~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#182 Love, Curse & Hocus-Pocus


Judul : Love, Curse & Hocus-Pocus
Penulis : Karla M. Nashar
Halaman : 416
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Bagi kamu yang belum membaca Love, Hate & Hocus-Pocus, ada baiknya kamu membaca buku dulu buku itu sebelum membaca Love, Curse & Hocus-Pocus. Karena sebenarnya buku ini adalah sekuel dari Love, Hate & Hocus-Pocus (judulnya aja mirip kan...). Alasan kedua adalah agar kamu tidak merasa terjebak dalam konflik penuh kebencian antara dua tokoh utama dalam novel ini tanpa tahu alasannya. Meskipun di halaman awal buku ini ada ringkasan buku pertama.

Gadis dan Troy sudah mengalami perpindahan antar dua waktu yang berbeda seperti yang diceritakan di buku pertama. Gara-gara menghina seorang gypsi tua, mereka terkena hocus-pocus yang menyebabkan mereka ada pada kondisi saling mencintai. Padahal di dunia nyata, keduanya bagaikan dua kutub magnet yang saling tolak menolak dan saling  membenci. Untunglah kini mereka kembali ke dunia nyata. Apa yang mereka alami seperti mimpi yang membingungkan. Karena berusaha berpegang pada logika, keduanya memutuskan untuk melupakan apa yang terjadi di dunia mimpi.

Kejadian berlanjut ketika Troy dan Gadis ditugaskan ke Inggris menghadiri  seminar internasional. Di pesawat, dalam suatu turbulensi ekstrim, keduanya kembali terlempar ke dimensi lain. Coba bayangkan, Troy dan Gadis sedang bertengkar ketika mereka dipindahkan ke dimensi lain, dan dalam dimensi lain itu mereka berdua sedang berada di ruang bersalin. Gadis sedang melahirkan anak kembar mereka, sementara Troy mendampingi istrinya dengan penuh cinta. Ha!! Saya saja sebagai pembaca merasa seperti terlempar dan jatuh dengan keras. Itu belum cukup. Ketika Gadis dan Troy sedang menikmati kebahagiaan menjadi sepasang orangtua, tiba-tiba anak kembar mereka meninggal. Apa ini? Kurang drama apa coba? Tunggu dulu... masih ada lanjutannya. Gadis merasa terpukul dengan kematian anaknya, berencana meninggalkan Troy. Troy yang mengetahui rencana itu mengejar Gadis hingga keduanya terjebak di dalam lift di saat gempa. Coba tebak? Yap... mereka terlempar kembali ke dunia nyata, di atas pesawat  menuju Inggris.

Secara emosi, membaca buku ini membuat saya merasa lelah. Saya mencoba menempatkan diri ke dalam tokoh Gadis. Belum reda rasa marahnya pada Troy, dia harus menghadapi kebingungan dan kesakitan melahirkan. Baru saja dipenuhi rasa bahagia memiliki keluarga kecil yang saling mencintai, hatinya hancur atas kematian anaknya dan rasa bersalahnya pada Troy. Tiba-tiba saja dia harus kembali ke dunia nyata dimana dia kembali merasakan kesedihan dan marah atas sindiran dan kebencian dari Troy, sementara Troy sepertinya tidak mengalami perubahan emosi atas apa yang mereka alami. Seperti gulungan tali yang ditarik dan diulur untuk kemudian menjadi kusut.

Akhirnya Gadis mengajak Troy untuk mencari jawaban atas apa yang mereka alami. Berdua mereka mencari gypsi tua yang memberikan kutukan ini kepada mereka. Tetapi perjalanan mereka bukan hanya mencari jawaban atas misteri time-travelling yang mereka alami, tapi juga mencari tahu apa sebenanrnya yang ada di hati mereka saat ini.

Ada satu pernyataan yang saya suka dari Troy kepada Gadis, ketika Troy mengatakan bahwa mereka berdua adalah orang yang beruntung bisa merasakan pengalaman ketika mereka sudah menikah di masa akan datang. Mereka tahu pertengkaran yang akan mereka hadapi, atau kesedihan yang bisa mereka alami. Seharusnya mereka menggunakan itu sebagai bekal untuk saling mengenal satu sama lain. Namun di dunia nyata tidak ada hal seperti itu. Mungkin nasihat dari gypsi tua berikut ini bisa kita gunakan.
That little voice inside us always tell the truth, but most people take it for granted. Love is a celebration of feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain.
Empat bintang untuk Lyubitshka*


*Lyubitshka artinya cinta, sekaligus adalah nama gypsi tua dalam novel ini.
14 comments on "#182 Love, Curse & Hocus-Pocus"
  1. ak suka banget sama buku sebelumnya saking sukanya pengen nyobek bagian endingnya dan rasa lega ak rasain setelah membaca buku ini, wlaau buku pertama lebih lucu, maklum lah ya di buku ini mereka dituntut untuk lebih jujur akan perasaan masing-masing :)

    ReplyDelete
  2. Ini fantasi toh? kukira romance. Aduh iya baca dramatisasinya saja ikut lelah ya, nggak kasihan apa tuh penulsi sama karakternya? Sejujurnya, saya kurang cocok model fantasi beginian, kurang ada adegan berantem dan darahnya *plak

    ReplyDelete
  3. metropop tapi ada fantasynya bang *bantu jawab*

    ReplyDelete
  4. iya, judulnya mirip. kupikir ini buku recover hehehe...
    sepertinya aku teracuni review Oky ma Mbak Desty, pengen baca

    ReplyDelete
  5. fantasy romance... pake sihir2 gitu deh :)

    ReplyDelete
  6. Haha, setuju. But I still like the first book more though

    ReplyDelete
  7. Penasaran sama seri ini. Kapan-kapan pinjem ya Mbak Destii, hehe... :D

    ReplyDelete
  8. aku juga minjam dari Sulis, Lu..

    ReplyDelete
  9. jadi setelah ini gak bakal ada lanjutannya lagi ya? :) unik ya buku kaya gini, masih jarang disini :)

    ReplyDelete
  10. Buku yang pertama udah baca dan lumayan terpuaskan :D
    walaupun menurutku dibuku 1 masih ada yang gantung, tapi semoga aja dibuku ke 2nya bisa menjawab kegantungan itu *cekile :p
    buku ke 2 ini sepertinya lebih banyak konfliknya haha :D

    ReplyDelete
  11. ini juga pengin saya baca dari lama. Suka sama buku pertamanya.

    ReplyDelete
  12. belum nyelesain baca buku ini padahal dah beli dari akhir januari -__-"
    tapi baca sinopsisnya jadi balik semangat buat baca, selesai uts mari kita selesaikan baca buku ini :D

    ReplyDelete
  13. Aku belum baca buku pertamanya. Tertarik banget. Pertama kali baca buku Karla itu From Batavia With Love.

    ReplyDelete