~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#101 Skripzi Krezi


Judul Buku : Skripzi Krezi
Penulis : WeAreVictims
Halaman : 200
Penerbit : Gradien Mediatama

Berbekal ReTweet di linimasa, akhirnya saya bisa dapat buku gratis yang berjudul Skripzi Krezi. Terima kasih @SkripziKrezi dan @Gradien atas bukunya :) Kebetulan saat ini saya sedang berkutat dengan skripsi. Bedanya saya sekarang tidak berada di posisi mahasiswa tingkat akhir, tetapi di posisi dosen yang memeriksa skripsi mahasiswa.

Skripzi Krezi berkisah tentang beberapa mahasiswa yang tergabung dalam WeAreVictims (Nesya dan kawan-kawan) yang sementara berkutat dengan penyusunan skripsi di sebuah Fakultas Farmasi di Bandung. Beberapa tahun yang lalu saya pernah berada di posisi itu, dan
menikmatimerasakan galaunya menjalani tugas akhir penentu kelulusan itu. Nesya dan temannya merasa "sial" mendapatkan dosen pembimbing bernama PaNu alias Pak Wisnu. Kenapa sial? Soalnya Pak Wisnu itu dosen dengan karakter "aduhai" banget : genit, sering mengaku single, PD akut, merasa sebagai cowol terindah ciptaan Tuhan, sok cas-cus English, childish, dan eksis. Satu lagi ga bisa lihat cewek cakep :) Sempat berpikir, ada ga sih dosen kayak gitu? Kalau ada dan saya ketemu dosen kayak gitu, pasti saya berpikiran ini orang ga pantas deh jadi dosen. Bukannya asal menghakimi, tapi coba lihat berikut ini

Pak Wisnu : Kamu kok enggak datang sih? Saya tungguin kamu lho.
Gue : Saya kan ada ujian, Pak
Pak Wisnu : Kok enggak balas SMS saya? Enggak ngasih kabar.
Gue : Bapak bilang kalau, 'jika ada waktu'. Saya kan enggak ada waktu, Pak.
Pak Wisnu : Pokoknya saya be-te sama kamu!! *Ngambek dan cemberut.
Gue : *Krik

atau baca deh yang satu ini

Suatu hari ada kunjungan dari Fakultas Farmasi salah satu universitas di Malang.... Gue lihat Pak Wisnu lagi menjelaskan tentang Laboratorium Farmakologi secara detil. Beberapa mahasiswa ada yang mengeluarkan kamera dan handycamnya. Daaaannn....

Pak Wisnu : Eh jangan foto saya ya.
Tamu : ?????
Pak Wisnu : Soalnya, saya takut banyak yang suka....

Waduh... bener deh kata Nesya dalam buku ini. Ini dosen diterimanya dari jalur mana? :D

Tugas akhir alias skripsi memang bisa bikin crazy sesaat. Maksudnya, setelah tugas akhir selesai kegilaan itu juga berakhir dan digantikan kelegaan. Jangan salah ya... perasaan "gila sesaat" itu juga dialami oleh dosen lho. Apalagi kalau udah berkali-kali revisi dan ga ketemu juga jalan tengah antara maunya dosen sama kerjaannya mahasiswa. Waktu masih mahasiswa, saya selalu berpikir, "aduh... ini dosen maunya apa sih?". Pas udah ngerasain jadi dosen, saya malah sering mikir, "Susahnya ngasih pemahaman ke anak ini..." :D. Kalau mahasiswa cuman menghadapi satu atau dua dosen pembimbing saja, bayangkanlah dosen yang harus menghadapi minimal lima mahasiswa dengan topik penelitian yang berbeda *lho kok malah curcol ya*

Anyway... buku ini menurut saya OK. Minim typo (nyaris ga nemu malah), gaya berceritanya ngalir, dan benar menggambarkan perasaan mahasiswa. Uniknya lagi karena yang bercerita anak Farmasi, jarang-jarang lho ada jurusan sains yang dibikinin buku kayak begini. Biasanya jurusan ekonomi atau sastra. Kekurangannya dari segi bahasa yang ga baku, alur yang agak ga rapi (berasa lompat-lompat alurnya), dan ceritanya didominasi oleh kisah Pak Wisnu. Satu lagi, sepertinya yang bercerita banyakan si Nesya. Kenapa nama penulisnya bukan ditulis Nesya saja? Daripada ditulis WeAreVictims gitu...

