadi pasangan yang berbahagia.

Tapi.... saya berani ngasih empat bintang. Bukan hanya karena kisah romantisnya saja, tapi sudut pandang yang berbeda dengan kisah klasik legendaris itu membuat novel ini punya "rasa lain". Saya jadi tahu bagaimana pergumulan diri si Buruk Rupa, transformasi yang dia alami bukan hanya semata-mata soal fisik, tapi juga sikap dan pribadinya. Selain itu, Kyle a.k.a Adrian selama dalam masa pengasingan menghabiskan waktunya dengan belajar sastra klasik. Dia melahap habis buku-buku klasik seperti Jane Eyre, Les Miserables, dan A Little Princess. Bersama Will dan Lindy, mereka mendiskusikan buku-buku itu.

Novel ini sudah diangkat juga menjadi film layar lebar berjudul sama, yang diperankan oleh Alex Prettyfer sebagai Kyle, Vannesa Hudgens sebagai Lindy, dan Mary-Kate Olsen sebagai Kendra. Hanya saja kisah di film agak berbeda dengan di bukunya. Kalau di buku pembantu Kyle bernama Magda, di film namanya Zola. Trus di filmnya Kyle tidak berubah menjadi seperti hewan, melainkan menjadi pria gundul bertato (yang tetap masih cakep menurut saya). Waktu pencarian cinta-nya Kyle juga dipersingkat menjadi satu tahun di filmnya. Jadi penasaran mau nonton filmnya.

Ohya, waktu nandain buku ini di Goodreads, saya menemukan kalau Beastly itu adalah Kendra Chronicles #1. Ada juga Kendra Chronicles #0.5 yang bercerita tentang Lindy, dan Kendra Chronicles #2 yang bercerita tentang Kendra.Tentunya saya berharap Mizan Fantasy mau menerjemahkan Kendra Chronicles #2.  :)



#71 Daring Moves


Judul Buku : Daring Moves
Penulis : Linda Lael Miller
Penerbit : Harlequin Books 

Bacaan ringan di akhir minggu saya pilih dari koleksi ebook romance Harlequin, sekaligus memenuhi tantangan membaca minimal satu novel berbahasa Inggris. Kali ini Linda Lael Miller memilih dua orang tokoh utama, Amanda Scott dan Jordan Richards. Tema yang diusung adalah masalah kepercayaan diri atas suatu hubungan. Tema yang lazim, sehingga tidak membuat kening saya berkerut di akhir minggu ini :)
Amanda Scott baru saja pulih dari hubungan yang dianggapnya suatu kesalahan. Dia jatuh cinta pada James yang ternyata sudah mempunyai istri. James sendiri akhirnya mengaku bahwa hubungannya dengan istrinya tidaklah berhasil. Tapi Amanda tidak mau menjadi "the other woman" , dan dia memutuskan James.

Ternyata saudaranya, Eunice, juga mengalami hal yang sama. Bedanya adalah Eunice adalah seorang istri yang rumah tangganya hancur gara-gara seorang wanita lain yang disukai suaminya. Bermaksud menghibur adiknya, Amanda membelikan hadiah natal  berupa sebuah buku psikologi bertopik pemulihan suatu hubungan. Di saat mengantri untuk mendapatkan tanda tangan penulisnya, dia bertemu dengan Jordan Richards. Perkenalan mereka kemudian dilanjutkan dengan makan malam dan beberapa kencan berikutnya.

Tepat di saat Amanda mulai menjalin hubungan dengan Jordan, James datang kembali ke kehidupan Amanda. Dengan segala upaya James membujuk  Amanda untuk kembali kepadanya, yang tentu saja ditolak oleh Amanda. Tanpa disangka, James mengalami serangan jantung ketika dia sedang memohon kepada Amanda di dalam apartemen Amanda. Untungnya, James masih bisa diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.

Hubungan antara Amanda dan Jordan mendapatkan ujian ketika Amanda mengetahui masa lalu Jordan. Jordan mempunyai dua orang putri dari pernikahannya sebelumnya. Istrinya sendiri meninggal dalam suatu kecelakaan. Ketika Amanda mendapati bahwa Jordamasih menyimpan foto istrinya, Amanda kembali merasa menjadi "the other woman" dalam kehidupan Jordan. Amanda tidak mau membuat kesalahan kedua kalinya. Di waktu yang bersamaan, Amanda dihubungi dari rumah sakit mengabarkan James sedang sekarat dan mencari Amanda. Amanda datang ke rumah sakit, dan mendengarkan rayuan James tentang dia tidak punya harapan hidup jika Amanda tidak kembali padanya.

Mulai dari sini saya kesal sama Amanda. Dengan bodohnya Amanda menjanjikan pada James bahwa dia akan kembali pada James jika James berjanji untuk sembuh. Hello??? Amanda ini benar-benar naive dan selfish. Dengan alasan dia tidak mau menjadi penyebab kematian James, dia mau kembali pada James dan menjadi "the other woman" kembali? Plin-plan deh. Pikirannya hanya berpusat pada dirinya saja. Sudah gitu dia masih berharap Jordan mau memahami posisinya.

Saya sempat berpikir, kenapa judulnya Daring Moves? Ternyata di dalam novel ini bukan hanya soal krisis kepercayaan diri, tetapi juga bagaimana seseorang (dalam hal ini Amanda) memiliki keberanian untuk menjalani suatu hidup yang baru, lepas dari kehidupan lamanya, dan dari pikiran-pikiran yang justru membuatnya tidak move on.  Seperti kata ayah tiri Amanda berikut ini
A person can't expect to win in life if they're afraid to take a risk.
 Soal ending-nya, ini Harlequin. Tokoh utama selalu berbahagia selamanya. Tapi dengan pemikiran Amanda yang plin-plan saya hanya mau ngasih dua bintang saja untuk novel ini.





#70 Misi Terakhir Maitland


Judul Buku : Misi Terakhir Maitland (Never Say Die)
Penulis : Tess Gerritsen
Halaman : 352
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Baru kali ini membaca Harlequin tapi porsi romance-nya sedikit sekali. Nyaris steril... hehe. Yang kerasa kental malah petualangan tokoh utamanya. Yang unik lagi lokasinya bukan di Amerika sana, tapi di Bangkok dan Vietnam.

Tahun 1970, di perbatasan Laos-Vietnam, penerbangan Air America yang dikemudikan oleh William "Wild Bill" Maitland jatuh di pegunungan Vietnam dan dinyatakan hilang. Hanya satu awak yang berhasil selamat, sementara pilotnya tidak pernah diketemukan. Pada saat saya membaca novel ini, saya langsung teringat dengan pesawat Sukhoi yang jatuh di Gunung Salak Bogor, dan sempat dinyatakan hilang sebelum ditemukan oleh Tim SAR. Awak yang selamat dari pesawat Air America itu, Valdez, akhirnya bisa kembali ke Amerika. Tapi hanya sehari saja hidup di Amerika, Valdez ditemukan tewas bunuh diri dengan menembak kepalanya.

Dua puluh tahun kemudian, Wilone Jane Maitland (Willy) putri Bill Maitland, melakukan pencarian terhadap ayahnya. Sebenarnya Willy tidak mau melakukannya karena dia membenci ayahnya yang lebih mencintai pekerjaannya daripada dirinya dan ibunya. Tapi Ann Maitland yang sekarat karena kanker, meminta Willy melanjutkan pencarian ayahnya. Willy yang sangat menyayangi ibunya, melihat begitu besar cinta ibunya pada ayahnya, memenuhi permintaan terakhir ibunya yang sekarat itu. Maka dimulailah petualangan Willy di Bangkok dan Vietnam. Anehnya, semua pihak terkait di pemerintahan selalu menyuruh Willy menghentikan pencarian ayahnya. Aksi tutup mulut itu entah mengapa membuat Willy yakin ayahnya masih hidup.

Kisah Harlequin tidak lengkap tanpa ada tokoh pria-nya. Guy Barnard, seorang mantan prajurit Vietnam, mendapatkan tugas untuk mencari prajurit perang bernama Friar Tuck. Menurut catatan yang diberikan kepada Guy, Friar Tuck adalah seorang pilot. Guy harus menjemput pria tersebut, entah itu masih hidup atau sudah tingal tulang belulang saja. Ketika Guy bertemu dengan Willy yang mencari ayahnya, Guy pun memanfaatkan Willy dan memaksa gadis itu untuk menerima dia sebagai rekan. Mungkinkah Friar Tuck itu adalah Bill Maitland? Jika Bill masih hidup, apa rahasia yang dia bawa hingga dia harus bersembunyi selama dua puluh tahun?

Saya memberikan jaminan happy ending khas Harlequin untuk kedua tokoh utama, Willy dan Guy. Meskipun kemana mereka pergi selalu ada jejak darah yang tertinggal. Semua orang yang menjadi nara sumber mereka satu per satu mati. Keselamatan mereka sendiri tidak terjamin baik oleh pemerintah Vietnam apalagi oleh pemerintah Amerika.

