~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

Happy 7th Birthday


Happy 7th Birthday, BBI...

Selamat hari jadi, Bebi. Meskipun sekarang BBI-nya sebagai komunitas sedang hiatus panjang, begitupun dengan beberapa anggotanya. Yang kalau diistilahkan sama anak-anak BBI "blog bukunya berdebu"...hehe.  Tapi saya kira masih ada beberapa yang tetap setia mengisi blog dengan review dan artikel tentang buku.

Saya paham menjaga komunitas dunia maya itu lebih sulit, apalagi jika admin a.k.a pengurus masing-masing sudah sibuk dalam kehidupannya masing-masing (#tunjukdirisendiri) Setidaknya BBI pernah hadir dan menjadi agen literasi di Indonesia meski tidak berumur panjang.

Saya pribadi akan tetap merasa dan menganggap diri bagian dari BBI. Sampai kapan pun. BBI sudah banyak memberikan arti dalam hidup saya. BBI bahkan membantu saya menemukan jati diri saya. Eksistensi saya di dunia maya tidak terlepas dari keberadaan BBI. Komunitas-komunitas tentang buku yang baru akan bermunculan (dan tenggelam). Tapi BBI tetap di hati. #tsaaah


*gambar diambil di sini

#532 Turtles All The Way Down


Judul Buku : Turtles All The Way Down
Penulis : John Green
Halaman : 298  (Kindle Edition)
Penerbit : Dutton Books For Young Readers

"I is the hardest word to define.” 

Itulah yang dirasakan Aza Holmes. Dia tidak bisa dengan gamblang mendeskripsikan apa yang ada di pikirannya kepada orang lain. Yang dia tahu adalah bahwa dirinya bukanlah dirinya tetapi apa yang ada di dalamnya. Termasuk ribuan mikroba yang hidup di dalamnya. Human Microbiome. Setiap hari Aza berusaha menemukan cara untuk menghilangkan pikiran tentang ribuam mikroba itu, salah satunya dengan mengorek luka yang ada di tangannya.  

Suatu hari, Daisy - sahabat Aza- yang pemberani mendengarkan informasi tentang seorang miliuner yang menghilang, Russell Pickett. Ada reward sebesar seratus ribu dollar bagi yang bisa memberikan informasi tentang miliuner tersebut. Daisy, yang mengetahui bahwa Aza pernah berteman dengan Davis Picektt, anak si miluner, mengajak Aza untuk menyelidiki kasus tersebut. Dengan harapan tentunya mendapatkan reward-nya. Usaha mereka membuat Aza kembali dekat dengan Davis, teman dari masa lalunya.

Bertemunya Davis dengan Aza membawa babakan baru dalam hidup Aza. Seperti cinta lama yang bersemi kembali, Aza menjadi lebih dekat dengan Davis. Tetapi kedekatan mereka menjadi masalah bagi Aza yang memiliki anxiety disorder. Misalnya, saat berciuman dengan Davis, Aza merasa saat itu ribuan mikroba dari tubuh Davis menyerang dirinya.

Karakter Aza, secara tidak langsung tentunya mengingatkan pembaca pada Hazel di The Fault in Our Stars, gadis yang bermasalah dengan kesehatan. Namun kali ini Aza berkutat dengan kesehatan mentalnya. Dia merasa dirinya terjebak dalam pikiran spiral yang selalu berulang-ulang sampai dia harus menemukan sesuatu untuk mengalihkannya. Kehilangan ayah secara mendadak di masa lalu mungkin menjadi pemicunya, tetapi Aza sendiri tidak tahu dengan pasti. Namun kehilangan itu membuatnya bisa menempatkan diri dalam "sepatu" Davis yang kehilangan ibu dan kini ayahnya. 

Davis sendiri adalah sosok pemuda dengan hidup yang pahit. Ada bagian dari diri Davis yang tidak menginginkan ayahnya kembali, karena dia merasa ayahnya memang tidak benar-benar ada. Tetapi Noah adiknya sangat menginginkan ayahnya. Davis berada dalam dilema. Kehadiran Aza sempat menjadi satu jalan keluar bagi Davis. Tetapi ketika dia tahu Aza ingin mencari tentang ayahnya, Davis harus berbuat sesuatu.

TATWD merupakan novel yang mengangkat perpaduan kerumitan cinta remaja, misteri hilangnya seorang ayah dan problem kesehatan mental.  Membaca TATWD ini membawa suatu pemahaman baru bagi saya secara pribadi. Orang terdekat saya juga pernah mengalami anxiety disorder. Sungguh bagi orang luar akan sulit sekali memahami apa yang mereka rasakan. Ketika Aza menceritakan apa yang ada di pikirannya, saya jadi bisa selangkah lebih dekat lagi pada pemahaman itu. Mungkin karena itu saya merasa lebih klik dengan karakter Daisy. Sebagai sahabat, Daisy mencoba memahami Aza dengan segala kekurangannya. Tetapi ada suatu titik dimana Daisy merasa jenuh dengan Aza yang terasa self-oriented. Daisy kemudian menggambarkan Aza dalam pikirannya sebagai sebuah karakter dalam fan fiction  Star Wars yang ditulisnya. Tulisan Daisy cukup populer, dan ketika Aza mengetahui tentang hal itu, persahabatan mereka terancam.

Turtles all the way down sendiri merupakan suatu mitos yang mengatakan bahwa dunia ini merupakan bidang datar yang ada di atas punggung seekor kura-kura. Dan kura-kura ini berada di atas kura-kura lainnya, begitu seterusnya tanpa habis-habisnya. Apa hubungannya dengan Aza dan Davis? Silakan cari tahu sendiri.

Btw, sepertinya TATWD ini adalah bacaan berbahasa Inggris saya yang pertama di tahun ini. Banyak nemu kata-kata yang membuat saya harus buka google translate...hehe.. But it's really fun. Dan yang pasti akhirnya bisa selesai membaca novel ini setelah lebih dari 4 bulan nangkring di rak currently reading :)