~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#419 Delicious Marriage



Judul Buku : Delicious Marriage
Penulis : Indah Hanaco
Halaman : 234
Penerbit : Grasindo


Milly Regitha, seorang bridal consultant di sebuah butik bernama Maharani di Kota Bogor. Sudah empat bulan ini, hampir setiap sore selalu ada Keith Bertram yang menungguinya di tempat kerja. Entah kenapa pria itu belum juga menyerah. Padahal Milly selalu menolaknya.

Pernikahannya dengan Adam yang gagal menyebabkan Milly menutup hatinya untuk cinta. Adam, pria yang pernah dicintainya, mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri. Milly jadi tidak percaya lagi pada cinta. Dia takut hatinya kembali hancur untuk kedua kalinya. Ketika dia menceritakan masa lalunya pada Keith dan tetap menganggap Keith hanya bermain-main dengan dirinya, Keith tersinggung. Dia pun memutuskan untuk berhenti mendekati Milly.

Dua bulan berselang, bukannya Milly gembira karena Keith berhenti datang ke tempat kerjanya, dia malah merindukan Keith. Terlebih ketika seorang kliennya menyarankannya untuk lebih berani mengambil resiko menjalani cinta. Akhirnya Milly mendatangi Keith, dan di saat yang sama Keith malah mengajaknya menikah. Pernikahannya yang kedua ini sangat berbeda bagi Milly. Dia tidak mendapatkan restu dari ibunya, tapi Milly sudah belajar tidak lagi memperdulikan pendapat orang lain untuk kehidupan cintanya. Apalagi Keith sangat memuja dirinya. Bersama Keith, Milly jadi lebih berani, termasuk dalam masalah ranjang. #uhuk

Sebenarnya konflik di dalam pernikahan Milly dan Keith bukan hal yang baru. Ada masalah miscommunication antara Milly dan Keith yang akhirnya melebar kemana-mana. Milly menganggap Keith tidak jujur padanya tentang masa lalunya, sementara Keith menganggap Milly masih punya perasaan pada mantan suaminya. Belum lagi ditambah dengan kehadiran Rachel, kakaknya Keith, yang menjadi orang ketiga yang sepertinya ingin menghancurkan pernikahan mereka karena overprotektif. Sayangnya, konfliknya kurang tergali. Saya seperti merasa ada yang hilang. Misalnya Keith yang sudah tahu kalau kakaknya tidak merestui pernikahannya, malah termakan hasutan kakaknya itu. Padahal dia yang meyakinkan Milly sejak awal bahwa apapun pendapat kakaknya tidak akan mempengaruhi hubungan mereka.

Novel ini dikisahkan dari sudut pandang orang ketiga, tapi kemudian di tengah cerita berubah menjadi sudut pandang orang pertama dari sisi Milly, untuk kemudian kembali pada sudut pandang orang ketiga. Mungkin penulis ingin membawa pembaca untuk memahami perasaan Milly. Tapi kenapa Keith tidak mendapat porsi yang sama? Dan entah kenapa saya merasa gaya penulisan penulis di sini kurang luwes. Seperti ada rasa canggung dalam pemilihan kalimatnya. Meski demikian, di novel ini penulis lebih berani menuliskan adegan-adegan yang lumayan hot di antara Keith dan Milly. Mungkin karena novel ini memang ditujukn untuk segmen pembaca dewasa. Nggak sampai kipas-kipas sih…tapi lumayan intens lho…hehe.

Ohya, saya mendapatkan buku ini dalam rangka #BacaBareng bersama beberapa blogger lainnya (terima kasih mbak Indah). Selama seminggu kemarin saya juga sudah "berkicau" di linimasa twitter saya. Silahkan kalau ada yang mau baca di sini juga.


 3 stars
Be First to Post Comment !
Post a Comment