Penggambaran lokasi yang melatar belakangi kisah ini cukup membangkitkan daya khayal saya. Kondisi Vietnam pasca perang yang belum tertata dan kumuh, serta hutan-hutan lebat yang menyimpan banyak misteri membuat aura petualangan di buku ini lebih mengigit. Sayangnya ketika pencarian terhadap Bill Maitland dibuat berlarut-larut, penyelesainnya malah terkesan terburu-buru. Tapi adanya twist di akhir cerita membuat kisah ini tidak mudah ditebak dan sukses mendapatkan bintang tiga dari saya. :)

Terima kasih untuk Matris atas pinjaman bukunya via PinjamBuku.org


PS. Postingan untuk Name In A Book Challenge 2012

#69 Pride and Prejudice


Judul Buku : Pride and Prejudice
Penulis : Jane Austen
Halaman : 588
Penerbit : Qanita 


Pertama kali mengetahui kisah ini adalah waktu menonton DVDnya di rumah sepupu saya. Masih belum ngeh kalau kisah ini termasuk salah satu kisah roman populernya Jane Austen. Saya memilih untuk menonton DVDnya karena suka dengan cover DVD yang romatis habis. Tapi alih-alih romantis, saya dan sepupu malah ketiduran saat menontonnya karena filmnya membosankan. :)

Baru sejak bergabung dengan BBI, saya baru sadar bahwa Pride and Prejudice termasuk dalam novel roman klasik. Banyak teman-teman yang membicarakannya, tapi saya tidak begitu tertarik karena filmnya saja tidak bagus. Tapi kemudian setelah membaca beberapa novel klasik, saya jadi penasaran dengan novel Pride and Prejudice. Beruntung salah seorang mahasiswa saya mau meminjamkan bukunya ke saya. Akhirnya, hari ini, setelah lama dicuekin di rak buku, Pride and Prejudice menemani saya saat saya terbaring sakit karena demam :)

Mr. Bennet dan Mrs. Bennet mempunyai lima orang anak gadis (Jane, Lizzy, Mary, Kitty dan Lydia) yang cantik tapi belum menikah. Berhubung mereka bukan keluarga yang kaya dan tak satupun dari anak gadisnya itu yang akan mewarisi rumah dan tanah yang mereka tempati, Mrs. Bennet merasa perlu untuk mencarikan pasangan untuk anak-anaknya. Tentu saja dia haruslah pria yang kaya dan terhormat. Ketika desa mereka didatangi oleh seorang pemuda kaya, Mr. Bingley, Mrs. Bennet segera menyuruh suaminya untuk menemui pria tersebut. Singkat cerita, usaha mereka berbuah manis. Mr. Bingley memang menyukai Miss Bennet yang sulung (Jane).

Ternyata Mr. Bingley tidak datang sendiri. Dia ditemani adik perempuannya Miss Bingley, dan sahabatnya Mr. Darcy. Sayang sekali watak dan perilaku Mr. Darcy sangat jauh berbeda dengan Mr. Bingley yang ramah. Dia angkuh, sombong, dan menganggap rendah gadis-gadis Bennet. Lizzy adalah orang pertama yang menyatakan ketidak sukaannya terhadap Mr. Darcy, karena Mr. Darcy tidak mengajaknya berdansa, padahal dia berada tidak jauh dari Mr. Darcy sepanjang malam.

Seterusnya, kisah ini berlanjut dengan upaya keras Mrs. Bennet menjodohkan anaknya Jane dengan Mr. Bingley. Segala cara dilakukan Mr. Bennet bahkan menyuruh anaknya berhujan-hujan berkuda ke rumah Mr. Bingley, hanya agar anaknya sakit dan tinggal di rumah itu. Dooh... ibu ini, saking silaunya sama kekayaan Mr. Bingley malah mengorbankan anaknya. Untungnya Jane juga menyukai Mr. Bingley, jadi dia tidak mengeluh soal itu.

Sebenarnya kisah dalam buku ini ditujukan untuk Lizzy dan Mr. Darcy (seperti yang tertulis di ringkasan pada cover belakang buku). Tapi kisah antara Mr.Darcy dan Lizzy sendiri tidak banyak.  Tapi entah kenapa, saya cukup bersabar membaca cerita ini hingga sampai ke halaman tengah dimana Mr. Darcy dengan pedenya menyatakan cintanya pada Lizzy, tapi malah ditolak Lizzy. Lizzy sendiri menolaknya karena mendengar hal-hal buruk (dan tentu menyaksikan langsung perangai yang angkuh) dari Mr. Darcy.
"Sejak awal, perangaimu, keangkuhanmu, sikap acuh tak acuhmu, jadi landasan kebencianku padamu. Belum sebulan mengenalmu, aku sudah tahu bahwa kau adalah pria yang takkan mungkin kunikahi."
 Lalu dimana letak romantismenya? Menurut saya romatismenya adalah ketika Lizzy menyadari bahwa pandangannya terhadap Mr. Darcy salah, dan diam-diam dia berharap Mr. Darcy akan melamarnya sekali lagi. Walaupun bertemu berkali-kali, tapi Mr. Darcy tidak juga melakukannya. Ketika Lizzy tahu bahwa Mr. Darcy diam-diam banyak melakukan kebaikan pada keluarganya, Lizzy makin nelangsa.

