~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#246 Enigma


Judul Buku : Enigma
Penulis : Yudhi Herwibowo
Halaman : 224
Penerbit : Grasindo

...tentang sebuah kisah cinta dan sesuatu yang tak terjelaskan...

Hasha adalah seorang penulis yang lebih banyak diam. Ia suka bicara pada lilin-lilin dalam temaram. Saat kuliah ia sebenarnya memendam perasaannya pada Isara.
Isara, perempuan satu-satunya semenjak Kurani pindah. Ia seperti membalas perasaan Hasha. Namun sebelum sempat ia mengungkapkannya, ia tiba-tiba menjauh dari laki-laki itu. Setelah lulus, ia bahkan memilih menikah dengan Patta.
Patta, merupakan laki-laki ideal bagi semua perempuan. Pintar, menarik dan berkarier cemerlang. Sepanjang hidupnya, ia hanya pernah mencintai satu orang perempuan, Isara.
Chang, atau Indiray, merupakan sosok yang ingin menghapus masa lalunya. Ia telah menemukan sebuah tempat yang selama ini dicarinya. Namun ia selalu teringat pada sahabat-sahabat masa lalunya, terutama Hasha.
Goza, sosok yang selalu dapat mencairkan suasana dengan joke-joke-nya. Namun sebenarnya merupakan bedebah di antara kelimanya. Kelak ia memilih jalan paling mengerikan: menjadi pembunuh bayaran.


Lima orang anak manusia, seangkatan di Ilmu Komunikasi UGM, dan sering menghabiskan waktu di sebuah warung lotek di dekat Kanisius, Yogyakarta. Meski terlihat akrab, kelimanya memiliki rahasia pribadi yang disimpan. Rahasia yang berhubungan dengan masing-masing orang di antara kelimanya. Jalan hidup mereka mulai terpisah ketika mereka lulus dan meninggalkan Yogyakarta.

Beberapa tahun kemudian, Isara memilih untuk bercerai dari Patta. Dia tidak pernah mencintai pria itu. Tetapi sebenarnya ada alasan lain mengapa Isara meninggalkan Patta. Ada bayang-bayang tentang seseorang yang selalu mengganggu pikirannya. Dan ketika sebuah undangan pernikahan milik Hasha dan Kurani datang, mau tak mau dia kembali teringat kepada orang itu. Isara memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta.

Di Yogyakarta, tanpa sengaja Isara bertemu dengan Goza. Goza sedang mendapat "tugas" di Yogyakarta. Pertemuan itu seperti membawa angin segar bagi Goza. Sudah lama dia menyukai Isara. Bagi Goza yang mampu menaklukkan banyak wanita untuk kepuasan dirinya, seorang Isara adalah perkara kecil.  Selingan sebelum melakukan tugas yang sudah setahun ditinggalkannya tidaklah menjadi masalah.

Sementara itu Hasha dan Kurani sedang mempersiapkan pernikahan mereka, saat tawaran untuk kembali bekerja datang kepada Hasha. Hasha ragu karena masih teringat akan kejadian yang hampir merenggut nyawanya di masa lalu. Saat itu Hasha menjadi wartawan junior dan meliput tentang kasus korupsi seorang pejabat. Sayangnya pejabat itu terusik dan kemudian ingin melenyapkan orang yang mengganggunya. Hasha terluka parah, tetapi rekannya tewas seketika. Sejak itu Hasha dirumahkan oleh kantornya.

Patta yang masih belum menerima perceraiannya dengan Isara, disibukkan dengan pekerjaannya. Sebagai orang kepercayaan seorang pejabat di Senayan, dia harus menyelesaikan satu tugas yang dibebankan padanya. Tugas ini sekaligus sebagai pembuktian bahwa dirinya tidak dapat diremehkan begitu saja oleh atasannya. Untung saja kesepiannya bisa terobati dengan kehadiran Sandra sahabatnya.

