~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#212 Rahasia Sunyi


Judul Buku : Rahasia Sunyi
Penulis : Brahmanto Anindito
Halaman : 372
Penerbit : Gagas Media


Nama Brahmanto Anindito cukup untuk membuat saya memilih buku ini sebagai salah satu isi dari buntelan #UnforgotTEN. Saya masih ingat karya duet-nya dengan Rie Yanti (yang ternyata sudah menjadi istrinya) berjudul Satin Merah yang bernuansa thriller. Dan pilihan saya tidak salah. Brahmanto masih setia dengan jalur yang tidak begitu populer diantara penulis novel di Indonesia.

Rahasia Sunyi bercerita tentang Lautan Angkasawan (waduh..."berat" ya namanya :D ) yang diberi tugas oleh seorang pria berkebangsaan Australia, Lachlan Fowler,  untuk menyelidiki kematian anaknya, Kirey. Kirey sendiri bukan orang baru bagi Lautan. Kirey adalah mantan kekasihnya yang sudah meninggal dunia 2 tahun yang lalu dalam kecelakaan mobil di Kerinci, Sumatera Barat. Kirey, seorang pencinta alam, yang menyukai daerah asal ibunya, Kerinci. Dalam suatu perjalanan di daerah tersebut mobil yang ditumpanginya terbalik. Kirey meninggal kehabisan darah setelah mencoba mengamputasi sendiri kakinya yang tertimpa runtuhan mobil. Yang menjadi pertanyaan bagi Mr. Fowler adalah apa tujuan Kirey ke Kerinci? Apa yang dia cari di sana? Pertanyaan itu tidak bisa dijawab oleh kepolisian yang mengurusi kasus kecelakaan tersebut.

Berbekal laptop, pemutar MP3 dan scrapbook hasil karya Kirey yang berat, Lautan mencoba mencari jawaban yang diinginkan oleh Mr. Fowler. Selain rasa penasaran atas kematian Kirey, tawaran honor yang dijanjikan oleh Mr. Fowler membuat Lautan bersemangat. Uang itu nantinya akan dia gunakan untuk membeli obat bagi pacarnya, Tiara,  yang menderita hemofilia. Tiara setidaknya membutuhkan beberapa kali suntikan setiap bulannya yang harganya tidak murah. Ketika Lautan berangkat ke Sumatra, Tiara ditugasi untuk memeriksa laptop milik Kirey. Mungkin ada petunjuk lain dalam laptop ber-password itu.

Di Sumatra, Lautan menginap di rumah pamannya Kirey, Om Inal. Segala keperluannya sudah diurus oleh Mr. Fowler. Ternyata tugas ini tidak mudah dijalankan. Ada saja hambatannya. Sikap tidak bersahabat ditunjukkan oleh mantan supir yang mengalami kecelakaan bersama Kirey. Belum lagi ada paranormal di Kerinci yang tidak suka atas kehadiran Lautan. Ternyata memang ada sesuatu yang "disembunyikan" oleh Kirey di Kerinci. Sejak kecil, Kirey tertarik untuk mengumpulkan logam mulia berupa emas. Sewaktu kelas 3 SD, dia selalu meminta hadiah emas dari orang tuanya. Ibunya yang bekerja di perusahaan BUMN Antam tentu saja bisa memberikan hadiah seperti itu. Tumbuh dewasa, Kirey semakin mendalami seluk beluk tentang investasi emas sampai trading emas. Ketika Kirey meninggal dalam kecelakaan, ayahnya berusaha mencari tahu dimana semua emas milik Kirey yang bernilai milliaran rupiah itu. 

Sebenarnya novel ini tidak murni thriller, karena ada unsur mistis dan supranatural yang dilibatkan di dalamnya. Tidak bisa kita pungkiri bahwa sebagian besar budaya di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan kepercayaan supranatural. Percaya tidak percaya, selalu ada kisah seperti itu di setiap daerah. Demikian juga di Kerinci. Tapi bagi saya pribadi, hal ini tidak menjadi masalah. Saya malah menjadi semakin tertarik karena Brahmanto menuliskannya dengan apik. Kelebihan lainnya adalah Brahmanto memadukannya dengan berbagai macam teknologi media sosial yang kebanyakan belum pernah saya kenal. Misalnya Quora (situs tanya jawab seperti Yahoo Answer), Google Sparks (bagian dari Google+ yang kayaknya udah ga ada lagi sekarang), dan Trader 9.3.1 (aplikasi internet untuk trading).

Namun bukan berarti novel ini tidak ada kekurangannya. Ada satu hal yang membuat saya bingung ketika membaca novel ini. Di bagian akhir cerita, ketika Tiara berhasil mengungkap misteri dari scrapbook milik Kirey, dia segera menuliskan SMS untuk Lautan. Tapi SMS-nya belum sempat terkirim ketika Tiara harus mengangkat telepon dari nomor yang tidak dikenalnya (halaman 337). Beberapa waktu kemudian ketika Tiara hendak menceritakan mengenai hal itu kepada Lautan, Lautan menyela dengan mengatakan bahwa dia sudah tahu soal misteri scrapbook  itu dari email yang dikirimkan oleh Tiara (halaman 357). Apa ada yang terlewat oleh saya? Mungkin teman-teman yang sudah membaca buku ini bisa menjawabnya.

Saya memberikan bintang 4 untuk novel ini.  Kalau kamu ingin mencoba membaca pengalaman kultural dalam balutan thriller, tidak ada salahnya membaca buku ini.

4 stars

Postingan ini ditulis untuk #UnforgotTEN Project No.4

banner
4 comments on "#212 Rahasia Sunyi"
  1. Suka baca reviewnya, menarik :)

    Aku udah punya buku ini, beli pas baru terbit. Agak kurang sreg dengan gaya bahasanya, juga cara Brahmanto memulai cerita. Tapi baca review ini jadi pengen baca lagi. Thanks.

    ReplyDelete
  2. Mbak aku juga baru bikin review buku ini. Seru... yang paling nggak enak tuh kemarin pagi, pas di kantor masih sendirian, baca pas bagian si nenek makan ikan mentah itu... mulai merinding... trus pas ngeliatin ruangan ga ada orang.. buset deh!!!

    ReplyDelete
  3. aku suka satin merah, makanya pengen baca buku ini :)
    baru tahu kalo mereka itu suami istri :)

    ReplyDelete
  4. […] novel ini bukan novel misteri thriller seperti dua novel beliau sebelumnya Rahasia Sunyi dan Satin Merah. Kali ini lebih banyak action-nya. Di halaman judulnya saja sudah tertulis […]

    ReplyDelete