~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#536 Long Way Down


Judul Buku : Long Way Down (Jalan Masih Panjang)
Penulis : Jason Reynolds
Halaman : 320
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Jangan menangis. Jangan mengadu. Balas dendam.

Itulah siklus yang dipahami dan ditanamkan dalam benak setiap pemuda dalam lingkungan tempat tinggal Will. Bukan hanya sekadar pemahaman, tapi Will menyaksikan hal itu yang dilakukan secara turun temurun. Ketika Shawn, kakaknya, tewas tertembak, maka Will yang baru berumur 15 tahun itu merasa harus menjalani siklus yang sama. Dia tidak menangis. Dia tidak mengadu saat diinterogasi polisi. Dan yang pasti dia harus membalas dendam atas kematian kakaknya.

Will tahu kakaknya menyimpan sebuah pistol dalam lacinya. Ketika Will sudah bertekad penuh ingin membalas dendam dengan membawa pistol milik kakaknya, dia turun dari rumahnya menggunakan lift. Dalam kotak tertutup itu satu persatu orang dari masa lalunya hadir dalam wujud arwah. Mereka masing-masing bercerita penembakan yang mereka alami. Cerita-cerita inilah yang memberikan gambaran bagi pembaca tentang kondisi lingkungan tempat tinggal Will. Dibutuhkan waktu 60 detik yang panjang bagi Will untuk membuatnya bertanya-tanya apakah jalan yang dipillihnya sudah tepat.

Unik. Satu kata untuk penyajian novelnya. Alih-alih novel dengan narasi dan percakapan seperti biasa, novel ini tersaji dalam bentuk puisi. Di tengah maraknya buku-buku puisi, novel dalam wujud puisi ini mengambil panggungnya sendiri. Puisi dengan kata-kata berima, lebih pendek, dan dapat "dilahap" dalam waktu singkat memang cocok bagi kaum milenial sekarang yang umumnya tidak ingin menghabiskan waktu lebih banyak untuk membaca. 

Maraknya kasus penembakan yang dialami pemuda Afrika-Amerika di luar sana mendorong penulis membuat kisah ini. Konflik dalam komunitas Afrika-Amerika mungkin tidak banyak disajikan dalam bentuk prosa. Karya ini mencoba menggambarkan bagaimana seorang pemuda usia belasan tahun menghadapi kematian akibat penembakan. 

Terjemahan apik. Tata letak mengesankan. Tidak heran jika novel ini masuk dalam berbagai nominasi penghargaan literatur. Salah satunya sebagai nominasi Newberry Medal tahun 2018. Meski tidak menjadi juara, saya yakin novel ini tidak akan mudah dilupakan.