~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#538 Follow Me Back


Judul Buku : Follow Me Back
Penulis : A.V. Geiger
Halaman : 340
Penerbit : Spring 


Eric Thorn, penyanyi pop yang sedang naik daun, merasa ketakutan dengan penggemarnya yang obsesif. Hal ini mulai dirasakannya sejak berita tentang Dorian Cromwell, yang juga seorang penyanyi ditemukan tewas dibunuh oleh penggemarnya sendiri. Sementara dengan popularitas Eric yang sedang melejit, tim publisis dan manajernya menginginkan dia untuk lebih sering menyapa penggemarnya lewat akun twitter miliknya. Belum lagi dia dilanda kejenuhan akibat jadwal tour dan syuting yang sangat menguras tenaga.

Tessa Hart, gadis biasa yang selalu mengurung diri di dalam kamar akibat trauma masa lalu yang dialaminya. Sejak menjadi agorafobhia, dia tidak pernah meninggalkan kamarnya. Satu-satunya pelariannya adalah terjun ke dunia fandom seorang penyanyi bernama Eric Thorn. Dia bahkan membuat cerita tentang Eric dengan judul Terobsesi, dan memulai tagar #TerobsesiEricThorn di twitter. Siapa sangka cuitannya itu membuatnya menuai ribuan follower dan tagar yang dibuatnya menjadi trending topic

Eric tentu saja tidak suka dengan tagar #TerobsesiEricThorn yang semakin melejitkan namanya,. Dia harus menghentikannya. Dia mulai membuat akun baru di twitter untuk menyerang Tessa. Namun yang terjadi kemudian keduanya menjadi akrab. Tessa mungkin satu-satunya orang yang memahami perasaan ketakutannya, sementara Eric a.k.a Taylor menjadi teman curhat Tessa. Hanya saja Eric tidak mungkin harus berbohong selamanya jika dia mulai menaruh rasa pada sosok di balik akun @TessaHeartsEric.

Pertama-tama, saya mau memberikan bintang pada cover bukunya. Cakep maksimal deh. Salah satu alasan mengapa saya ingin membaca buku ini. Gambaran kesepian dan kesendirian Tessa terlihat jelas pada gambar sampul. Namun saat saya mulai membaca isi bukunya, saya beberapa kali berhenti dan "selingkuh" dengan buku-buku lain. Alurnya yang relatif lambat, kemajuan terapi Tessa yang lambat (yang lebih karena Tessa kurang berusaha), dan ketakutan Eric pada penggemarnya membuat saya tersendat-sendat membacanya. Tetapi semakin ke belakang, ketika muncul konflik selain hubungan Eric-Tessa, saya tidak bisa melepas buku ini sampai selesai.

Di sela-sela kisah Eric dan Tessa, ada semacam transkrip interogasi Kepolisian untuk Tessa dan Eric yang meyakinkan saya bahwa ada sesuatu yang besar menanti di bagian akhir cerita. Sesuatu yang membuat keduanya harus berurusan dengan polisi penyidik. Tapi kemudian transkrip ini pula yang membuat pembaca "digantung" karena kisah Eric dan Tessa akan berlanjut di buku kedua. Well...saya berharap Penerbit Spring akan segera menerjemahkan Tell Me No Lies, buku kedua dari duologi Follow Me Back. 


Be First to Post Comment !
Post a Comment