~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#52 Besar Itu Indah


Judul Buku : Besar Itu Indah (Does My Bum Look Big In This?)
Penulis : Arabella Weir
Halaman : 272
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Jacqueline M. Pane menulis di buku hariannya pertama kali pada tanggal 3 Januari. Tentu saja buku ini bukan buku harian pertamanya. Dia mengawali tulisan di buku hariannya dengan menceritakan ukuran pakaiannya. Jackie memiliki tubuh berukuran 14 – 16, dan dia sangat tidak nyaman dengan ukuran tubuhnya. Berkali-kali dalam buku hariannya Well… sebenarnya hampir tiap hari dimana dia menulis di buku hariannya) dia menyinggung soal “big size”-nya itu. Dia bahkan sering memikirkan apa yang akan dikatakan orang mengenai dia.

Selain ukuran tubuhnya, Jackie  tentu saja menceritakan tentang tempat kerjanya. Dalam urusan karier, Jackie sebenarnya mendapatkan posisi lumayan sebagai Koordinator Senior Konferensi. Tapi (lagi-lagi) Jackie menganggap dia mendapatkan jabatan itu gara-gara dia sudah berumur, dan rekan kerja lainnya masih muda. Di kantor, Jackie mnyukai seorang pria bernama Andy. Andy sendiri juga menyukai Jackie, tapi Jackie tidak pernah menanggapi perhatian Andy padanya. Dalam pikirannya Andy hanya memanfaatkan dia untuk mendekati si Ceking Clare. Tidak mungkin Andy akan menyukai wanita dengan dada dan bokong besar. Ohya, bukan hanya Andy yang suka padanya. Salah satu klien mereka dari Italia, Carlo Pozzi juga menunjukkan ketertarikan padanya.

Membaca buku harian Jackie cukup melelahkan menurut saya. Setiap halaman ada saja keluhan Jackie soal tubuhnya. Pikiran-pikiran negatif Jackie bertaburan dalam buku ini, dan sepertinya energi negatif itu yang membuat saya merasa bosan membaca buku ini. Bahkan ketika Jackie diminta menuliskan kelebihannya dalam satu sesi terapi, dia malah menuliskan kalimat berikut :
“barangkali aku akan merasa lebih baik jika membuat daftar kekuranganku, itu lebih gampang ketimbang mencari-cari kelebihanku” (hal 129)
 Ketika saya membaca judulnya, saya berpikir bahwa buku ini akan bercerita tentang seorang berukuran besar yang mampu “survive” dalam lingkungan yang mengatakan langsing itu indah. Saya sendiri juga memiliki pinggul yang secara genetis berukuran besar. Tidak jarang saya mendapat “joke” tentang ukuran pinggul saya, dan tentu saja beberapa kali sempat masuk ke dalam hati. Makanya saya tertarik untuk membaca buku ini dan berharap akan mendapatkan sesuatu yang membesarkan hati saya dari buku ini.

Tentu saja ada yang menarik dari buku ini, yaitu ketika Jackie mendapat kesempatan untuk diwawancarai oleh sebuah majalah lifestyle yang akan mengangkat topik wanita bertubuh besar yang sukses dalam kariernya. Artikel tersebut mengatakan bahwa bertubuh besar tentu bukan menjadi batu sandungan untuk maju dalam karier, sehingga wanita tidak perlu malu jika memiliki tubuh berukuran besar. Bahkan salah satu narasumber selain Jackie yang diwawancarai adalah Geraldine, manajer toko pakaian mengatakan:
 “ Aku tahu aku tidak langsing, tapi aku tidak menganggapnya sebagai masalah” (hal 252).
 Di luar jalan cerita yang datar, saya tidak menjumpai typo dalam buku ini. Satu lagi poin positif yang membuat saya bertahan membacanya. Jadi dua bintang saya rasa cukup untuk chicklit satu ini.


2 comments on "#52 Besar Itu Indah"
  1. pertama kali baca buku ini pikiranku juga tentang bagaimana wanita bertubuh besar bisa survive dengan kondisi tubuh besarnya. Tapi lama-lama aku kecewa karena Jackie terus saja terpaku dengan urusan ukuran badannya. Dia lupa ada hal yang lebih penting. Ketika dia berhasil masuk dalam wawancara majalah lifestyle itu, masa dia juga masih belum sadar kalau dia punya kelebihan lain selain kelebihan berat badan... *emosi* *tarik nafas*


    panjang euy komennya... *digetok mbak Desti*

    ReplyDelete
  2. iya... emang bikin emosi negatif bacanya

    ReplyDelete