~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#319 Guilty Pleasure


Judul Buku : Guilty Pleasure
Penulis : Christian Simamora
Halaman : 410
Penerbit : Gagas Media

Guilty Pleasure : kebahagiaan yang diikuti oleh perasaan bersalah

J-Boyfriend kali ini bernama Julien Ang (a.k.a Jules). Dia seorang CEO dari perusahaan pemasaran buah lokal dan import Beauty Of The Earth (BOTE). Usianya 40 tahun, single, dengan penampilan yang jelas saja high qualified. Jika saja bukan karena tabrakan yang merusak bemper mobilnya, dia tidak akan berkenalan dengan Devika,  the TV bitch, artis pemeran tokoh antagonis di beberapa FTV dan film.


Perkenalan mereka berlanjut dengan ketertarikan satu sama lain. Julien serasa menemukan sosok wanita yang bisa mengisi kekosongan hatinya setelah ditinggalkan oleh Miranda, kekasihnya. Devika yang juga jomblo tidak keberatan menjalani hubungan sebatas fisik atau (jika memungkinkan) lebih dari itu.  Devika hanya meminta keseriusan Julien dalam menjalani hubungan karena dia tidak ingin berinvestasi banyak dalam hubungan yang tidak menjanjikan kebahagiaan.

Lantas, apakah Julien dan Devika bahagia? Jika diukur dari kemesraan yang mereka alami berdua, keduanya sama-sama terpuaskan satu sama lain. Kamar ala Bollywood di apartemen Devika, sampai istal kuda di ranch milik Julien jadi saksi panasnya hubungan mereka.  Hanya saja, setelah sekian lama Julien sering menginap di apartemen Devika, Julien belum pernah sekalipun mengajak Devika menginap di rumahnya. Keadaan ini membuat Devika bertanya-tanya, apalagi tanpa sengaja dia melihat ada foto perempuan lain di dompet Julien. Julien sebenarnya sudah bercerita tentang Miranda pada Devika, tapi Julien belum bisa sepenuhnya move on dari Miranda. Itulah yang menjadi konflik utama dalam novel ini.

Bisakah kamu memercayakan masa depan di tangan orang yang belum bisa berdamai dengan masa lalunya?

Saya tidak akan mengulas lebih jauh tentang tokoh utama (Julien-Devika) dan kisah cinta mereka yang ala Harlequin. Saya lebih ingin membahas konten buku ini. Ada beberapa hal yang membuat saya ingin sekali berkomentar.

Pertama, label Novel Dewasa pada sampul buku ini benar-benar mencerminkan isinya. Kalau di atas saya menuliskan kisah cinta Julien-Devika ala Harlequin, yah memang begitulah isinya. Ada beberapa adegan kipas yang digambarkan dengan jelas, jadi yang belum cukup umur sebaiknya tidak membaca novel ini.

Kedua, ada beberapa tokoh pria homoseksual di dalam novel ini. Salah satunya adalah Ren, manajer sekaligus sahabat Devika. Gaya hidup Ren dan "teman-temannya" mengisi hampir separuh isi buku ini. Ada tentang bar khusus gay, ada juga istilah-istilah yang baru kali ini saya tahu semacam gesek hore dan vah-jay-jay intolerance (jangan tanya apa artinya, baca saja bukunya). Ohya, berbicara soal istilah, saya agak terganggu dengan penggunaan kata gaul seperti ei-bi-ji (untuk kata ABG) dan ah-mazing (untuk amazing). Mungkin kalau ditulis biasa saja, nggak ada kesan bitchy-nya kali ya...

Ketiga, Julien digambarkan memiliki rambut berwarna garam dan merica. Sempat mikir lama kayak apa perpaduan warnanya. Kalau cuman sekali sih nggak masalah, tapi disebutnya sampai err.. 4-5 kali?

Keempat, saya juga terganggu dengan penulis yang merasa perlu hadir di tengah-tengah kalimat yang diceritakan dari sudut pandang salah satu tokoh. Contohnya pada halaman 297 :

Sambil menunggu Martin datang dengan -- ehrmahgerd, nggak nyangka, ih, gue bakal bilang begini -- Blow Job massal di tangannya, cewek itu ngebahas lah ya soal kejadian di pesta ulang tahun Orlando Ang di cigar club beberapa hari lalu. 
 Kelima, kalau di buku All You Can Eat ada bonus boneka kertas, di buku ini juga ada. Selain itu, saya suka dengan kalimat-kalimat yang menjadi judul setiap bab yang quoteable. 
Pemalas Melakukan Segala Hal dengan Terburu-Buru.

Mantan : Dulu Sumber Kebahagiaan, Sekarang Pencuri Kebahagiaan
 Ohya, di akhir buku ada bonus buat kamu yang ingin menuliskan cerita Guilty Pleasure dengan kamu sebagai tokoh utamanya menggantikan Devika. Tentunya ini hanya berlaku buat pembaca cewek saja. Tapi, kenapa di tengah-tengah cerita bonus ini ada nama Dev lagi yang muncul? Typo-kah?

CS mengakui buku ini hanya ditulis dalam waktu 2 bulan saja. Saat novel ini muncul di media sosial dan di toko buku, cover untuk novel berikutnya (Come On Over) sudah beredar juga. Katanya sih akan terbit Juni 2014. Apakah masih salah satu dari J-Boyfriend? Mari menunggu dengan tidak sabar.

3 stars
5 comments on "#319 Guilty Pleasure"
  1. Mbak Desty, warna rambut "garam dan merica" itu "salt and pepper", kalau digoogling ini warna rambut yang kayak orang ubanan. Masa ditulis literally "garam ma merica"? :|

    Gyaaaaa, namaku dipake lagi, hueeeee T_______T

    ReplyDelete
  2. Oh...grey hair kayak rambutnya Richard Gere gitu ya..

    ReplyDelete
  3. @Ren: LOL. Yang sabar ya. :"))

    Btw, kalau di buku sebelumnya (All You Can Eat) usia tokoh utama jauh lebih tua dari si cowok, kali ini cowoknya yang lebih tua ya? Hokeh. Jadi gak sabar pengen baca juga. *mulai membayangkan Om Richard Gere* #plak

    ReplyDelete
  4. Aku ngerasa di sini 'selalu' devika duluan yg goda jules. Trus kurang 'srek' pas penulis (CS) mempaparkan kronlogis kecelakaan miranda. Singkat banget gitu. (Ask: miranda kecelakaan pesawat/ mobil sih? *lupa* yg jelas mereka tuh udah tunangan dan mau merit).
    Oya, rada illfeel sama nama-nama ftv yg dibintangi devika.
    Dendam kesumat kakak ipar? *grrr.. -_-

    ReplyDelete
  5. […] istilah-istilah ajaib dan kehadiran penulis di tengah-tengah kalimat seperti yang ada di Guilty Pleasure. Meski masih bertaburan merk dan brand, tapi nggak sampai berasa over. Jangan tanya soal quote, […]

    ReplyDelete