~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#445 The Last Breath




Buku : The Last Beath

Penulis : Kimberly Belle

Halaman : 472

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Enam belas tahun lamanya Ray Andrews menjalani hukumannya di penjara dengan tuduhan telah membunuh Ella Mae, istrinya. Kini dalam keadaan sekarat karena kanker, Ray akan menjalani tahanan rumah atas permintaan Cal, pengacaranya sekaligus saudaranya. Ray akan menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumahnya dan menantikan ajal menjemputnya. Cal telah menyediakan seorang perawat khusus yang akan menjamin Ray tidak mengalai kesakitan. Cal juga meminta ketiga anak Ray (Bo, Lexi dan Gia) untuk menemani ayah mereka di sisa hidupnya. Namun dari ketiga anak itu hanya Gia Andrews yang kembali ke rumah itu. 


Gia menghabiskan enam belas tahun menjadi pekerja bantuan kemanusiaan. Dia mengejar semua bencana alam ke negara manapun. Hanya satu alasannya, agar dia tidak perlu tinggal di kota dimana dirinya dikenal sebagai anak seorang pembunuh. Kekecewaannya atas apa yang dialami oleh keluarganya harus berbagi ruang di dalam dirinya dengan kewajiban seorang anak menjelang kematian ayahnya. Gia tidak ingin menghadapinya sendiri, dia mengajak kedua kakaknya (Bo dan Lexi) untuk menemui ayah mereka. Tetapi kedua kakaknya selalu menolak dengan berbagai alasan. Gia hampir putus asa, hingga suatu ketika dia bertemu dengan seorang penulis yang ingin mengangkat kisah ayahnya sebagai salah satu contoh ketidak-adilan hukum di Amerika. Melalui penulis itu, Gia mulai mengumpulkan bukti dan informasi bahwa ayahnya tidak bersalah. Ray Andrews bukan pembunuh Ella Mae.

Bersamaan dengan itu, Gia juga bertemu dengan seorang pria pemilik bar, bernama Jack Foster. Jack menolongnya ketika dia mabuk akibat penolakan Lexi. Pertemuan itu berlanjut dengan hubungan di antara mereka. Gia merasa nyaman berada di dekat Jack. Tanpa mereka sadari kedekatan mereka berbuah rasa cinta. Tapi Jack tidak sepenuhnya jujur pada Gia. Mereka berdua terhubung dengan masa lalu yang mungkin membuat mereka tidak bisa bersama.

Novel ini diceritakan dari sudut pandang Gia. Pembaca akan ikut merasakan bagaimana kekalutan yang dialami Gia saat harus menghadapi masa lalunya dan juga hukuman sosial dari masyarakat yang tidak menerima kepulangan ayahnya. Seumur hidup Gia habiskan untuk berlari jauh dari kampung halamannya, sampai-sampai Gia tidak tahu dimana seharusnya rumahnya. Gia ingin sekali membuktikan ayahnya tidak bersalah, tapi jauh di dalam hatinya dia tahu kalau suatu waktu ayahnya meninggal dia yang akan pertama kali angkat kaki dari rumah itu.

Dalam novel ini juga ada kepingan-kepingan kisah flashback dari Ella Mae, si korban. Di bagian prolog pembaca sudah mengetahui fakta bahwa Ella Mae berselingkuh dengan pria lain. Kepingan-kepingan kisah itu menceritakan bagaimana Ella Mae merasakan cinta yang membara ketika bertemu dengan Dean Sullivan, tetangganya secara sembunyi-sembunyi. Ella Mae bermain api di tengah kehidupan rumah tangganya yang monoton. Namun kepingan-kepingan kisah ini menyimpan bukti siapa pembunuh Ella Mae yang sebenarnya.

Ada banyak kontradiksi yang disajikan dalam novel ini. Seperti misalnya Ella Mae yang dipuja masyarakat (sampai dia mendapat kehormatan ebuah taman memorial untuk memperingati kematiannya) ternyata adalah seorang wanita yang tidak setia. Atau ketika Gia yang berkali-kali menyelamatkan banyak orang dari bencana dan tidak takut bahwa di lokas bencana, ternyata sulit sekali menyelamatkan keutuhan keluarganya dan sangat ketakutan bertemu dengan ayahnya sendiri. Semua itu membuat aura drama pada novel suspense-thriller ini terasa sangat kuat dan seakan-akan mengaduk emosi pembaca. Saya dibuat berkali-kali bertanya siapa sesungguhnya dalang dibalik pembunuhan Ella Mae. Ketika saya merasa sudah menemukan jawabannya, ada twist baru yang mementahkan kembali dugaan saya. Untuk kalian penikmat kisah yang menegangkan sekaligus menyayat hati, saya merekomendasikan novel The Last Breath ini.

4 stars
1 comment on "#445 The Last Breath"