~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#166 L


Judul Buku : L
Penulis : Kristy Nelwan
Halaman : 394
Penerbit : Grasindo

Novel ini adalah novel dengan judul tersingkat yang pernah saya baca. L. Dari judulnya saja sudah membuat saya penasaran. Nyari bukunya juga susah. Ketemunya justru pada saat sebuah toko buku besar mengadakan obral. Setelah saya beli, novel ini sempat tersimpan lama. Dan kemarin, di saat saya meluangkan waktu untuk istirahat atas anjuran dokter, saya memilih buku ini untuk menemani istirahat saya. Tetapi isinya seperti naik rollercoaster. Menarik, nyaris membosankan, lalu mengejutkan.

Ava Torino, seorang produser TV di Bandung mempunyai obsesi yang aneh. Dia ingin mengumpulkan "koleksi" mantan cowok dengan nama berdasarkan huruf abjad sebelum berusia 27 tahun. Armand, Benny, Coki, Dafa, Egi, Frans, Gail, Hendra, Iman, Jay, Krisna, Medi, Nino, Okan, Pras, Que, Rendi, Samuel, Teddy, Uli, Valent, Wiki, Xi Men, Yuri, Zul. Kesan pertama, gila ini cewek. Player banget ya.. Tinggal satu huruf yang tersisa. L. Menurut analisis Ava, L yang berarti "Last" atau "Love", mungkin memang harus menjadi pelabuhan terakhir.

Pencarian akan si cowok L dimulai. Berawal dari liburan Ava bersama Kim, Jenna, dan Cardo sahabatnya ke Jogja. Saat berkunjung ke Borobudur, hanya Ava yang mampu meraih patung Buddha di dalam stupa, dan dia pun mengucapkan keinginan untuk segera mendapatkan huruf L-nya. Kejadian berlanjut di sebuah warung nasi goreng, Ava bertemu dengan seorang cowok yang menarik perhatiannya. Bukan hanya secara fisik, Ava juga menikmati percakapan di antara mereka. Sayangnya nama cowok itu Rei, bukan Lei. Ava pun menceritakan mengani obsesinya pada Rei, yang ditanggapi Rei dengan mengatakan kalau dia cewek gila. Percakapan mereka berhenti karena Ava ditelpon oleh Kim yang meminta Ava segera datang ke hotel. Kim sedang galau, dan ingin berkeluh kesah kepada Ava. Saat mereka asyik ngobrol, tiba-tiba seorang pria, kenalan Kim, datang mendekati mereka. Namanya Ludi. Yup. Ava menemukan L-nya. Doa di Borobudur terbukti ampuh.

Ludi adalah sosok ideal untuk dijadikan pacar. Cakep, penghasilan lumayan, pekerjaan tetap, perhatian, romantis. Calon menantu idaman. Hubungan antara Ava dan Ludi berjalan mulus. Hingga mereka merencanakan pernikahan. Biasanya ketika merencanakan sebuah pernikahan ada saja godaan yang datang bagi calon pengantin. Kali ini yang merasakan godaannya adalah Ava, dan godaan itu adalah Rei. Kehadiran Rei yang bawel, sering berantem, melarang Ava merokok (sampai menyembunyikan kotak rokok dan lighter-nya) justru membuat hari-hari sibuk Ava menjadi berwarna. Meskipun Ava mulai ragu apakah dia mencintai Rei atau tidak, Ava masih yakin Ludi adalah calon suaminya. Tidak mungkin Ava memutuskan pertunangan mereka hanya karena seorang Rei. Ludi adalah si L. Tetapi ketika Ava mengetahui hidup Rei tidak panjang, Ava mulai takut kehilangan Rei.

Pada dasarnya, ide cerita yang diangkat dalam novel ini menarik. Ada pesan masyarakat-nya juga tentang bahaya merokok. Hanya saja bagian tengah buku ini nyaris membosankan, karena penulis berusaha memasukkan semua konflik yang dialami oleh sahabat Ava, serta melibatkan seluruh anggota keluarga dan rekan kerja Ava untuk menunjukkan siapa Ava sebenarnya. Namun mendekati bagian akhir, barulah ada beberapa kejutan yang muncul. Salah satunya adalah saat Ava dan Rei membahas mengenai buku Tuesday With Morrie karya Mitch Albom untuk mengatasi ketakutan mereka akan kematian. Dan saya menyukai endingnya, terutama bagian surat yang dituliskan oleh Rei kepada Ava.


4 comments on "#166 L"
  1. Jadi penasaran pengen baca. Tapi kayaknya udah susah nyarinya ya?

    ReplyDelete
  2. satu lagi buku yang "unik" tema-nya, mungkin lain kali bisa diganti kali ya temanya jangan cinta *usul ke penulis* x))

    ReplyDelete
  3. aku juga baru kali ini ngelihat covernya :D melihat dari review ini, kayaknya konfliknya agak banyak .. apa lagi sampe konflik sahabat-sahabatnya ava >,<

    ReplyDelete