~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#149 Memilikimu


Judul Buku : Memilikimu
Penulis : Sanie B. Kuncoro
Halaman : 292
Penerbit : Gagas Media

Anom dan Samara, sepasang suami istri yang tidak dikaruniai seorang anak. Samara mengalami anovulasi, suatu kelainan di dalam rahimnya yang menyebabkan sel telurnya tidak dapat dibuahi. Karena hal itu, Samara menjadi sangat sedih. Ada yang hilang dalam diri Samara ketika dia menyadari bahwa anugerah seorang wanita untuk melahirkan anak tidak akan dia alami. Tetapi Anom, suaminya, justru menjadi orang yang membesarkan hatinya. Dengan sepenuh hati pada sumpah pernikahannya untuk mendampingi istrinya dalam susah dan senang dia jalani, meski tanpa seorang anak.

Tetapi, ketika Anom diminta oleh sahabatnya untuk menjaga anak perempuannya, keinginan memiliki anak itu kemudian kembali muncul. Bahkan sampai menghantui Anom lewat mimpi-mimpinya. Keinginan mengadopsi anak ditolak oleh Samara, karena Samara tidak yakin bisa mencintai anak yang tidak dikenal dari mana asalnya. Anom memilih cara lain untuk memiliki keturunan.

Dia kemudian mendekati Lembayung, seorang wanita pelayan restoran sekaligus pekerja seks komersial temporer. Anom menawarkan kontrak kerjasama dengan Lembayung, menyewa rahim Lembayung untuk mendapatkan seorang anak. Rencana Anom adalah ketika anak itu lahir, maka sepenuhnya anak itu akan menjadi milik Anom dan Samara. Tentu Samara tidak akan menolak seorang bayi mungil yang diletakkan di depan rumahnya. Lagipula, pikir Anom, dia hanya berhubungan fisik dengan Lembayung. Tanpa perasaan, tanpa berahi.

Maafkan saya kalau saya mengatakan rencana Anom itu sangat picik. Dari mana dia melihat hubungan badan dengan wanita lain untuk memuaskan keinginannya sendiri memiliki anak itu tidak sama dengan menkhianati janji pernikahannya? Sebegitu yakinnya dia istrinya akan bahagia mendapat seorang anak hasil hubungannya dengan wanita lain? Tanpa berahi katanya? Mana mungkin kopulasi terjadi tanpa membangkitkan hasrat manusiawi itu?

Okeylah Anom kemudian menyesali perbuatannya, dan menceritakan hal itu kepada istrinya. Dia meminta maaf sambil bersimpuh di depan istrinya yang marah dan terluka. Saya ada di pihak Samara. Siapa wanita yang tidak terluka jika mendapati dirinya tidak bisa memberikan anak bagi suaminya, dan kemudian mengetahui suaminya memilih wanita lain untuk menghadirkan anak baginya?

Lembayung sendiri mengalami konflik batin. Alih-alih mendapatkan sejumlah uang atas "jasanya", tentunya dia juga mencintai janin yang tumbuh di dalam dirinya. Terlebih lagi, tanpa disadarinya dia menyisakan ruang di hatinya untuk ayah dari anaknya itu.  Meskipun demikian, dia tidak mungkin menghindari kontrak yang sudah dilakukannya. Karena dengan kontrak itu sebenarnya Lembayung ingin membahagiakan ibunya.

Novel ini benar-benar bermain-main dengan perasaan.  Saya tidak menyesal membaca novel ini, tapi saya juga tidak mengatakan menyukai kisahnya. Tapi dua bintang saya berikan untuk pilihan diksi puitis oleh penulis dari awal hingga akhir novel ini.


Be First to Post Comment !
Post a Comment