Dari beberapa review teman-teman, banyak yang menceritakan kebosanan membaca buku ini. Tapi anehnya saya malah menikmati buku ini. Yah... ada beberapa adegan yang terkesan dilebih-lebihkan, juga surat-surat yang berbelit-belit dengan kata-kata indah. Dan, ohya, kurangnya porsi antara Lizzy dan Mr. Darcy juga membuat saya mengurangi porsi bintangnya.

Don't judge a book by it's movie. Pepatah ini cocok buat pengalaman saya dengan Pride and Prejudice. Ternyata membaca bukunya memang lebih asyik dibandingkan menonton filmnya. Mungkin karena waktu itu saya tidak tahu apa-apa soal kisah roman ini. Dan sekarang setelah membaca bukunya saya malah jadi pengen nonton filmnya lagi.



#68 The Wedding Games


Judul Buku : The Wedding Games
Penulis : Fanny Hartanti
Halaman : 240
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


The Wedding Games adalah buku kedua Fanny Hartanti yang saya baca setelah C'est La Vie. Masih bergenre metropop, menceritakan wanita karier dengan segala permasalahannya. Kali ini tokoh utama adalah Dania Kartanegara, pemilik wedding organizer terkenal di Indonesia, presenter acara kuliner di TV, penulis buku-buku resep yang menjadi best seller. Cukup unik menurut saya, dengan pilihan karirnya yang sedikit berbeda dengan metropop lainnya yang tidak jauh dari wanita kantoran. Yah... walaupun Dania diceritakan punya kantor juga, tapi tetap pilihan kariernya "berbeda".

Dania adalah istri dari Dion Dirgantara. Seorang banker dengan posisi General Manager.  Tipikal lelaki yang menjunjung persamaan derajat antara pria dan wanita dalam berkarir. Sebenarnya tidak masalah baginya dengan pilihan karir Dania, toh dia juga yang awalnya menyuruh Dania bekerja di luar rumah untuk mengalihkan perhatiannya dari kondisi kesehatannya yang membuat Dania sulit memiliki keturunan. Dion juga yang mengubah Dania dari seorang wanita yang bercita-cita menjadi ibu, menjadi wanita karir dengan jadwal padat.

Konflik dalam buku ini sederhana. Ego Dion tersulut melihat kenyataan Dania menjadi jauh lebih populer dan sibuk dibandingkan dirinya. Dion menganggap Dania kurang perhatian sama keluarga, Dania menganggap Dion tidak konsisten dengan dukungannya terhadap karir Dania. Ditambah sedikit masalah di tempat kerja masing-masing, membuat Dion dan Dania akhirnya pisah ranjang.  Lalu siapa yang menang dan siapa yang mengalah?

Novel ini diceritakan dalam dua PoV yang berbeda (ditandakan dengan perbedaan jenis huruf). Satu dari sudut pandang Dania dan satu lagi dari sudut pandang orang ketiga yang fokus pada Dion. Porsinya sama, tapi saya lebih suka pada PoV orang ketiga karena lebih banyak dialognya.

Tadinya saya berpikir, novel ini akan berakhir bahagia dengan kenyataan Dania akhirnya bisa hamil. Soalnya Dania digambarkan secara konsisten menjadi wanita yang galau dan bimbang hampir di sepanjang novel ini. Toh di awalnya ada adegan dimana Dion dan Dania "berusaha membuat" anak :) Ternyata ending-nya......(sensored)



#67 Boneka Tidur (The Sleeping Doll)


Judul Buku : Boneka Tidur (The Sleeping Doll)
Penulis : Jeffery Deaver
Halaman : 632
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Kathryn Dance, mantan wartawan yang sekarang bekerja di CBI (California Bureau Investigation) ditunjuk untuk menginterogasi Daniel Pell terkait kasus pembunuhan Robert Herron.Untuk keperluan interogasi tersebut, Pell dibawa ke gedung pengadilan. Sayangnya, di lokasi tersebut Pell mampu meloloskan diri setelah membunuh dua orang petugas. Pell sendiri sebelumnya sudah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena terbukti telah membunuh satu keluarga Croyton yang terdiri dari ayah, ibu dan dua orang anak. Sebenarnya bukan sepenuhnya satu keluarga yang dibunuh oleh Pell, karena pembunuhan malam itu menyisakan satu orang anak perempuan (si bungsu) yang malam itu tertidur lelap dan berhasil selamat. Si anak perempuan yang dijuluki  "boneka tidur" itu sekarang diasuh oleh paman dan bibinya.

