~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#104 Breakfast at Tiffany's


Judul Buku : Breakfast at Tiffany's
Penulis : Truman Capote
Halaman : 97 (ebook)
Penerbit : Penguin Classic

Tema baca bareng BBI bulan Agustus adalah membaca salah satu buku dari daftar "1001 books you must read before you die"Daftar ini dibuat oleh beberapa kritikus sastra di seluruh dunia dan dikompilasi oleh Peter Boxall, seorang professor di Sussex University. Bukunya sendiri sudah diterbitkan pada tahun 2006 dengan judul yang sama. Dari 1001 buku itu, saya memilih satu judul novella yang sudah sangat terkenal, Breakfast at Tiffany's karya Truman Capote.

Breakfast at Tiffany's menceritakan tentang kehidupan seorang wanita sosialita  (berumur 18-19 tahun) bernama Holly Golightly dari sudut pandang seorang pria (narator tanpa nama) yang dipanggil dengan sebutan "Fred" oleh Holly. Fred sendiri adalah nama saudara laki-laki Holly yang sangat disayanginya. Holly tinggal di apartemen yang sama dengan si narator di Manhattan's Upper East Side. Holly tidak punya pekerjaan, tetapi kehidupannya sangat sibuk dari satu pesta ke pesta lainnya. Siapa Holly sebenarnya adalah misteri bagi sesama penghuni apartemen itu. Holly membuat kartu namanya dengan tulisan "Holiday Golightly : Travelling". Entah maksudnya apa, yang pasti pekerjaannya bukan sebagai treveler.

Holly kemudian mulai menjalin persahabatan dengan narator ketika suatu malam Holly masuk ke dalam apartemennya lewat pintu darurat. Sedikit demi sedikit kehidupan Holly terbuka, mulai dari kekasih-kekasihnya, impiannya maupun masa lalunya.  Salah satu kisah masa lalu Holly terkuak ketika suaminya (Doc Golighty) datang mencarinya. Holly sebenarnya bernama Lulamae, dan menikah dengan Doc ketika berusia 14 tahun.Suatu waktu Lulamae meninggalkan rumah dan tidak pernah kembali lagi. Selama lima tahun suaminya mencari dia, dan ketika menemukannya Holly menolak untuk kembali kepada suaminya.

Ceritanya cepat dan datar. Saking datarnya, sampai akhir novella ini saya merasa tidak menemukan apa-apa selain kisah hidup Holly yang glamour dan penuh intrik. Saya penasaran, kenapa kisah ini dimasukkan dalam daftar buku yang harus dibaca sebelum mati? Apa istimewanya? Akhirnya saya mencoba mencari jawabannya di internet, dan menemukan situs ini. Di sana, dibahas bab per bab maksud dari novella ini. Saya akan mencoba menuliskan sedikit yang bisa saya dapatkan dari sana.

Novella ini menceritakan mengenai stabilitas versus kebebasan. Dua tokoh utama (Holly dan narator) mencerminkan keinginan yang bertolak belakang. Narator adalah orang yang hidupnya berusaha untuk stabil (punya apartemen yang nyaman, pekerjaan yang tetap) sementara Holly selalu mencari kebebasan (lari dari rumahnya, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, mengikuti pesta-pesta, bergaul dengan banyak pria). Keduanya punya pandangan berbeda mengenai "rumah".

For Holly, the distinction between stability and freedom is articulated by two of the novella's major symbols: animals (including Holly's cat) and Tiffany's (in which Holly feels properly "at home"). Holly despises the caging of animals, and refuses to name her cat. As a "wild thing", she feels he doesn't "belong" to her. Her fantasy that one day she will have, "breakfast at Tiffany's," an absurdity since Tiffany's does not serve food, indicates her choice to avoid stability by casting it in the unattainable ideals of fantasy.
 Hal lain yang bisa dijumpai dalam novella ini adalah berbagai macam jenis hubungan yang dijalani Holly. Bersama Rusty Trawler, Holly digambarkan sebagai seorang yang perhatian terhadap pria yang lebih muda darinya. Bersama Jose, Holly mencukupi kebutuhan seksualitasnya. Bersama Mag (teman wanitanya), Holly adalah teman berbagi apartemen dan kehidupan sosial. Bersama Berman, Holly mencapai impiannya menjadi aktris. Bersama Doc Golightly, Holly mendapatkan perlindungan dan makanan. Bersama narator (btw, si narator ini dianggap gay oleh Capote), Holly mendapatkan persahabatan. Kehidupan Holly digambarkan oleh Truman Capote mewakili beberapa gambaran masyarakat Amerika pada waktu itu (tahun 1958, saat novella ini diterbitkan) dengan berbagai kebutuhan atas suatu hubungan.

Salah satu ciri literatur dari Barat pada waktu itu adalah tokohnya yang digambarkan memiliki karakter bebas, liar, dan sedikit misterius (bandingkan dengan tokoh-tokoh novel klasik lainnya). Holly Golightly mewakili semua karakter tersebut. Mungkin itu maksudnya di kartu nama Holly dituliskan "travelling", karena dia adalah gambaran dari kebebasan hidup.


So, walaupun saya sendiri tidak bisa menemukan "pentingnya" buku ini untuk dibaca sebelum mati, tapi kalau merunut ke studi literatur yang saya dapatkan, jelas bahwa novella ini berpengaruh di daerah Amerika sana. Novella ini kemudian lebih terkenal lagi ketika diadaptasi menjadi sebuah film komedi romantis dengan judul yang sama, yang menampilkan Audrey Hepburn dengan black longdress dan pipa panjang-nya. Film Breakfast at Tiffany's mendapatkan penghargaan Academy Award untuk kategori Musik Asli Terbaik dan Lagu Terbaik. Ohya, kata beberapa teman yang pernah membaca novella ini, lebih pas lagi kalau dibacanya sambil mendengarkan lagu Breakfast at Tiffany's dari Deep Blue Something.



#103 The Girl Who Kicked The Hornet's Nest


Judul Buku : The Girl Who Kicked The Hornet's Nest
Penulis : Stieg Larsson
Halaman : 984
Penerbit : Qanita

Buku ketiga dari Series Millenium ini benar-benar memuaskan. Kalau di buku pertama bertemakan ekonomi, buku kedua mengambil segmen matematika, maka di buku ketiga bernuansa politik.  Di sini, baik Lisbeth maupun Mikael mendapatkan porsi yang sama. Seperti judulnya, si gadis alias Lisbeth benar-benar mengusik sarang lebah yang dalam hal ini adalah Seksi Analisis Khusus.

Di akhir buku kedua, The Girl Who Played With Fire, Lisbeth mengalami sejumlah luka tembak. Tapi yang terparah adalah peluru yang menembus tengkoraknya dan terperangkap di antara otaknya. Tim dokter yang menolongnya berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Lisbeth, termasuk juga fungsi otaknya. Hasilnya,  Lisbeth tidak kehilangan kemampuan khususnya kecuali dalam hal analisis matematika. Masalah berikutnya yang harus dihadapi oleh Lisbeth adalah pengadilan terhadap beberapa tuntutan kejahatan.

Ayahnya, Zalachenko, yang sempat mengalami luka parah akibat tebasan kampak oleh Lisbeth juga selamat. bahkan ayahnya mengalami kesembuhan yang lebih cepat dibandingkan Lisbeth. Sayangnya, "para lebah" tidak lagi bisa melindungi mantan agen Rusia tersebut. Zalechenko dibunuh di rumah sakit tempatnya dirawat. Pembunuhnya, Evett Gullberg adalah pimpinan Seksi Analisis Khusus, juga tewas karena kanker setelelah sukses membunuh Zalachenko.

Sekali lagi saya dibuat jatuh suka pada tokoh Lisbeth. Hanya dengan berbekal PDA, dia mampu mengumpulkan data untuk pembelaan dirinya, padahal dia sedang dirawat di rumah sakit dalam penjagaan khusus (diisolasi). Tentu saja dia dibantu oleh teman-temannya di Republik Hacker. Dengan gadget tersebut juga, dia mampu berhubungan dengan Mikael yang fokus untuk membuktikan bahwa Lisbeth tidak bersalah, sekaligus membongkar aib di pemerintahan. Yang menarik, Lisbeth bahkan sempat-sempatnya membantu Erika mengatasi masalah di tempat kerjanya. Hebat!!

