~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#330 Come On Over


Judul Buku : Come On Over
Penulis : Christian Simamora
Halaman : 450
Penerbit : Twigora

Hanya dalam waktu singkat setelah Guilty Pleasure diterbitkan oleh Gagas Media, Christian Simamora kembali meluncurkan serial #JBoyFriend dengan Jermaine sebagai tokoh utamanya. Meski tidak lagi di bawah Gagas Media, tapi tulisan bang ChrisMor ini ga kehilangan taringnya.

#329 Me Before You


Judul Buku : Me Before You (Sebelum Mengenalmu)
Penulis : Jojo Moyes
Halaman : 656
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Seorang teman pernah menuliskan pendapatnya tentang buku ini, "bagi yang ga nangis, uang kembali!". Syukurlah saya mendapatkan buku ini secara gratis, jadi kalau ga nangis ya ga rugi :D Dan... ternyata saya salah. Di sela-sela ngasuh anak sambil baca buku ini, saya berusaha menahan air mata yang mau menetes.

#328 The Nine Lessons


Judul Buku : The Nine Lessons
Penulis : Kevin Alan Milne
Halaman : 323
Penerbit : Qanita 

August Witte dan Erin Witte telah menikah selama 7 tahun. Selama itu pula mereka (lebih tepatnya August) menunda untuk memiliki anak. Betapa terkejutnya August ketika suatu hari Erin menunjukkan sebuah testpack yang menandakan kehamilannya. Pernikahannya terancam retak karena kehamilan Erin.

#327 The Duke And I


Judul Buku : The Duke and I (Bridgertons #1)
Penulis : Julia Quinn
Halaman : 464
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Akhirnya saya mulai membaca Bridgerton Series ini, setelah mendapat pinjaman dari seorang teman. Kisah keluarga Bridgerton diawali dari gadis perempuan pertama di keluarga itu, Daphne Bridgerton. 

#326 Heart Out


Judul Buku : Heart Out (HEARTBREAKERS #2)
Penulis : Fei
Halaman : 264
Penerbit : Gagas Media


Masih ingat dong dengan boyband HEARTBREAKERS? Di buku pertama, Heart Attack, ada cerita perkenalan personil HEARTBREAKERS (HB) yaitu Sandro, Axel dan Leon. Di sana juga kita mengenal Axel lebih dekat. Kali ini giliran Leon yang mendapat sorotan penuh. Sudah siap mengenal Leon lebih dekat?

#325 Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas



Di puncak rezim yang penuh kekerasan, kisah ini bermula dari satu peristiwa: dua orang polisi memerkosa seorang perempuan gila, dan dua bocah melihatnya melalui lubang di jendela. Dan seekor burung memutuskan untuk tidur panjang.

Blurb yang ada di belakang buku bersampul unyu ini memang membuat penasaran. Alkisah Tokek mengajak sahabatnya Ajo Kawir untuk melihat sesuatu yang lebih dahsyat daripada dada istri ketiga Pak Kepala Desa. Keduanya mau mengintip Rona Merah, seorang perempuan gila, sedang mandi. Namun malam itu ada yang berbeda. Dua orang polisi datang ke rumah Rona Merah, memandikan perempuan itu, kemudian menelentangkannya di atas meja. Ajo Kawir dan Tokek yang mengintip lewat lubang di  jendela terkejut. Lebih terkejut lagi, ketika Ajo Kawir tertangkap basah oleh polisi itu. Ajo Kawir dipaksa menyaksikan kedua polisi itu memerkosa Rona Merah. Sejak saat itu burung Ajo Kawir tertidur. Dia tidak bisa ereksi.

"Suatu ketika, burungmu akan berdiri lagi. Percaya saja. Lagipula, kalau sekarang bisa berdiri, memangnya mau kamu pakai untuk siapa?"

Segala cara telah  dicoba oleh Ajo Kawir untuk membangunkan burungnya, mulai dari diusap, digosok cabe rawit, disengat lebah, sampai baca stensilan. Tokek yang merasa bersalah menghibur sahabatnya meyakinkannya bahwa tidak masalah burungnya tidur karena toh belum dipakai juga. Ajo Kawir pun mengiyakan. Sebagai pelampiasan dia jadi doyan berkelahi. Ada waktu dimana dia harus memukul orang. Hingga suatu waktu, Paman Gembul datang menawarkan pekerjaan untuk membunuh seseorang bernama Si Macan. Diiming-imingi imbalan uang Ajo Kawir menerima tawaran itu. Lagipula uangnya akan dia pakai untuk melamar Iteung, pacarnya.

