~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#384 Perempuan-perempuan Tersayang


Judul Buku : Perempuan-perempuan Tersayang
Penulis : Okke Sepatumerah
Halaman : 274
Penerbit : Gagas Media


Okke Sepatumerah adalah salah satu dari sekian penulis yang masuk dalam daftar “autobuy” saya. Jadi begitu tahu karya terbarunya diterbitkan Gagas Media, saya sudah siap-siap beli. Sempat kehabisan di toko buku online langganan, akhirnya saya dapat juga via penulisnya. Ada bonus postcard kerennya pula. 


Fransinia, gadis berdarah timur Indonesia baru saja menyelesaikan kuliahnya di Ibukota. Selayaknya para alumni perguruan tinggi lainnya, Fransinia juga mengirimkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan. Sasaran utamanya adalah Admizing, sebuah advertising agency terkenal. Menunggu panggilan wawancara ternyata membuat Fransinia cukup stres. Apalagi pacarnya, Banyu, bukannya memahami dia malah semakin sibuk dengan pekerjaannya. Kegundahan Fransinia semakin bertambah ketika dia mendapati adiknya, Sherly yang masih SMA ternyata hamil akibat hubungan bebas dengan pacarnya.

Fransinia harus melaporkan hal ini kepada Olivianus, kakaknya. Kondisi kesehatan mamatua-nya (ibunya) di SoE sana tidak memungkinkan bagi Fransinia untuk menceritakan kasus Sherly langsung pada mamatua. Olivianus lantas dating menjemput kedua adiknya untuk diboyong ke SoE. Fransinia tidak bisa menolak, meski hatinya juga tidak menerima. Beberapa panggilan wawancara terpaksa ditolaknya karena Olivianus memintanya untuk tinggal di SoE menjaga mamatua dan adiknya.

Sekali lagi, Okke mengangkat soal wilayah timur Indonesia di dalam novelnya. Kali ini mengambil lokasi Kota SoE, Nusa Tenggara Timur. Sejak bab pertama, dialog-dialog dalam bahasa Timor langsung menyapa. Saya sempat kagok dengan penggunaan kata mamatua dan bapatua yang berarti ibu dan ayah. Selama ini saya sudah akrab dengan bahasa Batak yang mengartikan kedua kata itu sebagai paman dan bibi yang lebih tua dari garis keturunan ayah. Juga ada kata lu yang berarti kamu. Meski artinya sama dengan dialek gaul Ibukota, rasanya aneh menjumpai kata itu di antara dialek bahasa Timor.

Saya sempat berpikir, mengapa judulnya “Perempuan-perempuan Tersayang”? SIapakah para perempuan ini? Apakah yang dimaksud adalah Sherly dan ibunya? Bisa jadi. Atau mungkin karena ada juga dibahas soal kesehatan ibu dan anak di Nusa Tenggara Timur sana yang relatif masih belum sebagus di kota besar Indonesia. Hanya saja saya merasa masalah utama dalam novel ini bukan kasus Sherly maupun kesehatan ibunya. Tetapi bagaimana Fransinia bisa menerima kenyataan dia harus meninggalkan mimpinya di Ibukota untuk kembali ke tanah kelahirannya. Soal itu, saya paham bangetlah perasaan Fransinia. Setelah hidup sekian lama di kota yang menyediakan segala fasilitas, tiba-tiba harus kembali ke kampung halaman yang sederhana bukanlah hal yang mudah. Been there done that.

Truuss… saya juga suka dengan romantisme malu-malu ala Fransinia dan Fritz. Duh…porsi bapak dokter yang sangat perhatian dan humble ini rasanya kurang deh. I want more!!

Novel ini adalah salah satu dari serial Indonesiana, serial terbaru dari Gagas Media. Setelah pernah mengoleksi serial STPC jilid 1 yang sukses itu, rasanya pengen deh mengoleksi semua serial ini. Buru-buru masukkan ke wishlist aja kalo gitu.

3 comments on "#384 Perempuan-perempuan Tersayang"
  1. Reviewnya bagus, bikin saya penasaran pengen baca bukunya ;) .

    ReplyDelete
  2. Mbak Okke ini baru satu karyanya yg kubaca mbak, cukup menarik sih novel yg itu, dan tertarik juga sama yg ini karena settingnya yang tidak biasa :)

    ReplyDelete