~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#444 Melody & Mars


Judul Buku : Melody & Mars
Penulis : Mia Arsjad
Halaman : 288
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Melody sedang jogging di pinggir pantai ketika dia melihat seorang cowok nekat berjalan ke laut. Mengira cowok itu hendak bunuh diri, Mel segera mencoba menolongnya. Ternyata Marshall, nama cowok itu, hendak mengambil kembali sepatunya yang dia lemparkan ke laut karena frustasi. Itulah awal pertemuan Mel dan Mars. 

Belakangan Mel baru tahu kalo Mars adalah seorang artis. Itupun gara-gara Mars pindah ke kompleks perumahan Mel dan diserbu oleh ibu-ibu di kompleks. Dari Bi Atin, asisten rumah tangganya Mel tahu kalau Mars adalah bintang iklan kecap manis dan minuman energi. Mel memberi gelar skuter alias selebriti kurang terkenal kepada Mars. Meskipun artis, ternyata Mars adalah cowok yang bersahabat, easy going, senang bercanda, dan tidak segan menolong orang yang baru dikenalnya. Sementara di mata Mars, Mel adalah gadis polos yang gampang panik namun bisa menentramkan hatinya oleh lawakan Mel. Berada di dekat Mel membuat Mars menjadi nyaman dan melupakan semua masalahnya.

Baik Mel maupun Mars punya masalah pribadi. Mel merasa hidupnya sudah terjadwal. Segalanya harus teratur, tepat waktu, dan sesuai jalur demi masa depan. Nggak ada waktu buat santai dan main-main. Mel harus lulus tepat waktu, lalu bekerja untuk membantu Ibu jadi tulang punggung keluarga. Ketika seorang dosennya melakukan pemerasan dan pelecehan pada Mel, Mel lantas berpikir dia harus mencari jalan keluar dan tidak ingin menyusahkan ibunya. Sementara itu, Mars juga punya masalah di keluarganya. Kematian Marvel,  kakaknya,  meninggalkan beban bagi Dina, kakak iparnya yang shock karena mendapati dirinya sedang hamil disaat sudah menjanda. Semua keluarganya berharap Mars bisa mengambil alih tanggung jawab Marvel.

Awalnya saya agak merasa kalau ide ceritanya terlalu berat untuk sebuah kisah YA, meskipun usia kedua tokoh utamanya (Mel dan Mars) masih dua puluhan. Tapi gaya khas penulis dalam novel ini membuat masalah yang dihadapi oleh Mel dan Mars jadi gampang untuk dicerna. Unsur komedi melalui karakter Mars yang santai, ceria dan nyaris tanpa beban serta karakter Darla (teman Mel) dengan ciri khas bok-nya membuat novel ini lebih menarik. Sementara itu karakter Mel yang gampang panik tapi sok kuat malah menggemaskan.

Saya suka dengan beberapa pesan moral yang disampaikan dengan ringan namun mengena di dalam novel ini. Misalnya ketika Mel sedih karena ada masalah, Mars menghiburnya dengan kata-kata motivasi yang membuat Mel menjadi tersenyum. Saat Mars menghadapi masalah, Mel kembali menguatkan Mars dengan kalimat motivasi yang sama.

"Pernah ada orang bijak bilang, mendingan lo happy sama apa yang ada di depan mata daripada sedih karena sesuatu yang nggak pasti. Ibaratnya nih, kalaupun besok lo sedih, jangan lo buang kebahagiaan lo hari ini."

Di kesempatan yang lain Mel pernah memberi semangat kepada Mars lewat ucapannya yang sepertinya hanya sepintas lalu diucapkan oleh Mel. Kalimat yang sama kembali menguatkan Mel ketika dia harus membuat pilihan terhadap hubungannya dengan Mars.

"Hidup cuma untuk menjalankan perintah orang lain, itu sama aja nggak hidup. Hidup itu pilihan. Biarpun berat, kalau itu pilihan sendiri, kita pasti ikhlas dan sepenuh hati memperjuangkannya"

Kisah romansa antara Mel dan Mars di dalam novel ini disajikan dengan pas, tidak berlebihan dan juga lucu. Saya berkali-kali tertawa dengan banyolan Mars. Sementara itu persahabatan Mel dengan kedua temannya, Pipit dan Darla, juga disajikan apa adanya dengan segala kelucuan di antara mereka. Pokoknya tidak akan menyesal membaca novel ini. Buat kamu yang butuh ketawa, terhibur, sekaligus dikuatkan oleh kisahnya, saya merekomendasikan novel ini. Psst...bisa baca gratis di iJak lho :D

5 stars

Be First to Post Comment !
Post a Comment