Dari ketiga buku dalam series Millenium, bisa saya katakan buku ini yang paling padat, penuh konflik, dan super rame (tokoh-tokohnya banyak beneerr...). Dan ohya, gaya Don Juan-nya Mikael kembali lagi di sini, sudah gitu affair-nya dengan salah satu tokoh penting yang membantu dia dalam mengungkap kasus Lisbeth :mrgreen:



#102 The Day I Swept My Dad For Two Goldfish


Judul Buku : The Day I Swept My Dad For Two Goldfish
Penulis : Neil Gaiman 
Halaman : 64 (ebook)
Penerbit : Harper Collins

Siapa yang pernah berpikir ingin bertukar salah satu anggota keluarga kita yang tidak begitu kita sukai dengan orang lain? Well, saya pernah. Waktu kecil dulu, kalau saya sedang bertengkar dengan kakak atau adik saya seringkali ingin menukar mereka dengan kakak atau adik yang "sayang" pada saya :D Itu pemikiran saya waktu masih kecil dulu.

Ternyata Neil Gaiman mengalami hal yang sama. Suatu waktu anaknya ingin menukar dirinya dengan ikan mas, hanya karena saat itu anaknya marah karena disuruh tidur oleh Gaiman. Maka dibuatlah cerita pendek yang kemudian disempurnakan oleh Dave McKean dengan ilustrasinya yang indah.

Seorang anak laki-laki sedang bermain dengan adik perempuannya, sementara ayahnya asyik membaca koran. Karena mulai jenuh, dia menganggap ayahnya membosankan karena tidak bisa bermain dengannya ketika sudah memegang koran. Datanglah Nathan, temannya membawa sebuah akuarium dengan dua ikan mas. Anak laki-laki ini tertarik, dan sesaat kemudian dia menukar ayahnya dengan kedua ikan mas tadi.

Ketika ibunya pulang dan mencari ayahnya, si adik perempuan melaporkan perbuatan kakaknya pada sang ibu. Ibunya kesal, dan segera menyuruh mereka untuk menukar kembali kedua ikan mas tadi dengan sang ayah. Ternyata Nathan sudah menukar ayah mereka dengan gitar listrik milik Vashti :D Maka dimulailah perjalanan mereka mencari ayah yang sudah ditukarkan dengan beberapa barang lainnya.

Cerita yang singkat tapi menyegarkan. Idenya betul-betul kreatif, gambarnya menarik,  dan saat saya membacanya saya tidak berhenti tertawa. Kenangan masa kecil saya terbayang kembali. Neil Gaiman benar-benar jenius dengan membuat buku ini. Walaupun buku ini ditujukan untuk anak-anak, tapi saya menganggap pesan moralnya bisa diterima oleh semua kalangan usia.

Lalu apa pesan moralnya? Saya kira kita semua menyadari bahwa apapun yang telah diberikan Tuhan kepada kita adalah untuk kebaikan kita sendiri, terutama keluarga. Terkadang kita merasa keluarga kita tidak menyayangi kita atau hanya melakukan apa yang disukainya tanpa memperdulikan kita. (seperti ayah yang hanya membaca koran), tetapi keluarga adalah hal yang sangat bernilai dan tidak mungkin ditukarkan dengan apapun :)

#101 Skripzi Krezi


Judul Buku : Skripzi Krezi
Penulis : WeAreVictims
Halaman : 200
Penerbit : Gradien Mediatama

Berbekal ReTweet di linimasa, akhirnya saya bisa dapat buku gratis yang berjudul Skripzi Krezi. Terima kasih @SkripziKrezi dan @Gradien atas bukunya :) Kebetulan saat ini saya sedang berkutat dengan skripsi. Bedanya saya sekarang tidak berada di posisi mahasiswa tingkat akhir, tetapi di posisi dosen yang memeriksa skripsi mahasiswa.

Skripzi Krezi berkisah tentang beberapa mahasiswa yang tergabung dalam WeAreVictims (Nesya dan kawan-kawan) yang sementara berkutat dengan penyusunan skripsi di sebuah Fakultas Farmasi di Bandung. Beberapa tahun yang lalu saya pernah berada di posisi itu, dan
menikmatimerasakan galaunya menjalani tugas akhir penentu kelulusan itu. Nesya dan temannya merasa "sial" mendapatkan dosen pembimbing bernama PaNu alias Pak Wisnu. Kenapa sial? Soalnya Pak Wisnu itu dosen dengan karakter "aduhai" banget : genit, sering mengaku single, PD akut, merasa sebagai cowol terindah ciptaan Tuhan, sok cas-cus English, childish, dan eksis. Satu lagi ga bisa lihat cewek cakep :) Sempat berpikir, ada ga sih dosen kayak gitu? Kalau ada dan saya ketemu dosen kayak gitu, pasti saya berpikiran ini orang ga pantas deh jadi dosen. Bukannya asal menghakimi, tapi coba lihat berikut ini

Pak Wisnu : Kamu kok enggak datang sih? Saya tungguin kamu lho.
Gue : Saya kan ada ujian, Pak
Pak Wisnu : Kok enggak balas SMS saya? Enggak ngasih kabar.
Gue : Bapak bilang kalau, 'jika ada waktu'. Saya kan enggak ada waktu, Pak.
Pak Wisnu : Pokoknya saya be-te sama kamu!! *Ngambek dan cemberut.
Gue : *Krik

atau baca deh yang satu ini

Suatu hari ada kunjungan dari Fakultas Farmasi salah satu universitas di Malang.... Gue lihat Pak Wisnu lagi menjelaskan tentang Laboratorium Farmakologi secara detil. Beberapa mahasiswa ada yang mengeluarkan kamera dan handycamnya. Daaaannn....

Pak Wisnu : Eh jangan foto saya ya.
Tamu : ?????
Pak Wisnu : Soalnya, saya takut banyak yang suka....

Waduh... bener deh kata Nesya dalam buku ini. Ini dosen diterimanya dari jalur mana? :D

Tugas akhir alias skripsi memang bisa bikin crazy sesaat. Maksudnya, setelah tugas akhir selesai kegilaan itu juga berakhir dan digantikan kelegaan. Jangan salah ya... perasaan "gila sesaat" itu juga dialami oleh dosen lho. Apalagi kalau udah berkali-kali revisi dan ga ketemu juga jalan tengah antara maunya dosen sama kerjaannya mahasiswa. Waktu masih mahasiswa, saya selalu berpikir, "aduh... ini dosen maunya apa sih?". Pas udah ngerasain jadi dosen, saya malah sering mikir, "Susahnya ngasih pemahaman ke anak ini..." :D. Kalau mahasiswa cuman menghadapi satu atau dua dosen pembimbing saja, bayangkanlah dosen yang harus menghadapi minimal lima mahasiswa dengan topik penelitian yang berbeda *lho kok malah curcol ya*

Anyway... buku ini menurut saya OK. Minim typo (nyaris ga nemu malah), gaya berceritanya ngalir, dan benar menggambarkan perasaan mahasiswa. Uniknya lagi karena yang bercerita anak Farmasi, jarang-jarang lho ada jurusan sains yang dibikinin buku kayak begini. Biasanya jurusan ekonomi atau sastra. Kekurangannya dari segi bahasa yang ga baku, alur yang agak ga rapi (berasa lompat-lompat alurnya), dan ceritanya didominasi oleh kisah Pak Wisnu. Satu lagi, sepertinya yang bercerita banyakan si Nesya. Kenapa nama penulisnya bukan ditulis Nesya saja? Daripada ditulis WeAreVictims gitu...

Buat yang suntuk dengan tugas akhirnya, boleh banget baca buku ini. Berasa ada teman senasib korban skripsi. Di bagian akhir buku ini ada semacam panduan menyelesaikan tugas akhir. Dan karena yang bercerita adalah anak farmasi, ada resep-resep menarik buat mahasiswa. Atau kalau mau curhat soal skripsinya, kayaknya bisa tuh di linimasa-nya @SkripziKrezi. Siapa tahu bisa menemukan solusi atau judul skripsi di sana :D



#100 The Girl Who Played With Fire


Judul Buku : The Girl Who Played With Fire
Pengarang : Stieg Larsson
Halaman : 904
Penerbit : Qanita

Butuh waktu cukup lama bagi saya semenjak menyelesaikan buku #1 dari serial Millenium ini untuk kemudian melanjutkannya di buku #2. Alasan pertama karena ketiga buku dalam trilogi Millenium ini tergolong buku seksi dengan ketebalan di atas 500 halaman. Alasan kedua karena ada banyak buku lain yang menggoda untuk dibaca duluan :) Berhubung saya akan pindah ke Jogja untuk dua tahun ke depan dan malas membawa buku-buku tebal, akhirnya saya memutuskan untuk read-a-thon dua buku tersisa dari trilogi Millenium.

Dari judulnya saja, saya sudah bisa menebak kalau buku ini akan bercerita tentang Lisbeth Salander. Berbeda dengan buku pertama yang fokusnya lebih kepada Mikael Blomkvist, kali ini porsi Lisbeth jauh lebih banyak. Pada buku kedua ini, kita seakan membaca biografinya Lisbeth. Siapa dia, asal-usul keluarganya, dan mengapa dia memilih jalan hidupnya yang nyentrik itu. Menarik sekali buat saya yang sudah menyukai Lisbeth sejak di buku pertama.

Cerita Lisbeth dibuka dengan kisah seorang gadis berusia 13 tahun yang dikurung di tempat gelap, dan diikat di sebuah ranjang. Seorang pria datang mengawasinya, tapi gadis ini malah menendang pria itu yang mengakibatkan kakinya yang tadinya tak terikat akhirnya diikat juga di ranjang tempatnya dibaringkan. Satu-satunya hal yang membuatnya melupakan hal yang dialaminya saat itu adalah pikiran dimana dia melemparkan bom molotov api ke sebuah mobil, dan penumpang di dalamnya ikut terbakar. Jauh di halaman berikutnya kemudian terungkap bahwa gadis yang terikat itu adalah Lisbeth.

Mikael sudah setahun lebih tidak berjumpa dengan Lisbeth. Sejak kejadian Wennerström yang melibatkan dirinya dan Lisbeth berakhir, Lisbeth memutuskan semua hubungan dengan dirinya. Lisbeth sendiri menggunakan waktunya untuk keliling dunia. Berbekal dana selundupan dari rekening Wennerström, Lisbeth menikmati perjalanannya. Sepulangnya dari liburan, Lisbeth mulai menata hidupnya. Dia membeli apartemen mahal dan mengisinya dengan perabotan yang mahal pula. Dia pun mencari tahu apa yang sementara dikerjakan oleh Mikael. Tentu saja dengan kemampuan hacker-nya yang canggih sehingga dia tidak perlu bertemu dengan Mikael yang sudah membuatnya patah hati. Lisbeth menemukan kasus yang ditangani oleh majalah Millenium membuatnya tertarik. Apalagi ketika dia menemukan nama seseorang di sana. ZALA.

Putus asa karena ditinggal Lisbeth, Mikael kembali fokus pada majalah Millenium yang dikelolanya. Kali ini majalah Millenium akan menerbitkan edisi khusus mengenai sex trade ilegal yang terjadi di Swedia. Ada dua orang jurnalis yang meneliti mengenai hal tersebut dan menginginkan Millenium menerbitkan tulisan mereka. Dua jurnalis ini adalah Mia Johansson dan Dag Svensson, kebetulan adalah sepasang kekasih. Ketika tulisan itu siap untuk diterbitkan, tiba-tiba kedua jurnalis tadi dibunuh. Bersamaan dengan itu seorang pengacara (wali Lisbeth Salander) juga mati tertembak. Tuduhan pembunuhan kemudian diarahkan kepada Lisbeth Salander karena ditemukannya sidik jari gadis itu di senjata yang digunakan untuk membunuh ketiga orang tadi. Kepolisian Swedia mulai melakukan pencarian dan investigasi atas diri Lisbeth Salander. Kru Millenium juga melakukannya demi dua jurnalis yang bekerja pada mereka. Tetapi Mikael melakukan penyelidikan ini sekaligus mencari dimana Lisbeth Salander karena dia yakin Lisbeth tidak bersalah.

