~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#528 Ubur-ubur Lembur


Judul Buku : Ubur-ubur Lembur
Penulis : Raditya Dika
Halaman : 240
Penerbit : Gagas Media

Buku terakhir karya Raditya Dika yang berjudul Koala Kumal terbit pada awal Januari 2015. Dan akhirnya setelah 3 tahun lamanya, Raditya mengeluarkan kembali buku yang berisi buah pikirannya. Masih setia dengan judul binatang, kali ini Raditya menerbitkan buku Ubur-ubur Lembur.

Mengapa Ubur-ubur? Sebelum sampai ke sana, Raditya menulis tentang beberapa hal. Tentang perbedaan cara pandang antara cowok dan cewek dalam menghadapi patah hati, sampai kepada kisah patah hatinya Raditya di Kebun Binatang Ragunan. Ada juga pengalamannya ketika ke Jepang menghadiri sebuah event internasional, juga kisah mistis yang harus dialaminya saat sedang syuting film. 

Masih dengan template yang sama. Non fiksi, lucu, dan sangat khas Raditya Dika. Namun ada yang berbeda saya rasakan saat membaca buku ini. Ada aura "kedewasaan" di dalamnya. Buku ini lebih banyak berfokus pada seorang Raditya Dika sebagai penulis, profesi yang mengangkat namanya pertama kali. Saya menemukan kembali Raditya Dika yang saya kenal lewat buku Kambing Jantan, yang menginspirasi saya menulis di sebuah blog. Dan di bab terakhir, yang berjudul sama dengan judul buku ini, Raditya menceritakan proses kedewasaannya itu. Lantas, mengapa Ubur-ubur?
“Gue melihat orang yang bekerja kantoran tapi nggak sesuai dengan minat mereka itu seperti seekor ubur-ubur lembur. Lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus.” 
Ada satu pelajaran yang saya ambil dari buku ini (masih dalam bab Ubur-Ubur Lembur), yaitu tentang cara pandang terhadap karir. Seperti yang dituliskan Raditya, umumnya kita melihat karir sebagai garis vertikal ke atas. Mengapa kita tidak mencoba melihatnya sebagai garis vertikal? Berangkat dari penulis blog, penulis buku, penulis skenario, pemain film, youtouber, dan seterusnya yang dilakukan Raditya hanya memindahkan karirnya sebagai pencerita ke "samping", pencerita dalam berbagai format. Well...ini membuat saya kembali berpikir bahwa mengejar karir itu tidak selalu ke atas. Bisa saja dengan memperluas lingkaran karir saat ini. Yang penting seperti kata Bapaknya Raditya, "Just do what you do best, and money will come by itself."



2 comments on "#528 Ubur-ubur Lembur"
  1. Reviewnya ringkas tapi sukses bikin penasaran

    ReplyDelete
  2. Kayaknya bagus nih. Saya suka buku Dika yang Koala Kumal, apalagi filmnya, mantaplah. Saya masukin ke list dulu. Penasaran sama isi bukunya, terutama cara pandang Dika soal kedewasaan.

    ReplyDelete