Judul Buku : Dark Love
Penulis : Ken Terate
Halaman : 248
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kirana, 17 tahun, hampir lulus SMA. Jika siswa lain hanya memikirkan permasalahan ujian akhir dan persiapan masuk ke perguruan tinggi, Kirana harus menghadapi masalah lain yang lebih besar. Dia hamil. Pacarnya, yang dipanggilnya "My Prince", bukannya tidak mau bertanggung jawab. Tapi Kirana tidak bisa menghadapi konsekuensinya. Dia tidak mungkin mampu menikah, apalagi melahirkan. Dia tidak ingin orang tua, guru dan teman-temannya tahu, Kirana sang juara kelas ternyata berbuat sesuatu yang memalukan.
Kirana memiliki teman-teman dekat, Maria, Chacha, Alvin, Andra dan Banyu. Selain dirinya dan Chacha, empat orang lainnya merupakan anggota band Hi 4. Karena sering bersama mereka, Kirana otomatis diangkat sebagai manajer. Kalau Chacha, karena dia sepupu Alvin makanya mereka sering bersama-sama. Ada peraturan dalam kelompok mereka untuk tidak berpacaran, apalagi dengan sesama anggota band. Padahal Alvin sepertinya menyukai Kirana. Sementara Chacha mulai dekat dengan Banyu. Dan tentunya Kirana harus berusaha menyembunyikan kehamilannya dari sahabat-sahabatnya.
My Prince mengusulkan untuk melakukan aborsi sebelum kehamilan Kirana menjadi lebih besar. Berdua mereka pergi ke sebuah praktek dokter. Namun Kirana keburu takut, dan lari. Pacarnya bingung harus berbuat apa. Kirana tentunya lebih bingung lagi.
Sebagai novel teenlit, nilai edukasi untuk remaja disajikan dalam proporsi yang pas. Nggak berlebihan dan juga nggak kurang. Misteriusnya "My Prince" juga berusaha dijaga sesuai dengan plot cerita. Meski terasa sekali penulis mencoba menggiring pembaca untuk tidak bisa menebak siapa My Prince itu, saya justru sudah menduga dari awal yang mana orangnya. Mungkin ini ditujukan untuk plot twist, tapi kalau terbiasa baca buku misteri yakin deh ga sesulit itu menemukannya.
Remaja yang hamil akibat seks kebablasan, bukan topik baru. Namun saya suka dengan eksekusinya. Kirana yang juara kelas, anak baik-baik dalam keluarga baik-baik bisa jatuh cinta dan jatuh betulan. Kirana mencoba menerima keadaannya meski bingung tanpa pengalaman dan tempat bertanya. Penyelesaian konfliknya juga menurut saya bagus. Ada konsekuensi dan resiko di balik semua keputusan. Saya sempat bertanya-tanya, gadis pintar kok ga belajar soal seks yang (relatif) aman ya? Ternyata mereka yang sudah malu atas apa yang mereka lakukan, lebih malu lagi untuk membeli alat kontrasepsi saat melakukan hubungan itu beberapa kali lagi. Terkadang orang memilih mengabaikan resiko daripada malu atas pilihannya.
Novel ini merupakan novel Ken Terate pertama yang saya baca. Dan kali ini dicetak ulang oleh GPU. Satu lagi novel teenlit yang saya rekomendasikan untuk dibaca oleh remaja Indonesia.