~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#390 Jake & Melly

Judul Buku : Jake & Melly
Penulis : Anna Anderson
Halaman : 248
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Di suatu pagi, tepat pukul sembilan, Melly turun dari apartemennya untuk pergi mengantarkan kue bikinanannya kepada salah satu customer. Untungnya orang ini tinggal di apartemen yang sama, hanya berbeda lantai saja. Di sanalah dia bertemu dengan Jake Stewart dan adiknya, Andrew. Seketika itu juga, Andrew langsung menyukai Melly. 
Bukan hanya bocah sebelas tahun itu saja yang menyukai Melly, tetapi juga kakaknya, Jake. Keduanya sering menghabiskan waktu untuk menikmati makanan buatan Melly di apartemen Melly. Namun, Jake merasa ada yang disembunyikan oleh Melly. Semacam ada duka yang selalu hadir di wajah Melly. Belum lagi suasana apartemennya yang sendu. Jake bertekad untuk mencari tahu apa itu.
Melly memang menyimpan duka. Setahun lalu tunangannya, Ricky, meninggalkan dirinya begitu saja tanpa kabar setelah mengetahui Melly bukan lagi perempuan yang sempurna. Menjadi seorang survivor kanker menyisakan jejak yang terlalu jelas pada diri Melly. Rasa percaya diri Melly memudar, dia tahu dirinya tidak diinginkan oleh pria manapun. Bahkan cermin pun sekarang menjadi musuhnya.
Kamu cantik dan baik, Melly. Pintar masak pula. Kalau kamu ingin mengganti cermin di kamarmu, kasih tahu aku. Akan kugeledah seisi Jakarta untuk mencari cermin yang tidak buta.
Saya sudah sering membaca cerita tentang perempuan yang patah hati, berlarut-larut dalam kesedihannya, sehingga menutup mata terhadap peluang cinta yang ada di depannya. Tapi cara Anna Anderson menuliskan kisah Melly terasa berbeda. Entah kenapa saya tidak kesal pada Melly, meski dia tidak bisa memastikan pilihannya ketika tiba-tiba saja Ricky muncul lagi di hadapannya dan memohon untuk kembali pada Melly. Saya bisa memahami perasaan Melly dengan kondisi tubuhnya dimana dia menganggap dirinya tidak punya pilihan. Apalagi beberapa kali dia melihat orang yang dikasihinya tetap memilih bersama dengan wanita cantik yang sempurna. Logikanya gini deh... wanita dengan anggota tubuh lengkap saja bisa insecure, apalagi yang sudah kehilangan salah satu anggota tubuhnya.
Saya juga dengan mudahnya jatuh hati pada karakter Jake. Ketika dia memliki banyak pilihan, dia mempercayai kata hatinya. Upayanya membangkitkan semangat hidup Melly membuat pembaca akan mengidolakan Jake. Terlepas dari penampilan fisik dan penghasilan yang bukan sekadar lumayan. Cara Jake memperlakukan adik tirinya juga membuatnya semakin istimewa.
Don’t judge a book by it’s cover. Kira-kira seperti itulah pesan moral dari novel ini. Di samping itu, saya rasa penulis juga ingin menyampaikan bahwa tidak mudah menjadi seorang yang berbeda karena hal yang tidak kita inginkan. Ada proses yang panjang. Ada hal-hal yang menyakitkan. Tidak mungkin kita bisa menerima kehadiran orang lain dalam hidup kita, apabila kita tidka bisa menerima diri kita sendiri apa adanya.
BTW, meski tidak ada label dewasa pada sampul buku ini, sebagian isinya adalah untuk konsumsi orang dewasa. Meski tidak eksplisit sih… Tapi kalau kamu ingin membaca novel ringan namun sarat makna, saya merekomendasikan Amore satu ini.
4 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment