~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#559 [Blogtour & Giveaway] Dongeng Bahagia dari Sebelah Telinga



"Karena sesungguhnya, pulang sejati hanyalah menuju pada hati yang tenang"

Gunawan Tri Atmodjo kembali mengeluarkan kumpulan cerpen terbaru dengan judul "Dongeng Bahagia dari Sebelah Telinga". Sesungguhnya, judul ini adalah salah satu dari cerita yang ada di dalamnya, tapi setelah membaca keseluruhan isi bukunya, saya sependapat jika isi kumpulan cerita ini menyerupai dongeng yang membuat bahagia pembacanya. 

Ada 17 cerita pendek dalam kumpulan cerpen ini yang ditulis dalam rentang waktu 2005 s.d 2015. Dan saya menangkap ada satu benang merah dalam ketujuhbelas cerita ini, yaitu kesedihan. Tidak salah jika kumcer ini diawali sebuah quote dari Agus Bambang Wiyanto, "Tidak ada kesedihan yang diciptakan sempurna". 

Seperti pada cerita pertama yang juga merupakan favorit saya, berjudul Sunyarunyi. Diceritakan seorang gadis buruk rupa bernama Sunyarunyi, yang sehari-hari hanya berkeliaran di kuburan. Dia dianggap sebagai pembawa sial dan hampir semua warga menghindarinya. Terkecuali si juru kunci makam, itupun dalam keadaan mabuk. Sayangnya Sunyarunyi yang rindu ingin berinteraksi dengan manusia tidak menyadari niat si juru kunci yang ingin melampiaskan nafsunya.

Begitupun dengan cerita Dongeng Bahagia dari Sebelah Telinga yang bercerita tentang gadis yang cacat pada telinga kirinya. Meskipun tampangnya rupawan, tapi semua lelaki yang mendekatinya lari menjauh saat melihat kondisi telinganya. Hingga datanglah satu orang pria yang tidak pergi setelah Prosesi Jati Diri yang dilakukan gadis ini.

Cerita lainnya yang menarik perhatian saya adalah yang berjudul Sebuah Kecelakaan Suci. Sepertinya kisah ini diilhami dari persembahan Kain dan Habel dimana hanya persembahan Habel yang berupa daging sembelihan yang diterima oleh Sang Kuasa. Cerita ini lucu dengan caranya sendiri, tapi tetap saja ada kesedihan di dalamnya.

Meskipun bertemakan kesedihan, jangan kuatir dengan ending-nya. Hampir semuanya bahagia. Bukankah memang dongeng seperti itu adanya? Dan berbicara soal dongeng, membaca buku ini rasanya memang seperti didongengi, soalnya minim dialog di dalamnya. 

Pertama kali mengenal karya Gunawan Tri Atmodjo adalah lewat kumpulan cerpen berjudul Pelisaurus dan Cerita Lainnya. Sayangnya kumpulan cerpen ini ditarik dari peredaran karena dianggap memuat konten yang tidak ramah anak. Satu ciri khas dari cerpen Gunawan adalah gaya bercerita yang unik, kadang nyeleneh, tapi tetap menarik untuk diikuti. 

Dongeng Bahagia dari Sebelah Telinga
Gunawan Tri Atmodjo
144 halaman
Diva Press
Desember 2018



Waktunya Giveaway...Syaratnya mudah saja:

1. Berdomisili di Indonesia atau memiliki alamat pengiriman di Indonesia.
2. Follow akun twitter @destinugrainy dan @diva_fiction atau fanpage fb "Penerbit DIVA Press" atau akun IG @fiksi.diva.
3. Share giveaway ini di twitter atau di story IG kamu dan jangan lupa mention akun kami.
4. Jawab pertanyaan berikut dengan format: nama | nama akun | link share | jawaban

"Kapan terakhir kali kamu membaca dongeng? Dongeng apakah itu?"

Saya tunggu jawabannya sampai tanggal 17 Maret 2019 ya. Pengumuman akan disampaikan via postingan ini pada tanggal 18 Maret 2019. 

******
Hai... Terima kasih untuk yang sudah berpartisipasi dalam Giveaway ini. Ada 6 orang peserta (sesuai urutan komentar). Jadi, biar adil, saya minta bantuan di random.org untuk mengundi. Dan inilah hasilnya


Selamat untuk Nike Rasyid. 

