~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#313 Maharani


Judul Buku : Maharani
Penulis : Pearl S. Buck
Halaman : 630
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Maharani merupakan kisah fiksi sejarah dari seorang wanita Manchu yang memiliki jalan hidup yang membawanya menjadi kaisar China. Pertama kali saya membaca buku tentang kaisar wanita di China ini sewaktu saya membaca serial Empress Orchid karya Anchee Min. Meski tokohnya sama, beberapa detail ceritanya sedikit berbeda.


Orchid Yehonala adalah kemenakan dari Pengibar Umbul-Umbul Manchu bernama Muyanga.  Perawakannya rupawan, tinggi, langsing, hidung mancung, alis tebal, dan mata hitam mempesona. Bukan hanya fisiknya yang menawan, Orchid memiliki kecerdasan, semangat dan kekuatan yang terpancar dari dalam dirinya. Orchid adalah salah satu dari ribuan gadis yang akan dipilih menjadi selir Kaisar. Meski dia sudah dijodohkan dengan sepupunya, Jung-Lu, menjadi selir Kaisar adalah hal yang tidak bisa ditolak. Orchid bertekad untuk menjadi selir favorit, dan bukan tidak mungkin dia bisa menjadi permaisuri. Meski sepertinya posisi permaisuri akan menjadi milik Sakota, sepupunya.

Berbeda dengan gadis-gadis lainnya yang ketakutan menghadapi hari pemilihan, Orchid cukup percaya diri, meskipun ditempatkan dalam deretan gadis kelas tiga. Kepercayaan dirinya itulah yang membuat dia terpilih menjadi salah satu selir Kaisar. Sejak terpilih, namanya berganti menjadi Yehonala sesuai dengan nama keluarganya. Perjuangan Yehonala belum berhenti. Dengan mendekati Ibu Suri, Yehonala berhasil menjadi selir kesayangan Kaisar. Yehonala yang selain mampu menghangatkan ranjang Kaisar, juga bisa mengimbangi Kaisar dalam bertukar pendapat mengenai masalah kerajaan. Hal ini teidak terlepas dari kebiasaan Yehonala untuk belajar dan membaca banyak literatur.

Ketika permaisuri Sakota melahirkan anak perempuan, dan Yehonala melahirkan anak laki-laki yang sehat, peluang Yehonala menjadi Ibu Suri terbuka lebar. Yehonala bahkan bisa membujuk Kaisar untuk mengangkat dirinya menjadi setingkat dengan permaisuri dan mendapatkan gelar Tzu Hsi (Ratu Istana Barat). Ketika Kaisar mendekati ajalnya, Tzu Hsi juga berhasil membuat Kaisar mengeluarkan titah pengangkatan anaknya menjadi pewaris Tahta Naga dan bergelar Pangeran Langit, dan membuat dirinya menjadi wali yang memerintah kekaisaran hingga Pangeran Langit cukup umur untuk menjadi Kaisar.
"Ia berkuasa dalam kesepian. Tak seorang pun yang dekat dengannya, dan semua takut kepadanya." [h.487]
Ambisi Tzu Hsi tidak berhenti dengan menjadikan anaknya sebagai pewaris tahta. Tzu Hsi ingin memegang takhta itu sendiri. Berbekal kepandaiannya, dia mampu membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi Kaisar Wanita. Namun di balik semua itu, dirinya tetaplah wanita yang kesepian. Di awal perjalanannya menjadi selir, dia mendapati Kaisar tidak segagah yang dia bayangkan. Yehonala kala itu tidak puas dan teringat dengan sanaknya Jung Lu. Suatu malam, dia bersekongkol dengan kasimnya menyusupkan Jung Lu ke biliknya, namun keesokan harinya Yehonala kembali melayani Kaisar. Sepuluh bulan kemudian lahirlah anak laki-lakinya dengan perawakan yang sehat, sangat berbeda dengan anak Kaisar bahkan dengan Kaisar itu sendiri. Meski banyak gosip tentang Putera Mahkota yang beredar (bahwa bisa jadi bukan anak Kaisar), Yehonala bisa menepis semuanya.

Hal yang menarik dari kisah Orchid di dalam buku ini adalah perubahan fase hidupnya yang ditandai dengan pergantian namanya. Orchid adalah gadis lugu dengan mimpi menjadi selir. Yehonala adalah selir dengan ambisi untuk menjadi kesayangan Kaisar. Tzu Hsi adalah ratu yang berhasil mengangkat dirinya setingkat dengan permaisuri dan mulai mengambil alih tampuk pemerintahan. Ibu Suri adalah saat dimana dirinya menjadi wali sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi di kerajaan. Ibu Buddha Tua  adalah masa dimana dirinya meski sudah menjelang masa tua, masih dianggap bijaksana dan mampu memimpin bangsa sebesar China.

Membaca kisah Orchid membuat saya antara kagum (dengan tekad dan usahanya) dan miris (dengan segala cara yang digunakannya). Namun, Orchid mampu membuktikan pada jamannya seorang wanita juga bisa memerintah sebuah negara yang besar, apalagi dalam lingkup ruang yang sangat memperhatikan masalah gender. Bekal Orchid hanyalah kemauannya belajar dan membaca, hingga pikirannya terbuka luas. Dia tidak membatasi dirinya hanya sekedar menjadi perhiasan dan pelengkap kaum pria. Dengan ambisi dan naluri mempertahankan haknya dan keturunannya, dia bisa menjadi orang terkuat di China pada masanya.

4 stars


2 comments on "#313 Maharani"
  1. wah ambisius banget... Udah gitu anaknya yang jadi kaisar bukan anak kaisar pula.. Bisa dibilang udah ganti dinasti itu. ckck..

    ReplyDelete
  2. wah.. aku bakal baca Empress Orchid ini untuk posbar Asian Lit. Jadi penasaran juga sama sosoknya si kaisar perempuan ini :)

    ReplyDelete