~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#469 Perempuan Yang Dihapus Namanya


Judul Buku : Perempuan Yang Dihapus Namanya
Penulis : Avianti Armand
Halaman : 104
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Kitab suci adalah labirin, selalu ada misteri yang tidak menuntut untuk dipecahkan, melainkan dialami. Demikian Avianti Armand menyebutkannya. Lewat Kitab Suci, khususnya pada Perjanjian Lama, Avianti menemukan ada beberapa tokoh perempuan yang berperan dalam sejarah, namun kisahnya seperti tak tuntas dikisahkan. Ada selubung yang melingkupinya. 


Terbilang ada 5 perempuan yang dibahas oleh Avianti melalui puisi-puisinya di dalam buku ini. Mereka adalah Perempuan Yang Dihapus Namanya, Hawa, Tamar, Batsyeba dan Jezebel. Bagi umat Nasrani, mungkin tidak asing dengan beberapa nama di atas. Saya akan mencoba mengulas sedikit mengenai perempuan-perempuan itu.

Hawa, pasangan Adam, wanita pertama yang diciptakan Tuhan dengan mengambil rusuk lelaki itu. Hawa kemudian menjadi perantara antara Iblis dengan manusia. Dengan keluguan dan rasa ingin tahu, Hawa melibatkan Adam, ular, pohon pengetahuan bahkan Tuhan dalam suatu tragedi. Tapi hey... ingatlah, tanpa Hawa manusia tidak akan pernah mengenal ilmu pengetahuan.

Tamar, seorang wanita di kitab Kejadian. Dia diambil oleh Yehuda untuk menjadi istri bagi anaknya, Er. Sayangnya Er mati, dan kedudukannya sebagai suami digantikan oleh Onan, adiknya. Sayangnya Onan juga menjumpai ajalnya. Hingga akhirnya Yehuda-lah yang berhasil menghidupkan benih dalam diri Tamar. Penulis menggambarkan Tamar sebagai wanita yang membangun labirinnya sendiri. Tidak ada yang tahu persis apa yang terjadi di balik dinding kamarnya.

Batsyeba, sering disebutkan sebagai korban nafsu Raja Daud. Hanya karena dia mandi di kolam dan terlihat oleh Daud yang menginginkannya, suaminya harus terbunuh dan Batsyeba diboyong ke istana. Hanya saja, apakah Batsyeba benar-benar terpaksa ataukah itu hanya sebagai jalan menuju kekuasaan.

Jezebel (atau Isebel), seorang ratu yang menganggap dirinya nabiah. Ingin bertarung dengan nabi Tuhan. Menghasut suaminya untuk memusnahkan umat Tuhan, yang akhirnya mati dan tulang-tulangnya menjadi makanan anjing. Benarkah dia kalah dalam peseteruannya dengan umat Tuhan?

Sejujurnya, saya hanya mengetahui 4 perempuan itu saja. Sementara Perempuan Yang Dihapus Namanya adalah hal yang baru saya ketahui. Untuknya saya tidak bisa bercerita banyak.

Setiap orang berhak membuat tafsir atas apa yang dibacanya, terlepas siapa yang akan mempercayainya atau malah mencibirnya. Ketika Avianti Armand menafsirkan kehidupan para perempuan di atas lewat puisi, saya pribadi merasakan ada pengalaman baru. Ada sisi yang terkuak, meski saya tidak meyakini kebenarannya. Tetapi bukan benar atau salah yang penting di dalam kumpulan puisi ini.

Ruang memudar. Kita di sana, tapi tidak di sana. Pelan-pelan kita berada dalam situasi lain, perspektif lain, perasaan lain, yang sama sekali baru. Sensasi ini memukau.

Itu hal yang diungkapkan Avianti pada pengantar kumpulan puisi ini. Dan itu juga yang saya rasakan. Suatu sensasi keindahan yang memukau.

Keindahan itu semakin dilengkapi dengan hadirnya puisi tentang E-Va dari Sapardi Djoko Damono yang berupa surat terbuka. Juga ilustrasi menarik di dalamnya. Tolong...jangan tertipu dengan gambar sampul yang menyeramkan itu. Karena puisi-puisinya indah dan memukau.

4 stars

Be First to Post Comment !
Post a Comment