~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#178 Di Pulau Harta


Judul Buku : Di Pulau Harta (Lima Sekawan #1)
Penulis : Enid Blyton
Halaman : 179
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Read-a-long with Children Literature bulan Maret- April mengambil tema karya legendaris penulis cerita anak Enid Blyton. Dan satu serial karya Enid Blyton favorit saya adalah Lima Sekawan. Dulu saya sempat punya beberapa buku Lima Sekawan (nyaris lengkap) lungsuran dari tante. Tapi karena belum niat koleksi,
dan belum tahu gimana senangnya punya timbunan buku buku-buku itu saya pinjamkan ke orang lain dan sampai sekarang hilang ga berbekas. Yah.. nyesalnya baru sekarang. Apalagi pas liat harga boxset Lima Sekawan yang mahal itu. Tinggal berharap ada rejeki atau donatur yang mau menghadiahkan boxset Lima Sekawan untuk saya.

Bulan ini saya berniat untuk membaca ulang 21 buku serial Lima Sekawan. Tentunya niat ini ga bakal beres dalam sebulan, akhirnya jadi proyek seumur hidup aja. Kebetulan saya mendapat pinjaman 3 buku Lima Sekawan dari Dion (#2, #3 dan #4). Berhubung ga afdol rasanya ga baca dari buku #1, saya pun minjam ke rentalan. Eh, dapatnya yang edisi lama (terbitan tahun 1984) sama dengan yang saya baca dulu. Jadinya benar-benar bernostalgia dengan Lima Sekawan.

Di buku pertama ini, dikisahkan tiga bersaudara, Julian-Dick-Anne, yang tidak bisa liburan bersama kedua orang tuanya. Sebagai gantinya ketiga anak ini akan mengunjungi sepupu mereka, Georgina, di Pondok Kirrin. Georgina adalah anak perempuan yang tomboy dan berkeras untuk dipanggil dengan nama George. Awalnya George terkesan sombong, tapi sebenarnya itu adalah upaya dia untuk terlihat kuat seperti anak laki-laki. Untungnya Julian yang bijak bisa mencairkan suasana, sehingga keempatnya jadi akur, ditambah dengan kehadiran Tim, anjing George yang lucu yang disukai oleh keempatnya.

George mengajak ketiga sepupunya (dan Tim) untuk mengunjungi Pulau Kirrin. Pulau ini tadinya milik keluarga Bibi Fanny (ibunya George), yang kemudian diberikan kepada George. Suatu hari, terjadi badai besar yang kemudian mengangkat bangkai kapal dari dasar Teluk Kirrin. Keempat anak ini sangat senang dengan bangkai kapal itu, apalagi kemudian mereka menemukan kotak tua berisi peta Pulau Kirrin. Jiwa petualang mereka terusik ketika melihat peta yang menunjukkan harta karun di Pulau Kirrin. Sayangnya Paman Quentin menyita kotak tua itu dan menjualnya kepada seorang kolektor barang antik. Bukan hanya itu, si kolektor pun berniat membeli Pulau Kirrin. George marah besar. Tapi kedua orang tuanya yang kesulitan keuangan  tidak mengindahkan kemarahan George. Untungnya Julian sempat menyalin peta itu. Sebelum pulau dibeli, kelimanya berniat mencari tahu misteri harta karun di Pulau Kirrin. Dan tentu saja mereka menemukan sesuatu yang terpendam di bawah kastil Kirrin.

Di buku pertama inilah mulai terbentuk kelompok Lima Sekawan. Dan di antara kelima tokoh Lima Sekawan ini, dulunya saya menyukai George yang mempunyai jiwa petualang dan tomboy. Tapi sekarang saya menyukai Julian yang bijaksana.  Dick sepertinya belum kelihatan karakternya. Sementara Anne si bungsu yang sensitif dan ceroboh tidak istimewa di mata saya.

Membaca ulang kisah Lima Sekawan ini adalah pengalaman menyenangkan buat saya. Masa kecil saya sangat akrab dengan kisah ini. Saya pun jadi menyukai anjing karena ingin seperti George. Petualangan demi petualangan yang dialami oleh empat anak dan satu anjing ini membuat saya iri. Saya malah sempat berangan-angan membentuk kelompok Empat Sekawan dengan kakak dan dua sepupu saya yang sebaya. Kami menciptakan petualangan sendiri, tapi tentunya tidak sehebat petualangan Lima Sekawan.

Lima Sekawan mengajak kita bertualang, memecahkan misteri dan mengatasi masalah-masalah yang muncul di sekitar kita. Buku ini layak dibaca oleh anak-anak berusia 10 tahun ke atas. Dan kalau boleh saya bilang, anak-anak yang ga baca (apalagi yang tidak mengenal) serial ini pasti rugi besar.



Read-A-LongButton

Postingan ini diikutsertakan dalam event 2013 Read-a-long with Children Literature, Fun Year with Children Literature, dan A Reading Challenge on Mystery From 2013 TBRR Pile
1 comment on "#178 Di Pulau Harta"
  1. aduh sayang banget sampai hilang mbak :( punyaku sampe jebol krn keseringan dibaca, jadi beli edisi baru beberapa kali, soalnya saudara-saudaraku juga suka pinjem, jadi kucel ngak keruan hehe. Thanks for joining this event too :D

    ReplyDelete