Mohon konfirmasi alamat pengiriman ya. Nanti akan saya hubungi via email/twitter. Untuk yang belum beruntung masih ada kesempatan di blognya Mbak Lila

Sampai jumpa di GA berikutnya. 

7 comments on "#559 [Blogtour & Giveaway] Dongeng Bahagia dari Sebelah Telinga"
  1. Sukina www.twitter.com/kinosukina https://twitter.com/kinosukina/status/1105029398070145029 Saya terakhir membaca dongeng tahun 2016 tentang Dongeng Fabel Asal usul 5 Benua

    ReplyDelete
  2. Riyan Agustian | @agstian_ | https://twitter.com/agstian_/status/1105032166193295360?s=19 | Jawaban:
    Kira-kira akhir tahun lalu saya terakhir kali membaca dongeng. Dongeng yg dengan terpaksa harus saya baca karena keharusan tugas kuliah. Dongeng itu bercerita tentang seorang pemecah batu yg tidak pernah puas dengan dirinya. Pemecah batu yg selalu melihat yg lain lebih hebat dari dirinya. Ketika melihat matahari, ia ingin jadi matahari. Ketika melihat langit, ia ingin menjadi awan. Ketika melihat badai, ia pun menjadi badai. Ia ingin jadi apapun yg paling kuat di dunia. Ketika telah merasa menjadi badai yg paling kuat di dunia, ia melihat sebuah batu. Yg begitu kokoh, berulang-ulang kali ia hantam tidak juga hancur. Hingga akhirnya ia memutuskan batu besar inilah yg paling kuat. Maka, ia pun berubah menjadi batu.
    Sial memang, ketika telah dirasa menjadi yg paling kuat, di saat itu juga ia menjadi yg paling tak berdaya. Ia hancur menjadi pecahan-pecahan kecil di tangan seorang pemecah batu yg kebetulan lewat.

    Yg saya dapat dari cerita ini adalah kita harus mensyukuri apa yg kita punya saat ini. Diri kita, hidup kita, kita harus hargai dan syukuri. Kita enggak akan pernah bisa jadi org lain, karena tiap org punya jalannya masing-masing. Kita cukup jadi diri sendiri.

    ReplyDelete
  3. Nike | @dreeva | https://twitter.com/dreeva/status/1105791393505599488?s=19
    Terakhir baca dongeng klasik Korea buat anakku, selain karena cerita dongeng itu biasanya ada pesan moralnya ditambah gambarnya juga menarik jadi enak buat dibaca semua umur

    ReplyDelete
  4. Lihat suryadinurfatah187 (@suryadinurfatah): https://twitter.com/suryadinurfatah?s=09.pada tahun 2016 saya terakhir kali membaca dongeng sersan kardun dibuku bhs indonesia pas waktu sma

    ReplyDelete
  5. Nur Annisa|annisa.an|https://www.instagram.com/p/BvAaotaHA8R/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=yrhgtxckqgm6 | Terakhir kali aku baca dongeng asli mungkin sudah sangat lama, saat Sd aku sudah banyak sekali membaca dongeng anak, tapi karena aku benar-benar suka dongeng sampai sekarang pun aku masih suka baca cerita yang ada unsur dongengnya, meski kebanyakan sih dekonstruksi dongeng. Cerita seperti itu bagiku seperti aroma baru dari cerita lama.

    ReplyDelete
  6. Bismillahirrahmanirrahim,
    Farrah Nur Fadhilah|@Rarah_09|https://mobile.twitter.com/Rarah_09/status/1106875875092385792| Sudah lama sekali kiranya aku membaca dongeng saat itu usiaku 8 tahun. Aku sangat suka sekali dongeng " Itik yang Buruk Rupa " yang berawal dari dibacakannya dongeng itu oleh guruku. Isinya sangat menarik sekali dengan pesan moral yang disampaikan pada dongeng tersebut. Membuatku tak pernah bosan membacanya pada saat itu, hingga sampai saat ini dongeng tersebut masih saja melekat dalam ingatanku. Terngiang-ngiang selalu nasihat untuk jangan malu dengan kekurangan yang kita miliki, asalkan kita selalu bersyukur maka kita akan selalu mendapatkan kebahagiaan.

    ReplyDelete
  7. Dag dig dug nich..., nunggu pengumuman

    ReplyDelete