~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#192 Dash & Lily's Book of Dares


Judul Buku : Dash & Lily's Book of Dares
Penulis : Rachel Cohn & David Levithan
Halaman : 302 (ebook)
Penerbit : Knopf Books for Young Readers
Usia Kelayakan Baca : 13 tahun ke atas

Masih dalam rangka ulang tahun BBI, salah satu tema baca bareng bulan ini adalah "buku tentang buku". Sempat bingung memilih beberapa buku tentang buku dari daftar TBR, akhirnya pilihan saya jatuh pada novel ini. Kenapa? Biar bisa sekalian buat RC What's in A Name, Finds New Author, Books In English, sama Children Literature :D

Ini kali pertama saya membaca karya David Levithan, dan kali ini dia berkolaborasi dengan Rachel Cohn. Ternyata novel ini adalah novel ketiga hasil kolaborasi mereka.  Sebelumnya ada Nick & Norah's Infinite Playlist dan Naomi and Ely's No Kiss List. Dash & Lily's Book of Dares sendiri terdiri atas beberapa bab, dimana tokoh Dash dan tokoh Lily salung bergantian bercerita mengenai hari-hari mereka bersama sebuah buku tantangan. Buku apa itu?

Kisah dibuka oleh Dash yang baru saja mengakali kedua orangtuanya yang telah bercerai. Kepada ibunya, Dash mengatakan akan menjalani hari Natal bersama ayahnya, dan kepada ayahnya, Dash mengatakan dia ikut liburan bersama ibunya. Dash sangat yakin rencananya untuk sendirian di libur Natal ini berhasil, mengingat keduanya orang tuanya tidak pernah lagi saling berkomunikasi. Dash kemudian menghabiskan waktunya ke toko buku untuk membaca buku. Di toko buku itu dia menemukan sebuah notebook  berwarna merah dengan tulisan tangan di dalamnya.
I’ve left some clues for you.
If you want them, turn the page.
If you don’t, put the book back on the shelf, please.
 Rasa penasaran membuat Dash mengikuti tantangan itu. Tantangan demi tantangan di buku itu membawanya "berkenalan" dengan seorang gadis bernama Lily. Tapi mereka berkenalan dengan cara yang unik. Dash akan meninggalkan buku itu di suatu tempat, dan Lily akan mengambilnya. Di dalam buku itu Dash akan menuliskan tantangan untuk Lily. Kalau Lily sudah menyebutkan siapa namanya di awal buku, Dash justru menyimpan namanya menjadi rahasia untuk dipecahkan oleh Lily. Lantas siapa Lily?

Lily, sama seperti Dash adalah remaja yang ditinggal berlibur oleh orangtuanya ke Fiji. Lily hanya ditemani oleh kakaknya, Langston yang tidak memperdulikan Lily karena sedang menikmati waktu bebas bersama kekasihnya Benny. Untuk mengatasi kesepiannya, Langston memberikan ide menarik tentang notebook berwarna merah yang berisi tantangan untuk menemukan man of her dream. Ternyata seorang laki-laki menemukan buku itu, dan perkenalan mereka berlanjut. Yang menarik adalah dengan menggunakan media buku, Lily bisa bercerita kepada Dash apa yang ada di pikirannya, tentang impiannya, perasaannya. Demikian juga dengan Dash.

Buku tentang buku ini tidak hanya tentang buku catatan berwarna merah itu saja. Di dalam buku ini juga dikisahkan bagaimana Dash dan Lily saling berbagi informasi soal buku yang mereka (pernah) baca, semuanya lewat buku. Saya membayangkan betapa serunya apa yang mereka alami berdua karena sebuah buku catatan. Hm... ide yang menarik buat kutu buku yang masih jomblo, coba saja tiru gaya Dash dan Lily dan tinggalkan bukumu di toko buku atau perpustakaan (tentunya seizin pemilik toko buku), dan nikmati kemana petualangan akan membawamu.

Bagi yang pernah membaca buku-nya John Green yang gaya berceritanya anti-mainstream, gaya yang sama dipakai juga oleh David Levithan. Dalam novel ini, David menulis bagian tokoh Dash, sementara Rachel menuliskan tokoh Lily. Keduanya menulis secara bergantian, tanpa plot, seperti Dash dan Lily yang membiarkan semuanya mengalir apa adanya. Bedanya Dash dan Lily menulis di buku, David dan Rachel memilih email sebagai media yang lebih praktis.

4 stars

2 comments on "#192 Dash & Lily's Book of Dares"
  1. aroma bukunya kerasa banget nggak ka?

    ReplyDelete
  2. aku suka buku ini- mostly karena settingnya juga menyenangkan ya...christmas time in New York :) meskipun endingnya hmmm kurang greget sih ya. kayak antiklimaks gitu hhehe

    ReplyDelete