~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#242 Just One Day


Judul Buku : Just One Day (Just One Day #1)
Penulis : Gayle Forman
Halaman : 300 (ebook)
Penerbit : Penguin Group

Sudah cukup lama sejak saya membaca serial If I Stay - Where She Went dari Gayle Forman, hingga akhirnya saya memutuskan untuk membaca buku ini. Seperti biasa, saya secara random memilih ebook dalam tablet untuk mengantarkan saya tertidur di malam hari. Dan seperi biasa, yang ada adalah saya bisa bertahan membaca hingga hari berganti dan melanjutkannya keesokan harinya saat bangun pagi, dan bukan lagi sekedar pengantar tidur.

Allyson sedang mengikuti tour ke Eropa bersama sahabatnya, Melanie. Alih-alih menonton pertunjukan Hamlet di sebuah teater, mereka malah menonton street performance Twelfth Nights. Allyson mendapati dirinya terlarut dalam pertunjukan itu, terutama pada seorang pria  yang memerankan Sebastian. Di akhir pertunjukan, 'Sebastian' melemparkan sebuah koin padanya diikuti dengan senyuman penuh misteri.

Allyson dan Melanie kemudian melanjutkan perjalanan mereka ke London, sebelum pulang ke Amerika untuk kuliah. Di dalam kereta menuju ke London, Allyson bertemu dengan 'Sebastian' yang ternyata bernama Willem. Willem hendak pulang ke kampung halamannya di Belanda. Pertemuan tak sengaja itu membawa suatu perasaan baru bagi Allyson. Apalagi ketika Willem memberikan nama baru baginya. Lulu, yang diambil dari nama aktris Louise Brooks (yang mempopulerkan potongan rambut bob), karena Allyson memiliki model rambut yang sama. Ketika Willem mengajaknya untuk mengunjungi Paris, Allyson secara impulsif mengiyakan ajakan Willem. Lagipula dia sudah sejauh itu ke Eropa, dan tour yang dia sudah ikuti tidak menyertakan kunjungan ke Paris.

Segera Allyson bertransformasi menjadi Lulu. Lulu yang bebas, berbuat seperti air yang mengalir. Bertolak belakang dengan Allyson yang pendiam dan teratur. Lulu mendapati dirinya menikmati Paris bersama Willem. Dari Willem, Lulu belajar bahwa ada perbedaan antara falling in love dan being in love. Dan Lulu yakin, kalau saat itu dia being in love dengan Willem. Untuk kemudian dia mendapati dirinya bangun keesokan harinya tanpa ada Willem di sisinya. Allyson panik. Dia tidak menyangka Willem akan meninggalkannya begitu saja. Menelantarkannya tanpa meninggalkan pesan apapun di negeri orang saat dia tidak lagi memiliki apa-apa.

Singkat cerita, Allyson berhasil kembali ke Amerika, menjalani hidupnya sebagai mahasiswa pre-med sesuai harapan orang tuanya. Tetapi ada yang berubah dari Allyson. Nilainya anjlok, dia menjadi sangat tertutup, dan tentu saja tidak bisa menghilangkan bayangan Willem di pikirannya meski dia sudah berusaha sekuat mungkin. Apakah dia akan bertemu dengan Willem lagi? Ataukah itu hanya sebuah kebetulan di dalam hidupnya? Mengapa Willem meninggalkannya pada saat dia merasakan cinta padanya?

Kisah Allyson cukup panjang. Ada banyak kejadian yang terjadi dalam hidupnya, yang semuanya sepertinya mengarah pada satu hal. Allyson mencoba mengenali dirinya sendiri, menganalisis keberadaannya di dunia. Dalam serangkaian peristiwa yang terjadi dalam hidup Allyson, saya bisa melihat ada satu pola, bahwa tidak ada yang namanya kebetulan. Everything happened for a reason. Apa yang terkadang terlihat seperti an accident adalah jejak-jejak menuju satu tujuan dalam hidup setiap orang.

Seperti hal-nya If I Stay, kisah ini diceritakan dari sudut pandang tokoh utama perempuan, yaitu Allyson. Dan (masih) seperti If I Stay, Gayle Forman membuat pembaca menantikan kelanjutan kisah ini. Rencananya akan ada Just One Year yang bercerita dari sudut pandang Willem. Ehm... semoga saya bisa segera tahu jawaban yang juga dicari oleh Allyson.

3 stars
2 comments on "#242 Just One Day"
  1. aku nggak konsen baca ini, mataku pedes *nggak nyambung* hahahaha, punya Just One Year mbak? mintaaaaaaaaa :))
    aku lebih suka kalau sudut pandangnya cowok, sepeti where she went, mak jleb :))

    ReplyDelete
  2. Belum keluar, Lis... ntar oktober br rilis

    ReplyDelete