~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#422 Last Forever



Judul Buku : Last Forever
Penulis : Windry Ramadhina
Halaman : 384
Penerbit : Gagas Media

Samuel Hardi dan Lana Hart adalah sepasang manusia yang memiliki hubungan tanpa komitmen. Bagi mereka komitmen, pernikahan atau-apalah-namanya hanya membebani mereka saja. Mereka bertemu, bercinta, bercumbu, berpisah. Proses yang sama akan berulang lagi dan lagi setiap kali mereka bertemu. Hal itu berlangsung 7 tahun lamanya. 

Baik Samuel maupun Lana adalah sineas berprestasi dengan spesialisasi pada film dokumenter. Mungkin karena kesamaan itulah mereka bisa cocok satu sama lain. Samuel punya studio yang diberi nama Hardi seperti nama belakangnya. Studionya ini sudah langganan dengan National Geographic Channel. Karena studionya itu juga dia bisa berkenalan dengan Lana, seorang produser sekaligus pekerja di Nat Geo Channel. Kalau Samuel sudah bisa mengumpulkan prestasi dan menarik perhatian dunia sinema sejak usia 17 tahun, beda halnya dengan Lana yang menjajaki karirnya setapak demi setapak. Apalagi Lana seorang perempuan, genre yang dipandang sebelah mata di dunia perfilman.

Suatu waktu sepulang dari Kyoto, Lana "mampir" ke Jakarta dengan alasan bertemu dengan ibunya. Nyatanya Lana menemui Samuel dan menghabiskan malam panas bersamanya. Pagi menjelang, Lana diam-diam meninggalkan Samuel. Tingkah Lana ini membuat Samuel kesal bukan main. Tapi Samuel tidak bisa berkutik. Bukankah sudah seperti itu yang mereka inginkan, tanpa komitmen apa-apa? Hanya saja, kepergian Lana kali ini membuat Samuel senewen dan galau.

Sebulan kemudian Lana datang lagi ke Jakarta. Kali ini dia membawa proyek istimewa, ingin meliput keberadaan desa megalitikum di Flores. Karena budget terbatas, Lana hanya membawa satu orang kameramen, Patrick. Sisanya akan menggunakan properti dan kru dari studio Hardi. Samuel sendiri terkejut dengan kedatangan Lana. Dia tidak menyangka orang dari Nat Geo Channel yang akan menggunakan jasa studionya adalah wanita yang membuatnya senewen. Yah setidaknya dia bisa bersama dengan Lana beberapa waktu lagi.

Sayangnya, Lana datang membawa masalah. Dia hamil. Hubungan semalam yang panas dengan Samuel sebulan lalu membuahkan benih di rahimnya. Lana kalut. Anak tidak ada dalam rencana hidupnya. Dia lantas memutuskan untuk aborsi. Tapi ketika dia melihat denyut jantung bayinya di monitor USG, dia tidak sanggup melanjutkan niatnya itu. Rencananya berubah total. Dia akan menghadapinya sendirian. Dia tidak butuh Samuel, apalagi pria itu juga tidak suka dengan komitmen.

Di sinilah titik balik perubahan hidup Lana. Lana yang self-centered dipaksa berubah oleh keadaan. Ketakutannya pada pernikahan menjadi salah satu isu utama yang dibahas di sini. Lana trauma melihat ibunya, Rahayu, yang meninggalkan karirnya sebagai penari profesional demi keluarga. Pasalnya di mata Lana, Rahayu menjadi tidak bahagia karena pernikahan. Apalagi orang tuanya harus berpisah (tapi tidak bercerai) karena pekerjaan masing-masing. Lana tidak mau menjalani kehidupan seperti itu. Di sisi lain, Samuel juga mau tak mau harus berubah. Cintanya pada Lana yang tidak disadarinya tumbuh perlahan membuatnya mengambil sudut pandang yang berbeda. Apalagi setelah dia hampir menghadapi maut, dia takut mati dalam kesendirian.

Novel ini menarik. Khas Windry Ramadhina dengan konflik yang berani dan diselesaikan dengan manis. Hanya saja saya bisa menebak sejak awal cerita ini akan dibawa kemana ketika mengetahui Lana hamil. Saya juga tidak bisa simpatik pada Samuel dan Lana, bisa jadi karena sejak awal saya memiliki pandangan berbeda dengan mereka, meskipun saya berusaha memahami karakternya. Demikian juga Rahayu, tidak ada penjelasan dari Rahayu mengapa dia memilih berpisah dengan suaminya sehingga membuat Lana punya pemahaman sendiri tentang pernikahan. Dan untuk ilustrasinya, sorry to say, malah merusak imajinasi saya tentang Lana dan Samuel :)

Saya memberikan tiga bintang untuk Last Forever, salah satunya karena cover dengan gaya poster film yang menarik. Ohya, saya juga membuat beberapa postingan di twitter karena buku ini saya baca dalam program #BBILagiBaca bersama teman-teman @bbi_2011. Silahkan disimak kicauan saya di sini


3 stars
6 comments on "#422 Last Forever"
  1. Rasanya reviewnya terlalu singkat. Saya kok tidak menangkap apa yang menonjol dari novel ini. Padahal mungkin ada hal menarik yang bisa diselami di dalamnya. Mungkin memang harus membaca sendiri bukunya..

    ReplyDelete
  2. Terima kasih sudah berkunjung.
    Intinya itu dua orang yang anti komitmen dipaksa berkomitmen oleh keadaan.

    ReplyDelete
  3. Windry Ramadhina ceritanya bisa lumayan kipas kipas gini ya mbak? Berapa kipas mbak? #eh

    ReplyDelete
  4. Satu aja, Yon... nggak sampai gerah kok #lha

    ReplyDelete
  5. aku kok lebih tertarik dengan kalimat "menghabiskan malam panas" hahahahah.... btw ini lebih kayak cerita chicklit bule ya warna2nya :D

    ReplyDelete
  6. Aku cukup menikmati Last Forever ini dan suka ilustrasinya, hahaha

    ReplyDelete