Awalnya Ajo Kawir tidak percaya diri ketika Iteung menyatakan cintanya pada Ajo Kawir. Apalagi kalau bukan masalah burung. Tapi ketika Iteung mengatakan bahwa dia cukup bahagia dengan jari-jari tangan Ajo Kawir, maka dilangsungkanlah pernikahan mereka. Masalah baru muncul ketika Iteung hamil. Ajo Kawir terluka, dia pergi meninggalkan Iteung yang ternyata mengkhianatinya.

Brutal dan vulgar, tapi jauh dari picisan. Itulah kesimpulan saya setelah menamatkan buku ini. Dari awal hingga akhir buku ini semuanya terasa blak-blakan. Eka Kurniawan memanjakan pembaca dengan kalimatnya yang lugas sehingga memudahkan pembaca membentuk imajinasi tentang isi buku ini. Satu bab berisi paragraf-paragraf pendek yang seakan-akan tumpang tindih alur waktunya. Kesemuanya menceritakan tentang upaya membangunkan burung Ajo Kawir. Pengkhiantan Iteung adalah titik balik dimana akhirnya Ajo Kawir mengalah, dan mengikuti diamnya si burung. Ajo Kawir bahkan sering berkonsultasi dengan burungnya, dan menjadikannya lebih bijak.

"Kenapa kau selalu bertanya kepada burungmu untuk segala hal?" tanya Mono Ompong penasaran, sekali waktu.
"Kehidupan manusia ini hanyalah impian kemaluan kita. Manusia hanya menjalaninya saja." Si Tokek akan mengatakan, itu filsafat. 

Yang menarik dari isi buku ini selain kisah yang tidak biasa adalah penggunaan nama tokoh-tokoh di dalamnya. Selain Ajo Kawir, Tokek dan Iteung ada Iwan Angsa (bapaknya Tokek yang menganggap Ajo Kawir seperti anaknya sendiri), Paman Gembul (orang yang punya pengaruh penting di jaman Orde Baru), Mono Ompong (kenek Ajo Kawir), si Macan (jagoan yang dicari-cari oleh Ajo Kawir), dan masih banyak lagi. Semua punya peranan penting dalam perjalanan hidup Ajo Kawir. Sepertinya ini juga menjadi ciri novel karya Eka dimana setiap tokohnya tidak akan tampil semata-mata hanya sebagai pajangan.

Sama halnya dengan buku 'Cantik Itu Luka" yang sarat konten dewasa, buku ini juga demikian. Bahkan kadarnya lebih banyak. Jelas saja, yang dibahas juga tentang alat kelamin dan kemampuannya. Untungnya selain memberikan label novel dewasa, penerbit juga menambahkan logo 21+ di sampul belakang buku ini. Membaca buku ini memang perlu kedalaman berpikir layaknya orang dewasa.

Sampai akhir cerita saya bertanya-tanya, mengapa burung Ajo Kawir begitu penting sampai menjadi topik utama sebuah novel? Saya akhirnya mereka-reka sendiri. Sesuatu yang vital seperti alat kelamin masih merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Tapi siapa sangka hal itu bisa memicu banyak peristiwa besar lainnya. Ketika si burung memutuskan untuk tertidur, tidak ada upaya yang bisa dilakukan untuk membangunkannya, kecuali atas kehendak si burung itu sendiri. Fase diam juga sesekali diperlukan agar kebijaksanaan bisa terbentuk. Mungkin dalam diam, ada banyak waktu untuk merenung dan berpikir panjang, sehingga lebih banyak bersabar. Lantas apakah burung Ajo Kawir bisa bangun?

"Aku akan bersabar menunggunya, seperti kau bersabar menungguku bangun, Tuan. Bolehkah sementara menunggu aku tidur lagi?


Judul Buku : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Penulis : Eka Kurniawan
Halaman : 252
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
5 stars


#324 Alien Itu Memilihku

22231610

Judul Buku : Alien Itu Memilihku
Penulis : Feby Indirani
Halaman : 308
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


"Pahaku yang sebesar pepaya mengkal terasa berdenyut-denyut. Aku membayangkan jari-jari alien itu tumbuh semakin besar dan bergerak aktif mencengkram tulang. Makhluk asing yang menjadi kian kuat dari waktu ke waktu. Aku bergidik ngeri membayangkan alien itu menelusup di balik kulit - salam diam namun sangat gesit - melancarkan peperangan dan upaya merebut kekuasaan atas tubuhku".