~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#523 Raindrops Serenade

Judul Buku : Raidrops Serenade
Penulis : Dya Ragil
Halaman : 264
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Siang itu, Risa sempat lupa dengan tanggung jawabnya sebagai panitia seksi acara PPA di kampusnya. Untungnya Luna, sahabatnya menelponnya dan mengabarkan bahwa dia mendapat tugas untuk menemani Luna bertemu dengan Lima Oktaf, band pengisi acara di PPA itu. Mendengar nama band-nya saja membuat Risa tidak semangat. Ada kejadian di masa lampau terkait dengan band itu yang membuaynya tidak menyukai band favorit Luna.

Tidak banyak yang tahu jika Risa bisa menciptakan sebuah lagu. Lima tahun yang lalu, dia dan Amel menulis sebuah lagu yang kemudian entah bagaimana lagu itu bisa menjadi hits populer band Lima Oktaf. Risa mencoba mengklarifikasi pada para personil band bahwa mereka melakukan plagiasi. Tapi tidak ada tanggapan dari band tersebut. Yang ada Risa di-bully  habis-habisan oleh para fans Lima Oktaf. Parahnya lagi, Amel meninggalkannya setelah merasa kecewa karena menganggap Risa yang membocorkan lagu itu ke band Lima Oktaf. Risa depresi dan mencoba bunuh diri. Untung saja, percobaan bunuh dirinya gagal. Namun, Risa tidak serta merta lepas dari masalah. Tidak lama kemudian, Pandu, tetangganya yang juga menjadi idolanya meninggal karena sakit jantung. Kehilangan bertubi-tubi terhadap Risa membuat orang tua Risa menjadi overprotektif pada anak gadis mereka satu-satunya itu.

Ide plagiarisme, copyright, sampai pada proses kreatif membuat sebuah lagu memang menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Belum lagi ada masalah cyberbullying yang dialami oleh Risa. Ramuan segala problematika itu dijadikan satu dalam novel Young Adult ini. Sayangnya saya kurang bisa "klik" dengan tokoh utamanya, Risa. Karakter Risa yang bitter, gampang mencurigai orang, nggak bisa percaya sama orang lain, sampai selalu menarik diri, malah membuat saya nggak bisa simpatik padanya. Iya, dia mengalami depresi yang parah sampai semua orang memperlakukannya layaknya porselen. Tapi apa harus dia jadi jutek sama semua orang? Bahkan sama Luna, sahabatnya sendiri, dia berbuat demikian hanya karena Luna fans dari Lima Oktaf.

Beberapa bagian dialog atau kalimat Risa juga terkesan dipaksakan dan berulang (novel ini ditulis dari sudut pandang orang pertama, Risa). Misalnya jika Risa dipeluk oleh orang lain, penggambarannya selalu 'pelukannya membuat badanku remuk' atau semacam itu. Mungkin mau memperlihatkan ringkihnya kondisi Risa. Atau penjelasan beberapa mata kuliah Fisika yang diambil oleh Risa seakan-akan Fisika itu sulit sekali. Sama adegan pertengkaran sinisnya dengan Amel yang digambarkan betapa Risa sangat membenci Amel dan sebaliknya.

Tapi... lirik lagu ciptaan Risa memang bagus sih. Kalimat-kalimatnya puitis. Juga pada sepertiga bagian akhir novel ini mampu membuat saya terjaga menyelesaikan bacaan ini. Mungkin karena segala misteri dalam hidup Risa akhirnya terungkap di bagian ini. Overall...saya memberikan bintang dua pada salah satu novel luaran Gramedia Writing Project ini.




Be First to Post Comment !
Post a Comment