~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#389 The Martian


Judul Buku : The Martian
Penulis : Andy Weir
Halaman : 384 (ebook)
Penerbit : Broadway Books

Saya belum sepenuhnya pulih dari hangover setelah membaca novel ini. Novel yang tadinya saya kira akan membosankan, ternyata membuat saya berkali-kali merasa nyaris kebas karena tegangnya. Saya bahkan bisa mengatakan The Martian adalah novel non-romance terbaik yang saya baca selama tahun 2015.

Mark Watney, adalah salah satu dari 6 orang astronot yang dikirim ke Mars dalam misi bernama Ares 3. Pada Sol 6 (perhitungan hari di Mars), terjadi badai debu yang mengharuskan mereka meninggalkan Mars. Sayangnya, Watney terjatuh pada saat evakuasi. Tim Ares 3 dibawah pimpinan Commander Lewis harus meninggalkan Watney karena biomonitor-nya tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Ternyata, Watney masih hidup dan berhasil menyelamatkan dirinya. Namun dia harus mendapatkan kenyataan bahwa dia adalah satu-satunya manusia di planet merah itu. Berbekal supply makanan dan peralatan peninggalan tim Ares 3 serta kemampuannya sebagai botanis dan ahli mesin, Watney harus bertahan hidup selama 4 tahun hingga misi Ares 4 datang. Salah satu cara yang dilakukan Watney adalah membuka lahan untuk menanam kentang di dalam Habitat (Hab) dengan menggunakan kentang bekal thanksgiving mereka dan bakteri dari sisa pencernaannya. Sementara itu, NASA yang akhirnya menyadari Watney masih hidup, mulai menyiapkan berbagai skenario penyelamatan.

Inti ceritanya memang sederhana, yaitu bagaimana Watney bertahan hidup di Mars. Tidak ada pengembangan karakter. Sejak awal hingga akhir cerita, Watney digambarkan sebagai jenius yang selalu bisa mengatasi masalah yang muncul. Hanya beberapa kali Watney terlihat jengkel, tapi dia tidak sampai mengalami depresi. Watney bisa membuat pembaca jatuh hati padanya, apalagi dengan ucapan-ucapannya yang konyol dan kocak. Beberapa review menyebutkan novel ini membosankan karena terlalu bersifat teknis. Memang berbagai macam cara reaksi kimia, pekerjaan teknis, dan data-data ilmiah disajikan secara mendetail. Tapi bagi saya, justru di situ nilai plus-nya. Saya mendapat pengetahuan mengenai Mars dan keadaan di sana. Tenang saja…tidak akan berasa membaca textbook kok.

Novel yang terpilih sebagai Best Science Fiction oleh Goodreads di tahun 2014 ini bukan hanya menceritakan bagaimana Watney bertahan hidup di planet Mars. Lebih dari itu, The Martian menunjukkan humanity yang masih terjaga di masa yang akan datang. Masa ketika manusia sudah bisa membuat oxygenator, alat pengubah urine menjadi air siap minum, membuat tempat tinggal di Mars (berupa habitat), membuat kendaraan yang bisa melintasi planet Mars (rover). Ketika satu orang terdampar di planet Mars, seluruh dunia bisa bersatu membantunya. Perseteruan antara USA dan Cina tidak lagi menjadi masalah. Membaca novel ini membuat saya lebih optimis akan keadaan di masa akan datang.

The Martian sudah diadaptasi menjadi film yang dibintangi oleh si ganteng Matt Damon. Meski (katanya) tidak seakurat dan sama persis di bukunya, beberapa teman yang sudah menontonnya menyebutkan film ini lebih baik dari beberapa film science fiction sebelumnya. Kalau penulis novelnya mengaku dia hanya “berkonsultasi” dengan Google saat menulis bukunya, untuk filmnya kabarnya berkonsultasi langsung dengan pihak NASA. Wajib nonton juga nih filmnya.

5 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment