~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#280 Wallbanger


Judul Buku : Wallbanger  (Cocktail #1)
Penulis : Alice Clayton
Halaman : 600
Penerbit : Elex Media Komputerindo

Caroline akhirnya pindah ke apartemen impianya yang diperolehnya dari bossnya. Akan tetapi malam-malamnya terganggu oleh benturan-benturan di dinding dari kamar sebelah. Bukan hanya benturan tapi juga suara-suara jeritan yang mengisyaratkan kepuasan karena permainan cinta. Yang membuat Caroline lebih sebal, karena dia sendiri sudah lama kehilangan si "O" seperti yang dialami oleh gadis-gadis di kamar sebelah.

Gadis-gadis? Yup...Jelas ada lebih dari satu perempuan yang menemani Mr. Wallbanger (a.k.a Simon), yang berganti-ganti setiap harinya. Sebut saja yang Spanx (karena selalu meminta "dihukum"), Purina (meong-annya justru membuat Clive, kucing Caroline jadi horny)  dan Giggler (yang terkikik di antara erangannya). Ketika kesabaran Caroline sudah di ujung tanduk, dia akhirnya pergi melabrak Mr. Wallbanger hanya dengan menggunakan pakaian dalam berwarna pink (Pink Nightie). Pertemuan pertama mereka tidak berakhir dengan baik.

Pertemuan kedua terjadi di pesta boss-nya Caroline, Jillian. Jillian dan tunangannya, Benjamin sedang merayakan rumah baru baru mereka. Caroline datang bersama temannya, Mimi dan Sophia. Di sana mereka bertemu dengan dua pria yang langsung menarik perhatian Mimi dan Sophia. Lalu datanglah pria ketiga yang tidak lain adalah Simon. Simon ternyata kerabat dekat Benjamin dan Jillian. Di pertemuan kedua ini, Simon dan Caroline sepakat untuk mengadakan gencatan senjata.

Gencatan senjata mereka berlangsung lumayan damai. Kedua bisa saling akur dan tentunya juga saling flirting. Caroline merasakan hubungan mereka sepertinya menuju ke satu arah. Caroline jelas tertarik dengan Simon, dan sebaliknya Simon juga begitu. Hingga suatu waktu di rumah musim panas milik keluarga Sophie, Caroline yang dalam keadaan mabuk "melemparkan" dirinya kepada Simon. Dari kondisi fisik saat kedua badan mereka bertemu, Simon jelas menerima, tapi nyatanya dia menolak Caroline. Caroline sangat malu dan marah besar. Sebenarnya Simon tidak mau memanfaatkan Caroline. Dia ingin melakukan hal yang berbeda terhadap Caroline. Ketika akhirnya keduanya kembali melakukan perdamaian, dan berlibur ke Spanyol, di sanalah baik Simon dan Caroline melakukan apa yang sudah mereka inginkan sejak lama.

Jalan ceritanya cukup menarik. Seringkali ada percakapan lucu antara Simon dan Caroline. Meski dari awal keduanya kelihatan sama-sama tertarik secara fisik, adegan hot-nya baru terjadi di beberapa bab terakhir dari novel ini. Simon yang kelihatannya sangat liar di balik dinding kamar Caroline, ternyata bisa menjadi Mr. Sweet yang mengutamakan perasaannya pada Caroline.

Sayangnya, novel terjemahannya bertaburan typo. Sudah gitu, beberapa istilah diterjemahkan secara literally. Misalnya ketika Pink Nightie Girl yang diterjemahkan sebagai Gadis Daster Pink (err... kata daster tidak terasa sexy menurut saya sih..), atau "He's going commando" diterjemahkan sebagai "alatnya besar sekali". *tepok jidat*. Jujur aja, setelah melewati bab 10 saya akhirnya beralih membaca ebooknya, sambil sesekali skimming terjemahannya.

Well, kalau mau mencari bacaan ringan dan bikin senyum-senyum silahkan membaca novel yang satu ini. Berpotensi bintang empat, andai terjemahannya tidak membuat saya mengerutkan kening.

3 stars
3 comments on "#280 Wallbanger"
  1. Sulis.. Ckckckck.. Hahahahaha...

    Untung aku baca eng-nya. Kalo gak, bisa misuh-misuh sama typo dan pilihan katanya (_ _)"

    ReplyDelete
  2. pertengahan buku, aku juga beralih ke inggrisnya

    ReplyDelete