Cormoran Strike dan Robin Ellacott kembali lagi. Biro detektif yang dikelola oleh dua orang ini sedang diberkahi dengan banyak klien, berkat pemberitaan kesuksesan Cormoran Strike mengungkap kasus-kasus yang sulit dibongkar oleh kepolisian. Hingga suatu hari, Robin menerima paket yang berisi sebuah potongan tungkai kaki wanita beserta secarik pesan yan berisi lirik lagu favorit mendiang ibu Cormoran.
Setelah menyelidiki dengan singkat, Cormoran mengetahui bahwa paket itu awalnya ditujukan untuknya. Polisi mencurigai satu orang tersangka bernama Terence 'Digger' Malley, yang dikenal sebagai penjahat yang senang memutilasi korban dan mengirimkannya lewat pos. Tapi Cormoran berpendapat lain. Dia mencurigai tiga orang dari masa lalunya. Yang pertama adalah Donald Laing, seorang sosiopat yang pernah dijebloskan ke penjara oleh Cormoran. Yang kedua adalah Noel Brockbank, seorang dari angkatan yang pernah melakukan pelecehan seksual pada anak perempuannya. Dan yang ketiga adalah Jeff Whittaker, ayah tiri Cormoran yang menikahi ibunya karena mengicar hartanya. Bersama dengan Robin, Cormoran mulai menyelidiki ketiga orang yang dicurigainya itu.
Pada buku ketiga dari serial Cormoran Strike ini, pembaca akan dihadapkan pada dua sisi cerita. Sisi pertama menceritakan bagaimana Cormoran dan Robin menjalankan aksi detektifnya, sementara di sisi kedua pembaca diajak mengikuti kekejaman yang dilakukan oleh si pengirim tungkai. Orang ini memiliki suatu penyimpangan perilaku yang disebut Acrotomophilia, yaitu jenis penyimpangan seksual yang pemuasannya didapat dari fantasi atau tindakan yang melibatkan orang yang diamputasi. Dia akanmerasa sangat puas jika bisa mendapatkan potongan tubuh korbannya sebagai trofi. Dalam penyelidikannya, Cormoran dan Robin berhadapan dengan sekelompok orang BIID (Body Integrity Identity Disorder). Orang dengan penyimpangan BIID ini memiliki pemikiran untuk mengamputasi salah satu anggota tubuhnya karena menganggap anggota tubuh itu tidak sesuai dengan diri mereka. Salah satu korban mutilasi (pemilik tungkai yang diterima oleh Robin) ingin memotong tungkai kakinya, dan dia tertarik dengan Cormoran yang juga memiliki cacat yang sama. Meski saat membacanya saya berasa ngeri bercampur mual, saya senang bisa mendapatkan pengetahuan baru mengenai penyimpangan perilaku ini.
Namun tentu saja selain misteri pembunuhan yang diungkap oleh detektif andalan bertubuh besar ini, hubungan antara Cormoran dan Robin adalah daya tarik utama bagi saya untuk membaca buku ketiga ini. Setelah dibuat penasaran di akhir buku kedua (The Silkworm), saya dibuat gregetan setengah mati sama kelakuan Cormoran dan Robin. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Robin memang sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Matthew, tunangannya. Sebagaimana layaknya pasangan yang akan menikah ada saja hal-hal yang menguji hubungan mereka. Yang menggemaskan itu adalah gaya-sok-cuek-tapi-butuh-nya Cormoran terhadap Robin. Dengan alasan hubungan profesional Cormoran berusaha menyingkirkan perasaan pribadinya untuk Robin. Bahkan Cormoran bela-belain pacaran sama seorang wanita yang hampir bercerai dengan suaminya.
Serial Cormoran Strike ini memang layak untuk dikoleksi. Gaya Robert Galbraith bercerita dengan mendetail membuat pembaca dengan mudah jatuh cinta pada duo detektif Cormoran dan Robin. Saya sendiri mengoleksi ketiga serial Cormoran ini. Sayangnya ukuran buku yang besar membuat saya malas membaca paperback-nya. Megangnya susah kalau dibaca sambil tiduran, apalagi kalau dibawa kemana-mana. But, thanks to Gramedia.com dan SCOOP yang sudah memberikan versi digitalnya membuat saya dengan mudah membaca buku ini. Kamu juga bisa membeli ebook dari Career of Evil ini di SCOOP dengan harga yang lebih terjangkau. Cukup klik banner yang ada di bawah ini ya.
Career of Evil (Titian Kejahatan)
Robert Galbraith
552 halaman
Gramedia Pustaka Utama
April, 2016