~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#287 Rhapsody


Judul Buku : Rhapsody
Penulis : Mahir Pradana
Halaman : 324
Penerbit : Gagas Media

Tadinya saya mengira ini adalah novel romance biasa, ternyata saya salah. Novel ini lebih banyak bercerita tentang perjalanan seorang anak muda bernama Abdul Latif yang sudah mengelilingi sebagian Eropa dan pulang untuk mewujudkan mimpinya.

Abdul Latif, biasa dipanggil Al atau Aco, mendapatkan warisan sebuah hotel tua di kota Makassar. Letak hotel itu sebenarnya strategis, berada di daerah sekitar Pantai Losari, pusat daerah wisata di Makassar. Tapi Al tidak berniat meneruskan usaha hotel itu, alih-alih dia membuka hostel. Keputusannya ini dia ambil berdasarkan pengalamannya di Eropa, baik itu ketika dia sedang menempuh studi perhotelan di Swiss maupun saat travelling keliling Eropa. Namun usaha hostel milik Al sepertinya kalah bersaing dengan hotel-hotel yang ada di sekitar tempat itu. Hingga keajaiban muncul dalam wujud seorang pria Spanyol bernama Miguel. Miguel tiba-tiba muncul di hostel Makassar Paradise milik Al. Miguel datang jauh-jauh dari negaranya untuk menemui seseorang yang pernah menolong ibunya dua tahun yang silam. Kedatangan Miguel dengan ide-ide cemerlangnya membawa perubahan bagi hostel itu. Ada semakin banyak wisatawan mancanegara yang datang menginap di hostel tersebut. Al sempat bertanya-tanya mengapa Miguel rela membantunya. Miguel hanya memberi alasan ingin membalas kebaikan Al, tidak lebih.

Yah.. itu inti dari novel ini. Perjuangan Al membangun sebuah hostel di kota wisata Makassar. Memang ada kilas balik beberapa peristiwa saat dia sedang berada di Eropa. Salah satunya adalah saat dia tour keliling Eropa bersama Nadia, kekasihnya. Sayangnya Nadia mengkhianatinya sehingga mereka putus. Di saat-saat Al sedang merintis usaha hostelnya di Makassar, muncul sosok perempuan dari masa lalunya, Sari. Sari dahulu adalah mantan pacar Al. Ketika Sari berkunjung ke Makassar, dia sengaja menginap di hostel milik Al. Tiba-tiba saja Al merasakan CLBK (Cinta Lama Balik Kembali). Dia menyatakan cintanya pada Sari, tapi ditolak oleh Sari.

Seperti saya sebutkan sebelumnya, novel ini bukan novel romance biasa. Kisah cintanya hanya sebagai pemanis saja. Yang kuat justru nuansa travelingnya. Mungkin itu yang menyebabkan penulis mengambil tagline-nya "selalu ada alasan untuk pulang". Meski menurut saya tagline itu kurang pas. Okeylah Al memang pulang dari Eropa untuk membangun bisnis hostel di kampung halamannya. Saya justru memilih sepenggal kalimat terakhir di novel itu, "Nobody ever says that life is easy. But that doesn't mean you cannot reach your dreams. And create your own paradise." Err.. kepanjangan yak?

Meski Al adalah tokoh utama dalam novel ini, karakter yang kuat saya rasakan justru adalah Bebi, asisten Al dengan logat okkots-nya yang lucu. Ohya, okkots itu gaya bahasa di Makassar dimana kata-kata dengan akhiran huruf 'ng' akan menjadi 'n', sementara kata-kata dengan akhiran huruf 'n' akan menjadi 'ng'. Contohnya, makan menjadi makang, pulang menjadi pulan :) Belum lagi beberapa bahasa daerah Makassar yang dilontarkan Bebi semakin membuat saya bernostalgia dengan kota Makassar. Sayangnya karakter  Al tidak dibuat demikian. Dia malah lebih kebarat-baratan dengan penggunaan beberapa bahasa asing (meski dia sedang berbicara pada Bebi atau kakaknya Siska) bahkan ber-lo gue sementara dia berada di Makassar. Setahu saya di Makassar meski formal, lebih banyak menggunakan saya dan kamu. Kata aku saja jarang digunakan.

Beberapa halaman yang hilang juga membuat saya seperti kehilangan sebagian isi cerita dalam novel ini. Sulis, yang meminjamkan novel ini pada saya, sudah menuliskannya dengan rinci di sini. Semoga hanya kami saja yang bernasib kurang beruntung mendapatkan cetakan yang tidak sempurna ini.

2 stars
1 comment on "#287 Rhapsody"
  1. dituker aja, kak. sayang kalo ilang halamannya ya. padahal ceritanya bagus

    ReplyDelete