Kekaguman saya pada Lisbeth semakin bertambah. Di saat orang-orang sibuk mengumpulkan barang bukti dan data-data tentang dirinya, Lisbeth sendiri sudah beberapa langkah di depan mereka. Lisbeth sendiri mengejar orang yang bernama Zala yang dia yakini ada peranannya di balik semuanya. Lisbeth juga meyakini bahwa Zala tidak bekerja sendiri. Ada kekuatan besar yang ikut mendukungnya. Kekuatan yang melibatkan aparat kepolisian Swedia.

Saat membaca buku ini bagian yang paling saya sukai adalah bagian dimana Lisbeth dan Mikael berkomunikasi lewat file-file di laptop milik Mikael. Ketika Mikael menanyakan apakah Lisbeth bersalah atas ketiga pembunuhan tersebut, Lisbeth hanya mengatakan bahwa dia tidak sepenuhnya tidak bersalah.
" Tidak ada orang yang tidak bersalah. Yang ada hanyalah perbedaan derajat tanggung jawab"
 Berbeda dengan buku pertama yang diwarnai istilah-istilah ekonomi, di buku kedua ini Lisbeth membawa kita memahami persamaan-persamaan matematika. Walaupun Lisbeth tidak menyelesaikan pendidikan formalnya, kemampuan analisis matematika-nya sangat mengagumkan. Padukan itu dengan kemampuan pikiran fotografis-nya, Lisbeth benar-benar menyita perhatian saya. Sedikit bocoran dari saya, jangan mengharapkan penyelesaian di akhir buku ini. Justru di bagian akhir itu ada banyak hal yang terungkap dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru. Rasanya tidak sabar untuk segera melanjutkan ke buku #3.



#99 Sunset Bersama Rosie


Judul Buku : Sunset Bersama Rosie
Penulis : Tere Liye
Halaman : 429
Penerbit : Mahaka Publishing


Biarlah kata kesempatan bagiku menjadi milik guratan nasib. Aku merasa cukup dengan semua perjalanan cintaku.
 Teguh menganggap dirinya tidak pernah mempunyai kesempatan untuk cintanya. Sejak Rosie, gadis yang dicintainya lebih memilih Nathan dibandingkan dirinya. Nathan yang baru dikenalnya dua bulan merebut kesempatan yang dibangun oleh Teguh selama dua puluh tahun. Satu-satunya kesempatan bagi Teguh dalam kehidupan Rosie adalah menjadi Om untuk Anggrek, Uncle untuk Sekar, Paman untuk Jasmine dan Lili, anak-anak Rosie dan Nathan.

Sore itu, di pantai Jimbaran Bali, melalui teleconference Teguh "menghadiri" perayaan ulang tahun pernikahan Rosie dan Nathan yang ke-13. Sebagai penikmat sunset, mereka memilih untuk menyaksikan sunset di pantai itu bersama puluhan turis lainnya. Tidak ada yang menyangkan sunset itu adalah sunset terakhir yang dinikmati oleh Nathan. Bom Jimbaran Bali merebut semua kebahagiaan tingkat tinggi yang dibangun oleh keluarganya. Teguh yang hanya bisa menyaksikan semuanya, segera berangkat ke Bali saat itu juga, dan melupakan hari pertunangannya dengan Sekar, pacarnya, yang akan dilaksanakan keesokan harinya.

Kepergian Nathan memberikan luka mendalam bagi Rosie, sehingga Rosie mengalami depresi akut. Bukan itu saja, anak mereka Sekar harus kehilangan kemampuan menggunakan tangan kanannya bermain biola, dan Lili tidak mau berbicara sejak saat itu. Teguh-lah yang menjadi penopang anggota keluarga yang tersisa itu. Rosie harus dirawat di sebuah shelter,  dan Teguh mengambil alih pengasuhan anak-anak dan pengelolaan resor keluarga di Gili Trawangan milik Rosie. Keputusan yang diambilnya itu membuat dia harus melepaskan Sekar, calon tunangannya.

