~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#591 Starting Over



Erlan adalah orang kepercayaan Johny Salim. Kepercayaan Johny terhadap Erlan mungkin melebihi kepercayaannya pada anak tunggalnya sendiri, Prita Salim. Tidak heran jika Johny menginginkan Erlan menjadi menantunya dan membuat mereka bertunangan. Prita sendiri tidak habis pikir bagaimana harus menghadapi Erlan yang seperti robot, tidak punya perasaan. Prita bahkan mencoba membuat taruhan check-in di hotel dengan seorang artis hanya untuk membuat Erlan cemburu. Yang ada artis itu ditemukan tewas di hotel, dan Prita yang menjadi tersangkanya. Untungnya ada Erlan yang membereskan kasus itu, sehingga Prita dinyatakan tidak bersalah, meski sempat merasakan tinggal di tahanan. Kejadian itu ditambah beberapa hal lain membuat Prita memutuskan pertunangan dengan Erlan.

Prita memutuskan untuk tidak lagi mendekati Erlan. Lebih dari itu dia meyakini bahwa Erlan betul-betul manusia robot tanpa perasaan. Meski kedua orang tuanya mencoba terus menjodohkan mereka, Prita tidak ingin dekat dengan pria yang tidak bisa memahami perasaannya. Di sisi lain, Erlan juga merasa dirinya tidak pantas untuk disandingkan dengan anak atasannya itu. Hutang budinya pada Johny Salim terlalu besar untuk ditukar dengan posisi menjadi menantu. Lebih dari pada itu, Erlan tidak ingin menempatkan Prita dalam posisi ibunya. Erlan tahu dalam darahnya ada gen ayahnya yang pemberang dan suka menyakiti wanita. Tidak mungkin dia berlaku seperti itu pada Prita.

Baik Prita maupun Erlan ini punya asumsi dan kesimpulan masing-masing, sampai sebuah ciuman membuat Prita memutuskan untuk mengejar Erlan. Tapi memang karakter Erlan ini lempeng kayak kayu sih... menggemaskan membaca interaksi keduanya. Namanya perempuan ya, pengen juga diperjuangkan, dikejar apalagi sama pria yang disukainya. Belum lagi ada muncul wanita lain yang menjadi penghalang antara Erlan dan Prita. 

Kebiasaan saya tiap Senin pagi itu adalah mengecek buku baru apa saja yang muncul di Gramedia Digital. Pas lihat novelnya Titi Sanaria yang terbaru ini, tentu saja langsung saya unduh. Pas siangnya saya lihat lagi novel ini sudah ga ada di GD. Nggak tahu kenapa, tapi saya sih bahagia karena sudah tersimpan di hape saya....hehe. 

Saya sudah membaca beberapa karya dari Titi Sanaria. Dan saya suka dengan novel-novelnya termasuk yang satu ini. Meski awalnya saya merasa seperti membaca Harlequin minus adegan-adegan panasnya. Maksud saya konfliknya agak mirip dengan HQ. Tokoh utama yang menyimpan masa lalunya sedemikian rupa sampai mempengaruhi cara pandangnya terhadap cinta. Tapi saya tetap suka dengan karakter Erlan dan Prita yang konsisten sampai akhir cerita. Tapi yang lebih menggemaskan itu si Orlin, asistennya Prita. Sok tahu, tapi juga suka kikuk menghadapi cowok yang disukainya. Pengen deh ada spin off ceritanya si Orlin ini. Jadian nggak sih dengan Bastian?

Starting Over
Titi Sanaria
394 halaman
Elex Media Komputindo
Oktober, 2019

#590 90 Hari Mencari Suami



Eli, seorang gadis berumur 30 tahun. Di usia kepala tiga ini, Eli terancam menjomlo seumur hidup. Pasalnya, adik bungsunya sudah merencanakan pernikahan, sementara adiknya yang kedua segera menyusul untuk melamar pacarnya. Sementara Eli, jangankan calon suami, pacar saja dia belum punya.

Di tengah kesibukannya sebagai seorang Event Organizer, Eli meminta saran pada sahabatnya. Sandra, yang sudah menikah dengan seorang bule, dan Rosa, seorang fotografer lepas adalah dua orang sahabatnya sejak bekerja di Glow. Sayangnya, Sandra juga sedang dirundung masalah berselisih pendapat dengan suaminya. Dan Rosa, dia harus menghadapi dirinya hamil dan tidak bisa meminta pertanggunjawaban dari pria yang memberinya anak itu. Untungnya Sandra masih sempat memberikan catatan khusus kepada Eli dengan judul 90 hari mencari suami,

Mitos bahwa seorang perempuan yang dilangkahi menikah oleh adiknya menghantui Eli. Beberapa kali dia berkenalan dengan laki-laki, ada saja kendalanya. Dari yang 'anak mami' sampai seorang posesif. Meski Eli berusaha tidak mempercayai mitos itu, tapi sebenarnya dia juga takut seandainya nanti dia benar-benar tidak menikah.

