~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#497 Boy Toy


Judul Buku : Boy Toy (Pentagon Series #1)
Penulis : aliaZalea
Halaman : 384
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Sebagai pembaca karya aliaZalea sejak debut pertamanya, Miss Pesimis, saya tidak bisa melewatkan satu pun karya beliau. Dan mengingat antara satu buku dengan buku lainnya ada koneksinya, Boy Toy jadi incaran saya sejak ada pengumuman aliaZalea akan mengeluarkan buku baru. Kali ini merupakan serial "beneran". Kenapa saya bilang beneran? Karena ya itu... buku-bukunya aliaZalea sebelumnya sebenarnya bisa menjadi satu serial sendiri alih-alih dalam format single.

Tema yang diusung dalam series ini adalah Boyband. Agak-agak terlambat sih mengingat kepopuleran boyband di Indonesia sudah mulai turun hits-nya. Tapi kalau mempertimbangkan boyband Korea yang masih banyak seliweran itu, mungkin masih okelah. Apalagi toh Pentagon dalam novel ini bukan boyband yang baru. Kurang lebih sudah lima tahun umurnya.

Jadi, Pentagon adalah boyband yang terdiri atas lima personel yaitu Taran, Adam, Erik, Nico dan Pierre. Mereka terbentuk sebagai grup vocal alumni X-Factor, ajang pencarian bakat menyanyi yang disiarkan di televisi. Kebetulan Pentagon ini sekarang berada di bawah manajemen artis MRAM miliknya Revel. Pembaca setia karya aliaZalea tentunya tahu tentang sosok Revel yang muncul di novel Celebrity Wedding itu. 


Salah satu personel Pentagon yaitu Taran, menyukai seorang wanita yang usianya delapan tahun lebih tua darinya. Lea, wanita yang dijumpainya tanpa sengaja saat sedang melakukan tour di Bali. Ada yang unik pada diri Lea, yang membuat Taran ingin mendekati gadis itu. Lea tidak seperti cewek-cewek kebanyakan yang akan langsung histeris ketika melihat dirinya, Lea justru lari menjauh darinya. Sayangnya pertemuan di Bali tidak berlanjut karena kesibukan Taran dan boybandnya.

Lea sendiri tidak akan tahu siapa Taran Pentagon jika sahabatnya, Bela, tidak ikut-ikutan histeris ketika mengetahui mereka menginap di hotel yang sama sewaktu di Bali. Lea sudah menutup hatinya rapat-rapat terhadap makhluk bernama pria sejak ditinggalkan begitu saja oleh Reiner, tunangannya di hari pertunangan mereka. Lagipula Lea seorang dosen dengan gelar doktor, tidak mungkin akan bersama anggota Boyband,Brondong dan ABG, tiga hal yang tidak akan diasosiasikan dengan dirinya. Tapi takdir berkata lain. Pertemuan keduanya dengan Taran membuatnya mulai berpikir bahwa Taran worth it untuk berada di lingkaran terdekatnya. 

Kalau biasanya di novel-novel romance, yang anti komitmen itu hero-nya, di Boy Toy justru Lea yang tidak ingin masuk dalam komitmen. Bagi Lea, tahap paling jauh yang bisa ditolerir olehnya adalah berpacaran. Itupun karena saling suka dan rasa nyaman. Ketika Taran mengungkapkan cinta pada Lea, yang ada Lea kembali lari dari Taran. Di dalam buku pertama dari Pentagon Series ini seakan mau mengungkapkan bahwa kedewasaan dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan kadangkala tidak ditentukan oleh umur.

Konsistensi karakter Taran dan Lea dalam novel ini menarik untuk dicermati. Taran, yang sukses di usia muda dengan kelompok vocalnya terkadang masih merasa insecure dengan dirinya sendiri. Dia sering tidak yakin akan kemampuannya. Tapi dalam hal mencintai Lea, Taran sangat yakin. Sempat tergoyahkan sih ketika lagi-lagi Lea lari darinya, sampai membuat Taran melakukan self destruction dengan mabuk-mabukan. Sementara Lea, meski masuk dalam kelompok geeky, sangat tidak percaya diri dalam urusan cinta, tapi tetap bisa berpikir kritis dalam kondisi apapun. Ohya, satu bintang yang saya berikan pada novel ini karena penulis bisa menggambarkan dengan baik bagaimana seorang dosen perempuan (apalagi dengan gelar doktor) terkadang dianggap kaku dan membosankan. Karakter Lea sebagai seorang dosen ini tidak hanya sekadar tempelan saja. Mungkin karena latar belakang pekerjaan aliaZalea yang juga seorang dosen, jadi dia paham benar bagaimana karakter Lea dibangun. Cara Lea berpikir yang terstruktur dan kadang mengalahkan perasaannya itu bertahan sampai akhir cerita. Contohnya karena Reiner meninggalkannya tanpa alasan yang jelas, alam sadarnya Lea berpikir ada yang salah pada dirinya sehingga Reiner pergi. Dan kalau ada yang salah pada dirinya, tentunya hubugannya dengan pria manapun tidak akan berhasil. Apalagi dengan pria yang umurnya lebih muda dari dirinya dan latar belakang yang jauh berbeda dengannya.

Bintang lainnya saya berikan karena jalan cerita yang mengalir dengan asyik. Saya suka sekali membaca bagian dimana kelima personil Pentagon berkumpul. Mereka sudah kayak soulmate. Saling bercanda, saling mengumpat, saling mendukung. Ohya, berhubung label novel ini adalah novel dewasa, membacanya pun memerlukan kedewasaan dalam berpikir. Tenang saja...ga ada adegan kipas-kipas kok. Hanya saja ada beberapa hal yang bertentangan dengan budaya timur yang muncul di dalam novel ini. Misalnya pemikiran Taran bahwa oke-oke saja jika mereka tinggal bersama ketika statusnya masih berpacaran. Yah...anggap saja gaya hidup metropolitan. Namanya juga Metropop.

Well...saya jadi tidak sabar ingin membaca kisah para cowok-cowok Pentagon lainnya. Sudah ada hint tentang Nico dan tetangga misteriusnya. Bisa jadi berikutnya adalah kisahnya Nico. Please...jangan lama-lama ya terbitnya. 


4 comments on "#497 Boy Toy"
  1. Aku sepertinya akan mencoba Metropop yang ini. Ulasan Mbak Desty bikin pengin baca bukunya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe..bacalah Raaf, siapa tahu kamu ketagihan karyanya aliaZalea kayak saya

      Delete
  2. Aku juga sudah baca ini. Dan gak sabar baca cerita personel Pentagon lainnya. Terutama si Pierre. Yang bakalan superkocak kayaknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pierre itu mengingatkan saya pada personil boyband Korea...imut dan sok innocent

      Delete