Chang, mungkin satu-satunya yang tidak lagi berhubungan dengan teman lamanya, kecuali dengan Hasha, sahabat terbaiknya. Berbagai kepahitan hidup sebagai orang yang terlahir dengan fisik dan paras yang menyerupai etnis Cina membawa Chang pada suatu keyakinan baru. Keyakinan yang membuatnya mengalami perjumpaan dan kedamaian dengan Tuhan. Kedatangan Chang ke Yogyakarta adalah untuk memperluas keyakinan itu kepada banyak orang yang membutuhkan. Sebelum memulainya, dia ingin berjumpa dengan Hasha. Entah untuk tujuan apa, mungkin hanya ingin melepas rindu saja.

Sepertinya tidak ada persimpangan yang akan mempertemukan kelima orang ini kembali. Tetapi salah satu di antara mereka tahu bahwa ada kejadian yang akan menghubungkan satu dengan yang lainnya. Kejadian yang akan mengubah masa depan mereka, dan dia bertindak untuk mendahului masa depan itu. Siapa orang ini? Kalau saya ceritakan di sini, maka misterinya bisa terungkap. Silahkan menemukan sendiri jawaban dari enigma itu dalam buku ini  :)

Buku ini baru tiba di tangan saya tadi siang. Tapi karena kesan misteri yang ditampilkan dari cover-nya (dan saya sendiri sudah lama penasaran sejak mas Yudhi memperlihatkan draft cover-nya di Solo tempo hari), saya segera membaca buku ini. Hanya dalam hitungan jam, buku ini selesai saya baca karena rasa penasaran yang membuat saya ingin segera menyelesaikannya.

Ada keunikan dari novel ini, dimana setiap bab diawali dengan sebuah potongan cerita yang sepertinya tidak nyambung dengan isi bab-nya, namun saling terkait dengan potongan cerita di bab selanjutnya. Tapi semakin ke belakang potongan cerita itu membentuk kisah tersendiri yang menjadi salah satu kunci misteri dalam buku ini. Hanya saja, jangan coba-coba membaca potongan cerita itu secara tersendiri dari depan hingga belakang lalu mulai membaca kisah intinya. Rasanya bisa berbeda, dan saya tidak menjamin anda akan menyukainya.

Saya juga suka dengan pilihan nama yang tidak biasa. Membuat saya bisa membayangkan wujud dari masing-masing tokoh itu. Karakter setiap tokoh yang digambarkan oleh penulis dengan seimbang membuat tidak ada yang terlalu menonjol, meski saya paling ingat pada tokoh si bad boy Goza.

Seperti mbak Truly yang lebih dahulu membaca buku ini, saya juga penasaran dengan lotek Kanisius dalam buku ini. Hampir setiap hari kalau ke kampus saya melewati Kanisius, dan saya selalu menandai warung lotek karena saya memang suka dengan makanan yang satu itu. Seingat saya ada 3 warung lotek dekat Kanisus di jalan menuju UGM. Sepertinya saya harus mencari warung lotek dengan pohon asem dan mencoba lotek yang katanya paling enak di Yogyakarta itu. Okey!  Abaikan saja paragraf terakhir ini :D

4 stars
5 comments on "#246 Enigma"
  1. busettttt cepet banget, penasaran nih sama ceritanya, kapan2 pinjem ah :p

    ReplyDelete
  2. tengkyu mbak desti,... :)
    warung lotek itu masih ada kog. hanya saja sekarang pohon asemnya sudah dipotong. tapi meja besarnya masih ada kog. kapan2 mampir ya... posisinya kalo kita masuk dari gejayan, dari penerbit kanisius kita belok kiri. di sekitar situ... :)
    tapi tentu saja auranya jangan dibayangkan seperti di novel yaaa... :)

    ReplyDelete
  3. mbak desti ini kecepatan ngereviewnya supeeer sekalii xD jadi tertarik buat baca juga :D

    ReplyDelete