~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#249 Lust For Life


Judul Buku : Lust For Life
Penulis : Irving Stone
Halaman : 576
Penerbit : Serambi

Saya hanya mengenal Vincent Van Gogh sebagai seorang pelukis. Saya juga belum pernah melihat bahkan mengamati  lukisannya. Mungkin pernah, tapi saya tidak tahu kalau itu lukisan karya Vincent Van Gogh. Trus kenapa saya tertarik membaca novel tentang beliau? Karena tagline pada novel ini yang membuat saya penasaran.

Novel menyentuh tentang Kisah Nyata Vincent Van Gogh, Pelukis Termahal di Dunia yang Mati sebagai Orang Terbuang

Vincent Van Gogh, lahir dalam keluarga terpandang. Ayahnya seorang pendeta. Keluarganya banyak yang berprofesi sebagai pekerja seni. Pekerjaan pertama Vincent adalah penjual barang seni, khususnya lukisan di London. Kisah cintanya yang tidak berbalas pada seorang gadis anak pemilik rumah penginapan tempat tinggalnya di London, membuat Vincent patah hati dan memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya. Mengikuti saran ayahnya, dia bekerja sebagai  penginjil.

Tetapi Vincent muda tidak lolos dalam seleksi penempatan, karena menurut gurunya khotbahnya tidak menarik. Vincent tetap ingin melayani. Akhirnya dia diutus ke suatu daerah pertambangan di Borinage. Kehidupan masyarakat di sana sangat miskin. Vincent yang rindu ingin mengabarkan Injil mencoba berbaur dengan masyarakat di sana. Dia disukai, banyak yang tersentuh dengan khotbahnya bukan karena kata-katanya. Tetapi karena perbuatannya. Vincent menjalani hidup semiskin masyarakat di sana. Vincent lebih banyak berbuat daripaa berkata-kata. Tetapi ketika gurunya datang, dia malah dimarahi habis-habisan dan gajinya dicabut. Hidupnya berada di titik terbawah, dimana dia merasa Tuhan sudah tidak ada, karena kemiskinan, kemelaratan, siksaan dan kekejaman hidup yang dia alami sangat berat.

Semangat hidup Vincent mulai berubah saat dia membuat sketsa. Akhirnya Vincent menemukan passion dalam hidupnya lewat lukisan. Berkat bantuan dari adiknya, Theo Van Gogh, Vincent mulai menjalani hari-hari sebagai pelukis. Tetapi dia tidak lantas sukses. Lukisannya dinilai belum layak jual berkali-kali. Tetapi Vincent tidak menyerah. Dia mau melakukan apa saja demi tetap melukis. Vincent Van Gogh mengawali karir melukisnya dengan warna yang suram, kemudian dia mengenal aliran impresionisme. Dia pun pada akhirnya dikenal sebagai salah satu pelukis besar di Eropa, dengan lukisan-lukisan yang mahal



[caption id="attachment_3437" align="aligncenter" width="300"] Pemakan Kentang, salah satu lukisan Vincent Van Gogh[/caption]
Saat membaca kisah hidup Vincent, saya terbagi antara simpatik dan sebal. Simpatik dengan kemampuannya untuk terus bangkit dan mempertahankan passion-nya, tetapi sebal dengan keras kepalanya. Suatu masa dalam hidupnya Vincent banyak menghabiskan uangnya untuk membayar model, sehingga dia melupakan kesehatannya. Yang saya pelajari dari Vincent adalah keteguhannya mempertahankan mimpi dan hasratnya untuk terus melukis.

Saya juga salut kepada Theo Van Gogh, adik dari Vincent, yang begitu mengasihi kakaknya. Saat keluarganya meninggalkan dia, Theo tetap berusaha mendukung kakaknya yang dia panggil dengan sebutan "Pak Tua". Theo membiayai hidup kakaknya dengan mengirimkan uang setiap bulannya dan mengusahakan agar lukisan milik kakaknya bisa terjual. Pengorbanan Theo dengan cinta tanpa syarat itu sangat menyentuh.

Hidup Vincent Van Gogh menarik sekali untuk disimak. Irving Stone menuliskannya dengan menggunakan sumber utama dari surat-surat Vincent kepada Theo. Vincent memang sering sekali menulis surat kepada adiknya. Hanya pada adiknya itu dia bisa mencurahkan perasaannya lewa kata-kata. Novel ini bukan saja menceritakan tentang hidup Vincent yang tragis, tetapi juga memberikan pelajaran kepada pembaca lewat kisah hidup Vincent.

3 stars
14 comments on "#249 Lust For Life"
  1. Buku yg sangat bagus. Saya akan membelinya kelak kalau nemu ini di obralan :)

    ReplyDelete
  2. sudah punya, belum dibaca.
    Oh, jadi tadinya Van Gogh ini penginjil toh, baru tau... :)

    ReplyDelete
  3. asiiik, aku kemarin milih buku ini pas menang salah satu event :D kayaknya bagus ya...btw aku pernah berkesempatan ke museum van gogh di amsterdam ...keren2 sih emang lukisannya...

    ReplyDelete
  4. Kemarin sempet mau comot buku ini di tokbuk, tapi masih enggan takut terjemahannya aneh. Tapi jadi nyesel ga beli pas baca review ini...
    makasih reviewnya, mba :)

    ReplyDelete
  5. Menarik nih kayaknya, pengen baca juga

    ReplyDelete
  6. pemakan kentang itu kok kayak cupllikan filmnya charlie dan pabrik cokelat ya O_o *terdistorsi akibat blogwalking

    tapi aku suka karya van gogh, starry night itu sering banget dipake buat tema animasi di Baby TV XD

    ReplyDelete
  7. Aish... nemu obralan pastinya bukan buku ini saja yg akan dibeli ya :)

    ReplyDelete
  8. Iya, Hib.. tapi trus pensiun dini dan jd ga percaya Tuhan gitu deh

    ReplyDelete
  9. Terjemahannya bagus kok... Tp memang tebal bukunya

    ReplyDelete
  10. Something lust... harus dibaca sama mbak yuska :)

    ReplyDelete
  11. Saya nunggu pinjeman saja *masih ga modal*

    ReplyDelete
  12. Review buku ini bagus2, dan hidup Van Gogh menyedihkan :(

    ReplyDelete