Maka dimulailah pengejaran atas Daniel Pell yang dipimpin langsung oleh Kathryn Dance. Dance pun meminta bantuan Michael O'Neill, Kepala Deputi Kantor Sheriff. Berdua mereka melacak keberadaan Pell, dan mengumpulkan kembali beberapa orang yang pernah terkait dengan kejahatan Pell di masa lalu. Pell sendiri dianggap menganut satu sekte tertentu, dimana dia dikenal sebagai Putera Monson. Pell memiliki kemampuan memanipulasi orang terdekatnya (biasanya wanita) untuk melakukan tindak kejahatan. Misalnya saja tiga wanita yang pernah terlibat dalam kehidupan Pell di masa lalu (Samantha, Linda dan Rebecca), ketiganya pernah menjadi pencuri dan perampok bahan makanan karena pengaruh Pell. Ketiga wanita ini hidup bersama Pell dalam satu rumah, dan menjadi kekasih Pell.

Sementara itu, Daniel Pell sendiri meloloskan diri dengan bantuan seorang wanita bernama Jennie yang merupakan pemuja Pell. Masa lalu Jennie yang buruk (ayahnya pergi meninggalkan keluarga, ibunya pembauk, dan mantan suaminya gemar memukul) membuat Jennie mampu tunduk dalam pengaruh Pell. Pell memanfaatkan Jennie dengan cara berpura-pura jatuh cinta pada Jennie dan membuat wanita itu merasa istimewa. Jennie pula yang melakukan pencurian mobil-mobil yang digunakan oleh mereka selama dalam pelarian.

Lalu apa sebenarnya tujuan Pell melarikan diri? Mengapa dia tetap berada di Semenanjung Monterey, California? Apa hubungannya dengan gadis "boneka tidur"?

Buku ini bukan hanya bercerita mengenai pengejaran fisik tim CBI terhadap Pell dan Jennie, tapi juga menceritakan sisi psikologis yang dalam baik di pihak Agen Dance maupun Pell. Agen Dance yang adalah ahli kinesik ( mampu mendeteksi kebohongan seseorang berdasarkan gerak-geriknya) seringkali digambarkan sedang mengamati lawan bicaranya. Di samping itu, persoalan pribadinya dengan anak-anaknya sejak suaminya meninggal juga menyinggung masalah psikologis. Pell sendiri digambarkan sebagai tokoh yang berkarisma dan bisa memanipulasi orang lain melalui kondisi psikologis orang itu. Dengan penggambaran perilaku Pell sebagai suatu sekte, Pell dianggap sebagai orang yang berbahaya.

Sejujurnya, saya menyukai ide ceritanya dan beberapa twist yang ada dalam novel misteri ini, dimana akhirnya benar-benar tidak dapat ditebak dan masih menimbulkan tanda tanya. Hanya saja, dengan begitu banyak penggambaran psikologis yang dilakukan oleh penulis novel ini secara berulang-ulang sedikit membosankan. Untuk kejadian selama enam hari (bab-bab di buku ini dibagi dalam enam hari, Senin - Sabtu) memerlukan enam ratus halaman lebih. Pengulangan yang paling sering terjadi adalah mengenai keahlian kinesik Agen Dance. Selain itu, gadis "boneka tidur" yang dijadikan judul dalam buku ini baru hadir di pertengahan cerita, dan hanya muncul dalam beberapa bab saja.

Membaca buku ini membuat saya teringat dengan serial televisi Lie To Me, yang mana tokoh utamanya Dr. Cal Lightman juga membantu penegak hukum dalam melakukan investigasi berdasarkan mikroekspresi dan bahasa tubuh. Kemampuan ini sendiri sangat keren menurut saya. :)

 Ternyata, buku ini adalah bagian pertama dari serial Kathryn Dance oleh Jeffery Dancer. Buku berikutnya Roadside Crosser dan XO belum ada yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Well, saya rasa dengan tiga bintang untuk Boneka Tidur ini, membuat saya ingin membaca novel Jeffery Deaver lainnya.