~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#349 Let It Snow


Judul Buku : Let It Snow
Penulis : John Green, Maureen Johnson, Lauren Myracle
Halaman : 152 (ebook)
Penerbit : Speak

December is coming! Salah satu yang saya sukai ketika Desember tiba adalah ornamen salju pada blog ini. Pas banget deh dengan review pertama di bulan ini. Let it snow...let it snow..let snow... *singing*

Let It Snow 
adalah kumcer dari tiga orang penulis, dimana salah satunya adalah John Green yang fenomenal itu. Masih mengusung tema romance dan young adult, ketiga cerpen di dalam buku ini ternyata saling berkaitan satu sama lain.

Cerita pertama berjudul The Jubilee Express ditulis oleh Maureen Johnson. Seorang gadis bernama Jubilee terpaksa harus menjalani malam natal bersama dengan kakek dan neneknya, karena kedua orang tuanya dipenjara. Kekesalan Jubilee bukan saja karena terpaksa harus melakukan perjalanan di malam natal, terlebih karena dia tidak akan bisa merayakan Natal bersama kekasihnya. Dalam perjalanan menuju ke rumah kakeknya, kereta yang ditumpanginya terpaksa berhenti akibat badai salju. Jubilee kemudian memutuskan untuk turun dari kereta dan pergi ke sebuah restoran bernama Waffle House. Berulang kali Jubilee menghubungi Noah, kekasihnya, namun sayangnya Noah sangat sibuk merayakan Natal dengan keluarganya. Hingga akhirnya di tengah badai salju itu, Jubilee bertemu dengan Stuart dan menerima ajakan Stuart untuk pergi ke rumahnya. Di rumah Stuart, Jubilee diterima dengan baik malah sempat disangka pacarnya Stuart oleh ibunya Stuart. Bagaimana kelanjutan kisah cinta Jubilee dan Noah? Bagaimana nasib Stuart?

Cerita kedua A Cheertastic Christmas Miracle oleh John Green mengisahkan tiga orang sahabat Tobin, JP dan The Duke. Ketiganya menghabiskan malam natal di rumah Tobin dengan menonton film James Bond s ecara marathon. Saat sedang asyik menonton, Keun, teman mereka yang sedang bekerja di WaffleHouse menelpon memberi kabar gembira. Akibat badai salju, sebuah kereta terpaksa menghentikan perjalanannya. Beberapa penumpang memilih untuk mendatangi Waffle House termasuk diantaranya sekelompok cheerleaders. Tobin dan JP yang terobsesi dengan pemandu sorak itu rela melewati badai salju demi bisa sampai di Waffle House. The Duke (a.k.a) Angie terpaksa mengikuti kedua sahabatnya, meski diam-diam di dalam hatinya dia kesal bukan main. Mengapa? Karena dia jatuh hati pada Tobin sahabatnya, sementara Tobin tergila-gila pada pemandu sorak. Melihat dirinya yang tomboy dan jauh dari kategori pemandu sorak, Angie cukup sadar diri.

Cerita ketiga adalah The Patron Saint of Pigs oleh Lauren Myracle. Sedikit berbeda timing-nya, kisah Addie terjadi setelah malam natal. Dia sedang sedih karena baru saja putus dengan Jeb kekasihnya. Saat dia merencanakan untuk berbaikan kembali di malam natal, Jeb malah tidak menemuinya sesuai rencana. Dia teringat kembali hubungannya bersama Jeb, dimana Addie menganggap Jeb bukan cowok yang romantis dan peka. Jeb tidak bisa secara spontan menunjukkan rasa sayangnya pada dirinya. Kekesalannya memuncak di suatu waktu, dan Addie memperburuk situasinya dengan mencium pria lain. Anehnya, Jeb tidak marah. Sikap Jeb membuat Addie tambah kesal dan meminta untuk putus. Namun ketika dia meminta Jeb kembali padanya, Jeb sepertinya sudah tidak mencintainya lagi. Benarkah demikian?

Tiga kisah cinta yang berbeda rasa disatukan oleh nuansa Natal dan salju yang turun. Jika disuruh memilih, saya lebih menyukai cerita yang ketiga. Kisah Addie bukan hanya sekedar cerita cinta seorang gadis yang ingin berbaikan kembali dengan mantannya, tapi lebih kepada perubahan karakter Addie yang egosentris menjadi lebih peduli pada sekitarnya. Ada bagian dimana Addie merasa Jeb tidak pernah mau berubah untuk dirinya, sementara Jeb justru merasa tidak ada yang perlu untuk dirubah dari diri mereka masing-masing. Saat Addie meminta Jeb membuktikan cintanya, Jeb balik menjawab, "Can't you just trust in our love without asking me to prove it every single second?". Ough... jleb banget deh. Tadinya saya akan memberikan 5 bintang untuk kumcer ini, hanya saja porsi Jeb yang sangat sedikit (padahal dia sangat adorable) membuat saya harus mengurangi 1 bintang.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, bahwa ketiga kisah ini saling berkaitan satu sama lain. Beberapa tokoh sampingan yang ada di kisah pertama, menjadi tokoh utama di kisah kedua dan ketiga. Ada juga beberapa bagian dari kisah kedua menjadi latar belakang yang membangun karakter di kisah ketiga dan pertama. Karena keterkaitan itu, saya menyarankan untuk membaca kisah ini secara berurutan dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Lumayanlah sebagai pemanasan menyambut hari Natal :)

4 stars
3 comments on "#349 Let It Snow"
  1. Waaah baru baca buku iniii, covernya cantik banget yaaaa.

    ReplyDelete
  2. Btw kita beda 2 bintang nih Mbak Des, saya kasih 2 bintang buat buku ini. Ngebosenin, paling suka kisah pertama malah hihi, paling ga suka yang ketiga ;p ntar deh saya review..

    ReplyDelete