~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#452 Stuck in Love


Judul Buku : Stuck in Love

Penulis : Stephanie Zen

Halaman : 312

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama



Meskipun sudah menduga sebelumnya, Alleira tetap terkejut ketika dipanggil oleh atasannya dan diberikan pilihan apakah menyerahkan surat pengunduran diri atau dipecat dengan resmi dari tempatnya bekerja sekarang. Bekarja di bidang akuntansi memang bukan hal yang diinginkan Alleira, tapi harus kehilangan pekerjaan di Singapura membuatnya shock. Dia tetap membutuhkan pekerjaan agar bisa tinggal dekat dengan Enzo, sahabatnya. 


Sebenarnya Enzo bukan hanya sekadar sahabat. Dia juga pria yang kepadanya Alleira memberikan cintanya. Sayangnya, Enzo hanya melihatnya sebagai sahabat, tidak lebih. Dan untuk urusan menyatakan perasaan, Alleira masih memilih cara tradisional : bukan wanita yang menyatakannya duluan.

Syukurlah Alleira tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan pekerjaan lagi. Berkat bantuan teman gerejanya, Pauline, dia (kembali) memasukkan lamaran ke We Connect, tempat Pauline bekerja. Bos We Connect, Benjamin Chua, juga senang bisa mendapatkan karyawan seperti Alleira. Dulu Alleira memang sudah pernah melamar ke We Connect, bahkan sempat wawancara dengan Ben. Tapi tempat bekerjanya sekarang lebih dulu menerbitkan S Pass (visa kerja). Jadinya Alleira mengirimkan surat pada Ben bahwa dia tidak jadi bekerja di We Connect. Ternyata takdir membuat Alleira harus kembali ke We Connect.

Hari-hari Alleira mulai membaik, kecuali perasaannya yang tak berbalas dari Enzo tentunya. Enzo masih saja cuek dan hanya peduli pada dirinya sendiri. Sementara Ben justru mulai menunjukkan tanda-tanda menyukai Alleira. Sayangnya Ben juga memilih menyimpan perasaannya. Baginya cukuplah jika Alleira berbahagia meski orang yang dicintai Alleira bukan dirinya. Well... ada cinta segitiga ternyata.

Hampir tiga per empat buku ini menceritakan hubungan Enzo dan Alleira yang kayak layang-layang, senangnya tarik ulur. Saya sampai membatin, kasian amat cowok sebaik Ben dianggurin... Ben memang lebih tua, thirty something, tapi kepintaran, caranya memperlakukan wanita, dan *uhuk* kemapanannya jelas membuat nilai Ben jauuh di atas Enzo. Tapi ya kalau sudah berbicara soal pilihan hati, mata dan isi kepala kadang harus ngikut aja.

She knew she had to choose; she just didn't know letting go could be that hard. 

Yang menarik dari novel ini adalah sisipan informasi mengenai pekerja di Singapura yang di-share oleh Stephanie di dalam ceritanya. Mulai dari soal beberapa macam visa untuk pekerja asing sampai bagaimana cara mendapatkan visa kerja itu. Dan cara Stephanie Zen merangkai kisahnya juga khas, yang pasti ada unsur Singapura, gereja (saya sempat mencari-cari logo Chrom di sampul buku ini tapi ga ada), dan cinta yang manis. Bacaan yang ringan tapi juga menghangatkan hati.

Saya membaca novel ini di sela-sela kesibukan saya mempersiapkan sebuah event di kampus. Karena baca versi digitalnya (thanks to Gramedia.com dan SCOOP), saya bisa membacanya via hape saya kapanpun dimanapun. Kamu juga mau mencoba, klik saja banner di bawah ini. Mumpung murah nih...

8

4 stars
1 comment on "#452 Stuck in Love"
  1. Aku suka novel ini!!! Tapi trus lupa bukuku ada di mana. Hahahaha...

    ReplyDelete