Romantisme yang diangkat  dalam novel ini bukan sekedar kisah kasih tak sampai antara Teguh dan Rosie, ataupun cinta segiempat antara Nathan, Rosie, Teguh dan Sekar. Jauh lebih dalam, Tere-Liye memperlihatkan kasih sayang seorang paman kepada keponakan-keponakannya. Bagian dimana Teguh berusaha membangkitkan semangat hidup Anggrek, Sekar, Jasmine dan Lili adalah nyawa utama dalam novel ini.

Tere-Liye selalu bisa mengaduk-aduk emosi pembaca sejak prolog hingga epilog di setiap novelnya. Begitupun dalam novel ini. Berbagai kisah fenomenal yang mengguncang perasaan yang terjadi di Indonetsia diolah sedemikian rupa oleh Tere-Liye sehingga kita ikut merasakannya lewat rangkaian kata-kata. Sebut saja peristiwa tsunami di Aceh pada bukunya Hafalan Sholat Delisa, dan peristiwa bom Jimbaran Bali di buku ini. Kalimat-kalimatnya berasa seperti quote. 

Sayangnya, ending-nya berasa dipaksakan menurut saya. Setelah berkali-kali membuat keputusan, kesempatan bagi Teguh tetap saja menjadi suratan takdir yang tidak diketahuinya. Silahkan membacanya untuk mengetahui siapa yang menjadi takdir bagi Teguh :)



PS. Postingan untuk Name In A Book Challenge 2012

Friday's Recommendation #4


Setelah minggu lalu absen karena lupa, Jumat ini saya merekomendasikan buku ini untuk diterjemahkan


Dear Olly (by Michael Morpurgo)



A moving story of a brother, a sister and a swallow, and how all are in some way victims of the horrors of landmines.Olly’s brother Matt wants to go and work with children who have been made orphans, through war, in Africa. He wants to be a clown and make them laugh. His mother and sister want him to stay in England and go to university.Hero, a swallow, has a journey to make too. He must fly to Africa for the winter to join all the other swallows. His journey is difficult and fraught with danger.Three separate stories are woven into one powerful and moving novel whose central theme not only exposes the horrors of war and of landmines, but also the endurance of the human spirit.


Saya dapat e-booknya waktu nyari-nyari novel fiksi anak-anak. Ceritanya cukup sederhana, tapi saya suka dengan impian Matt yang ingin membahagiakan anak-anak yatim piatu di Afrika. Yang menarik lagi, kisah perjalanan ini diceritakan dari sudut pandang Olly, Matt dan seekor burung layang-layang bernama Hero.

Matt dan Olly lahir dalam sebuah keluarga yang hidup dari usaha peternakan. Ketika ayah mereka meninggal karena kecelakaan, Matt diharapkan menjadi pengganti ayahnya untuk melanjutkan usaha itu. Tapi Matt  punya keinginan lain. Dia ingin menjadi badut yang bisa menghibur orang lain, membuat orang lain tertawa, dan menyenangkan semua orang. Dia tidak menyukai suasana kesedihan, terutama sejak ayah mereka meninggal. Ketika Matt terpaksa kabur menuju Afrika untuk menghibur anak-anak di sana, hanya Olly yang bisa memahami keinginan kakaknya.

Itu buku yang saya rekomendasikan. Kalau kamu  mau ikutan Meme yang diadakan oleh Ren's Little Corner, berikut ini aturannya :

1. Pilih jenis rekomendasi buku. Ada dua jenis rekomendasi, yang pertama dan sifatnya mutlak adalah Rekomendasi Buku untuk Diterjemahkan . Jika tidak ada buku yang direkomendasikan untuk diterjemahkan, maka bisa memilih pilihan kedua, Rekomendasi Buku Pilihan. Disini rekomendasikan buku yang paling kamu suka baca dalam minggu ini.

2. Pilih hanya 1 (satu) buku untuk direkomendasikan. Tidak boleh lebih.

3. Beri sinopsis, genre buku dan alasan kenapa kamu merekomendasikan buku itu.

4. Posting button meme kayak yg di atas ya

5. Blogger yang sudah membuat memenya, jangan lupa menaruh link ke blog-nya Ren, sehingga pembaca bisa blog walking.

6. Bahasa yang dipergunakan terserah. Jika memang khusus blog yang menggunakan bahasa Inggris, dipersilakan menulis dengan bahasa Inggris. Begitu juga sebaliknya.

#98 Romeo, Romeo


Judul Buku : Romeo, Romeo (Domestic God #1)
Penulis : Robin Kaye
Halaman : 402 (e-book)
Penerbit : Sourcebooks Casablanca

Dominick "Nick" Romeo adalah seorang pengusaha automotif yang merupakan fantasi setiap wanita. Tinggi, tampan, kaya, dan *ehm.. hebat di ranjang. Sayangnya dia sama sekali tidak mau terikat dalam pernikahan. Setiap kekasihnya yang mulai menyinggung soal pernikahan, akan ditinggalkannya. Suatu waktu, tanpa sengaja dia bertemu seorang wanita yang sedang menendang ban mobilnya yang kempes di tepi jalan. Nick memberikan pertolongan dengan mengantar wanita itu ke rumahnya dan membawa kendaraan wanita itu ke bengkel perusahaannya. Wanita ini, Rosalie "Lee" Ronaldi cantik, wanita karir yang seperti halnya Nick, juga tidak mau berumah tangga walaupun sudah didesak oleh orang tuanya.

Rosalie ternyata adalah adik dari teman lama Nick, Richie Ronaldi. Di masa lalu, akibat kenakalan remaja mereka berdua dimasukkan ke dalam penjara. Richie sempat dibebaskan oleh orang tuanya, sementara Nick yang tidak memiliki ayah harus menjalani masa hukumannya. Nick sendiri merasa takut berhadapan dengan keluarga Ronaldi, karena merasa keluarga Ronaldi tidak menyukainya akibat pertemanan dengan Richie yang berbuntut tidak baik. Pada saat berkenalan dengan Rosalie, Nick tidak jujur mengenai siapa dirinya. Rosalie hanya mengenalnya sebagai Nick, seorang mekanik di perusahaan Romeo.

Perkenalan Nick dan Rosalie berlanjut menjadi hubungan tanpa ikatan. Tapi kenyataannya mereka berdua saling tertarik dan saling membutuhkan. Ketika Rosalie jatuh sakit, Nick yang merawat, membersihkan rumahnya yang sangat berantakan (yah.. Rosalie memang orangnya ga rapi dan ga suka beberes rumah), memberi makan anjingnya, dan memasakkan makanan untuknya. Wajarlah kalau Nick diberi gelar Domestic God :)

Masalah kemudian timbul ketika Nick mengetahui bahwa Rosalie bekerja untuk Premiers Motors untuk memulihkan keuangan perusahaan tersebut. Sementara Nick berusaha bagaimana supaya perusahaan itu bangkrut dan bisa dibelinya karena Premiers Motors itu adalah agen kendaraan Ferrari yang diidam-idamkan Nick sejak kecil. Nick menutupi kenyataan itu dari Rosalie sebagaimana dia menutupi banyak fakta lainnya. Apakah Nick bisa jujur pada Rosalie saat dia merasakan ketergantungan akan kehadiran Rosalie semakin besar?

Buku pertama dari serial Domestic God ini sebenarnya sudah diterjemahkan oleh Elex Media dengan judul yang sama. Ceritanya sendiri ringan dan lucu. Ide ceritanya juga tidak umum, dimana ada kelebihan "bisa ngurus rumah" di karakter cowoknya. Soal cover, saya lebih suka cover aslinya yang lebih yummi. Ohya, buku ini jangan dibaca pas puasa ya.. habis berbuka aja. Ada adegan kipasnya walaupun ga sampai perlu pakai AC 



PS. Postingan untuk Name In A Book Challenge 2012