~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#190 Vision in White


Judul Buku : Vision in White (Bride Quartet #1)
Penulis : Nora Roberts
Halaman : 352 (ebook)
Penerbit : Jove Books

Mackensie, Parker, Emma, dan Laurel adalah empat orang sahabat yang sudah bersama-sama sejak mereka masih kecil. Keempatnya tergabung dalam sebuah usaha EO (event organizer) untuk pernikahan bernama Vows. Usaha ini berangkat dari kegemaran mereka melakukan  permainan "Wedding Days" sejak masih kecil. Masing-masing dari mereka memiliki keahlian yang membuat usaha ini bisa sukses. Mac sebagai fotografer, Emma dengan bunga dan dekorasi, Laurel dengan keahlian membuat wedding cake serta Parker, the boss, di bagian administrasi dan urusan lainnya. Kehidupan Mac bersama teman-temannya di rumah milik Parker begitu menyenangkan meskipun kesibukan mereka seperti tidak berhenti. Tapi setiap kehidupan punya sisi gelapnya, tidak terkecuali bagi Mac.

Orang tua Mac telah bercerai sejak Mac berusia 4 tahun. Sejak saat itu Mac hidup bersama ibunya yang selalu berganti-ganti pasangan. Bukan saja kehidupan yang tidak stabil yang dialaminya, ketika Mac bisa mendapatkan penghasilan sendiri, ibunya berkali-kali merongrong Mac untuk meminta sejumlah uang darinya. Uang itu akan dipakainya untuk bersenang-senang dengan berbagai alasan. Mac letih dengan sifat ibunya yang drama queen  itu, tapi dia tidak bisa lepas tangan terhadap ibunya. Mac tumbuh dengan ketidakpercayaannya akan sebuah hubungan pernikahan, hal yang sangat kontras jika mengingat dia hidup dari bisnis yang sama.

Masalahnya muncul ketika dia bertemu dengan kawan lamanya, Carter, yang juga kakak dari kliennya. Setelah sekian lama tidak bertemu dengan Carter, Carter kembali ke Greenwich untuk mengajar di SMA tempat mereka sekolah dulu. Menyadari dirinya jatuh cinta pada Carter yang memiliki hidup yang teratur dan (nyaris) membosankan (but hey.. he's a good kisser), yang berbeda dengan kehidupannya yang dinamis dan berwarna, membuat Mac berusaha membangun pertahanan diri terhadap Carter. Mac yang dibayang-bayangi kegagalan rumah tangga kedua orang tuanya dihadapkan pada dilema saat Carter menyatakan cintanya pada Mac.

Ada begitu banyak kontras yang dihadirkan oleh Nora Roberts dalam kisah ini. Hidup Mac yang rapuh terlihat solid ketika dia berada bersama-sama dengan ketiga sahabatnya. Carter dan Mac yang mempunyai sifat berbeda bisa saling mendambakan kehadiran satu sama lain. Kontras juga hadir dalam bisnis Mac dan rekannya ketika mereka harus mengatasi semua detail, kepanikan, keributan sebuah pernikahan, dibungkus rapi menjadi pernikahan yang indah. Semua itu semakin kuat dengan pemilihan karakter Mac yang adalah seorang fotografer. Ada satu kalimat yang diyakini Mac sebagai fotografer yang saya sukai.



Maybe happy ever after was bull, but she knew she wanted to take more pictures of moments that were happy. Because then they were ever after.


Well, suatu hubungan pada umumnya (atau pernikahan pada khususnya) bisa saja merupakan kumpulan kejadian-kejadian kontras. Orang luar yang melihat potret hidup kita seringkali hanya menangkap satu momen saja, tanpa perlu melihat keseluruhan kisahnya. Mungkin ini yang ingin disajikan oleh Nora Roberts. Terlepas dari itu, saya jadi tidak sabar ingin mengetahui kisah dari Emma, Laurel dan Parker dalam serial Bride Quarter ini.

4 stars

2 comments on "#190 Vision in White"
  1. temanya menarik juga... persahabatan yang berlanjut dalam usaha bersama.
    Yang menggelitikku adalah masalah pribadi Mac yang ternyata "tak sesuai" dengan bisnis yang kini digelutinya... jadi penasaran utk baca novelnya deh :)

    ReplyDelete
  2. Nice quote.. hal2 kecil itulah yg bikin bahagia, apalagi saat terabadikan dlm kamera.. utk selamanya. Weits!

    ReplyDelete