Buat yang suntuk dengan tugas akhirnya, boleh banget baca buku ini. Berasa ada teman senasib korban skripsi. Di bagian akhir buku ini ada semacam panduan menyelesaikan tugas akhir. Dan karena yang bercerita adalah anak farmasi, ada resep-resep menarik buat mahasiswa. Atau kalau mau curhat soal skripsinya, kayaknya bisa tuh di linimasa-nya @SkripziKrezi. Siapa tahu bisa menemukan solusi atau judul skripsi di sana :D



9 comments on "#101 Skripzi Krezi"
  1. ak juga dapat buntelan buku ini mb udah direview juga sayangnya ak g begitu suka, datar aja dan ak sebel sama PaNu masak dosenf kayak gitu --

    ReplyDelete
  2. saya juga ga suka dengan PaNu.. malu2in profesi dosen aja.. :|

    ReplyDelete
  3. wuah, saya belum sempat bacanya *masukin daftar hutang baca+review *die*

    ReplyDelete
  4. Mantap nih...penasaran pengen baca...good luck

    ReplyDelete
  5. udah baca buku ini :D
    hasil minjem di tempat sewa buku tapi :))
    dan yeah. saya merasa senasib sepenanggungan dengan penulis cerita ini :')

    ReplyDelete
  6. permisi, maaf sebelumnya,
    saya sudah membaca buku ini, wah, luar biasa, ternyata mengerjakan tugas akhir tidak mudah ya kak? banyak halangah dan rintangannya.
    oiya ka, boleh saya berpendapat sedikit?

    mungkin setelah membaca buku ini, beberapa dari kakak2 mahasiswa merasa senasip dengan penulis, khususnya bagi yang sedang sibuk menyelesaikan tugas akhirnya.tapi, mohon maaf sblmnya, menurut saya, penerbitan buku ini agak kurang bijak.isinya yang menceritakan curhatan2 yang menurut saya sangat sedikit manfaat yang bisa di ambil. lebih bnyk aib2 yang di kemukaan,
    maaf sebelumnya. sebenernya,tidak ada yang salah dengan curhatan, mungkin yang kurang tepat adalah 'mempublikasikannya'. karena tidak menutup kemungkinan orang2 dalam buku ini sadar akan dirinya telah menjadi tokoh dalam buku ini. pasti sakit hati membacanya..

    kak, gada manusia yang sempurna,baik dosen, maupun diri kita sendiri. mungkin sekarang, kita berusaha sama2 belajar bijak menyikapi sesuatu, karena hidup memang gak selamanya mulus dan sesuai apa yang kita rencanakan.iya kan kak ? :)
    mungkin, untuk kedepannya, alangkah lebih baiknya,curhatan2 seperti ini cukup di simpan dalam buku harian saja, biar tidak menyakiti siapapun :)

    oiya, slamat ya kak sudah lulus, doakan saya menyusul :)

    ReplyDelete
  7. oiya, cc : WeAreVictims @SkripziKrezi.

    ReplyDelete
  8. ketika kita akan menentukan sesuatu kita kan berpikir ulang apakah ini suatu kebaikan atau hal yang kurang baik,bagi yang menulis ini semoga tujuannya demi kebaikan dan tolong humanismenye lebih di perdalam karena setiap orang punya karakter masing2, selama itu tidak melanggar norma agama dan masyarakat itu sah sah saja dan dari pada membicarakan kekurangan orang lebih baik mengambil manfaatnya, karena dari itu kita akan kaya dengan pengalaman hidup.

    ReplyDelete
  9. Saya tahu ni siapa penulisnya kayanya, haha..adek kelas gw, sebenarnya fifty fifty si ya, 50 prsen iya dn 50 prsen bener. Tapi beberapa penulisannyua lebay bgt. Ya mudah2an aj jd pelajaran buat semuanya dan diambil yang positifnya aj

    ReplyDelete