~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#449 Deessert



Judul Buku : Deessert

Penulis : Elsa Puspita

Halaman : 318

Penerbit : Bentang Pustaka


Naya akhirnya nembak Dewa, adik Lulu, sahabatnya. Naya yang biasanya pacaran dengan cowok-cowok populer menyatakan perasaannya pada Dewa di perpustakaan sekolah. Alasan Naya sebenarnya sederhana, dia sudah bosan dengan cowok-cowok pecicilan. Tapi Dewa berbeda, pembawaannya yang tenang menjadi daya tariknya yang utama. Naya ingin Dewa adalah yang terakhir untuknya.


Sepuluh tahun kemudian, Naya dan Dewa sudah tidak bersama lagi. Di tahun kedua hubungan mereka menghadapi masalah. Saat itu Dewa sedang berada di Sidney mengikuti kata hatinya untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang pastry chef. Sementara Naya kuliah di Palembang. Hubungan jarak jauh dan komunikasi yang tidak lancar dan akhirnya putus tidak baik-baik. Naya pindah ke Jakarta setelah lulus kuliah dan mendapat pekerjaan sebagai presenter acara kuliner di sebuah TV swasta. Tapi sekarang, setelah kontrak acaranya berakhir, Naya memutuskan untuk kembali ke Palembang. Lulu dan Arfan (kekasihnya) mengajaknya untuk membuka restoran dengan cita rasa tradisional di Palembang.

Sementara itu di Sidney, Dewa pun tiba-tiba memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Meski karirnya sedang menanjak sebagai pastry chef yang berbakat di sebuah jarigan hotel ternama, Dewa tidak ingin memperpanjang kontrak kerjanya. Keputusan ini membuat Ava, pacarnya, marah. Ava berpendapat kalau kepulangan Dewa itu karena dia tidak bisa melupakan mantan kekasihnya di Indonesia. Sayangnya perselingkuhan yang dilakukan Ava semakin menyulut keinginan Dewa untuk pulang. Sekali lagi, Dewa putus tidak baik-baik dengan pacarnya.

Naya bersama Lulu dan Arfan sedang sibuk mempersiapkan opening Dapur Ketje, restoran mereka. Semua proses berjalan lancar kecuali satu kendala, mereka belum punya seorang pastry chef. Ketika Dewa datang, Lulu menawarkan posisi itu pada adiknya yang langsung ditolak mentah-mentah. Dewa punya keinginan untuk membuka bakery, dan itu yang akan dilakukannya. Tapi dia mau membantu persiapan opening restoran kakaknya sampai mereka menemukan pastry chef yang baru. Tak ayal lagi, Naya dan Dewa kembali bertemu. Dan pertemuan pertama mereka diwarnai dengan layangan tinju dari tangan Naya ke wajah Dewa.

Setelah sekian lama, akhirnya ada lagi novel yang membuat saya betah melek sampai subuh. Saya betul-betul tidak bisa mematikan gadget yang saya gunakan membaca e-book ini sampai halaman terakhir. Saya terbius dengan ceritanya. Saya sampai pengen punya satu Dewa untuk saya sendiri...hehe. Dewa dengan bicaranya yang irit tapi dalam, ketenangan tingkat tinggi, plus kemampuannya meramu pastry yang unik dan bikin saya merasa lapar. Pumpkin sponge cake dan cokelat bumbu dapur-nya bikin saya berharap sosok Dewa ini benar-benar ada.

Naya sendiri hadir dengan karakternya yang unik. Dia sama sekali tidak pandai memasak, tapi lidahnya bisa dengan ahli merasakan makanan dan mengetahui kekurangan dari menilai kualitas makanan itu. Kemudian dia bisa menuliskannya apa yang dirasakannya. Kebalikan dari Dewa, Naya adalah seorang yang memiliki pembawaan ceria dan hidup. Makanya Dewa sempat heran ketika Naya menyatakan cinta padanya. Ketika putus dari Dewa, Naya tidak butuh waktu lama untuk menemukan pacar baru. Namun dibalik semua yang ditunjukkan Naya, jauh di dalam hatinya dia masih menyimpan cintanya untuk Dewa. Hidupnya tidak pernah sama lagi sejak Dewa meninggalkannya. Dewa dan Naya seperti terjebak dalam cinta masa lalu yang belum selesai. Perpisahan mereka terjadi karena Dewa selalu berharap Naya bisa memahami kesibukannya, sementara Naya merasa ditinggalkan dan digantung begitu saja oleh Dewa.

Yang membuat saya tanpa ragu memberikan bintang lima pada novel ini adalah karena ceritanya mengalir dengan baik. Belum lagi detail masakan yang dimasak oleh Dewa dan Arfan (Arfan juga berprofesi sebagai koki) seperti nyata adanya. Biasanya saya tidak terlalu memperhatikan detail masakan saat membaca food literature seperti ini. Tapi novel satu ini memang beda. Penulis juga dengan piawai menempatkan beberapa karakter pendukung yang ada seperti Lulu, Dipati (salah satu mantannya Naya), Arfan, Damar (kakaknya Naya) dan Ava masing-masing dengan porsi yang pas. Selain itu, ada beberapa tips yang disajikan penulis tentang membuka usaha restoran. Ada dua adegan favorit saya dalam novel ini. Yang pertama ketika Dewa menyajikan puding jahe pada Naya saat ada Dipati di dapur restoran mereka, padahal Dewa tahu Naya membenci semua penganan dengan rasa jahe. Dan yang kedua saat Dewa mengirimkan snack berbentuk jahe untuk Naya setelah dia mengungkapkan semua isi hatinya.

Ini adalah buku kedua dari Elsa Puspita yang saya baca. Sebelumnya saya membaca Pre Wedding in Chaos yang masuk dalam lini #weddinglit dari Bentang Pustaka. Sementara novel ini masuk dalam lini #yummylit dari penerbit yang sama. Saya menyukai konsistensi dan ide cerita unik yang diangkat oleh penulis dalam dua karyanya. Buat kamu pecinta romance dan penikmat kuliner, saya rekomendasikan novel ini untuk masuk dalam koleksimu.

5 stars
2 comments on "#449 Deessert"
  1. baru baca garis besar ceritanya aja aku udah senyum-senyum sendiri mbak, ngebayangi Dewa dan Naya... ditambah reviewnya mbak Desty jadi makin penasaran.... aishhhh,,, kudu harus wajib baca nih kayaknya... :D

    ReplyDelete
  2. Ayo dibaca..pasti ketagihan baca sampai habis

    ReplyDelete