Ken Terate sudah banyak mengeluarkan novel-novel dalam lini teenlit  dan young adult. Namun novel ini adalah debut pertama beliau dalam lini metropop. Novel ini bisa saya bilang sukses sebagai debut pertama. Eli adalah gambaran gadis metropolitan yang sukses dalam karir namun memiliki tanda tanya besar dalam urusan jodoh.

Hanya saja, pengantar bagi Eli untuk sampai ke misi "90 hari mencari suami" itu terlalu panjang menurut saya. Butuh 90an halaman sampai akhirnya Eli memutuskan untuk mencari suami. Terlepas dari itu, saya suka dengan pesan moral yang disebutkan dalam novel ini:

"Lo boleh punya alasan apa pun buat nikah atau nggak nikah, tetapi ketakutan bukan salah satunya." (hlmn 288)

Novel ini saya rekomendasikan untuk kamu yang merasa senasib dengan Eli, atau yang sedang merencanakan pernikahan, atau bahkan yang terbersit pemikiran tidak ingin menikah. Mungkin pikiranmu akan berubah setelah membaca novel ini.

90 Hari Mencari Suami
Ken Terate
364 halaman
Gramedia Pustaka Utama
Oktober, 2019

#589 Cintaku Tak Pernah Negatif


Ivan akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan. Tapi baru beberapa hari bekerja, Ivan menemukan banyak kejanggalan. Mulai dari ketidakberesan SOP, peraturan meeting yang tidak jelas, sampai kelakuan pimpinan perusahaan yang menurut Ivan suka memberi tugas seenaknya.

Di perusahaan tersebut, pimpinan HRD-nya bernama Siska. Siska ini menjadi tempat karyawan lain berkeluh kesah. Sampai datanglah berita bahwa semua karyawan akan di-reshuffle. Tentunya karyawan menjadi panik. Sebenarnya Siska juga sudah berusaha berbicara dengan pimpinan, tapi Siska pun tak berdaya. Kondisi sama-sama merasa dirugikan, mendapat ketidak adilan membuat Ivan dan karyawan lainnya menjadi dekat.

Novella ini merupakan karya kedua dari seorang penulis pendatang baru bernama Ikhsan Hee, yang diterbitkan oleh penerbit indie, Guepedia. Dan karena karyanya ini berupa novella, saya tidak berharap akan ada konflik yang panjang dalam novella setebal 164 halaman ini.  Hanya saja, karena sudah diterbitkan dalam bentuk buku, saya berpikir bahwa novella ini telah melalui sejumlah proses, misalnya editing. Tapi sepertinya editor melewatkan banyak hal mendasar. Misalnya penulisan "di" sebagai awalan dan kata depan. Well...cukup mengganggu buat saya sebagai pembaca untuk kekeliruan itu.

Pemilihan judul juga menjadi satu poin yang membuat saya bertanya-tanya. Saat membaca judulnya, terlintas di benak saya bahwa novella ini bergenre romance. Sebagai penikmat novel romance garis keras, saya tidak merasakan unsur romansa dalam novella ini. Ada sih kedekatan Ivan dengan dua orang rekan kerjanya, tapi ya nggak jelas juga. 

Saya lantas membandingkan novella ini dengan karya debut penulis . Sepertinya penulis memang lebih cocok menuliskan genre science fiction. Tapi keberaniannya mencoba ranah romance patut diapresisasi. Semoga penulis bisa mengeluarkan karya-karya lainnya di masa yang akan datang.

Cintaku Tak Pernah Negatif
Ikhsan Hee
164 halaman
Guepedia
September, 2019


#588 Trio Kuantum


Pada abad ke-43, di alam semesta ini terdapat sebuah planet yang identik dengan bumi. Namanya Planet Ostkom, letaknya berdampingan dengan Planet Jupiter. Planet ini telah dihuni oleh sebagian besar penduduk Bumi ang sudah menetap di sana beberapa waktu lamanya. Tentunya kehidupan di sana didukung oleh berbagai peralatan canggih.

Adalah Prof. Imners yang berjasa menemukan sejumlah peralatan canggih untuk mendukung kehidupan di Ostkom. Bersama tiga asistennya, Legurs, Shepala dan Urgeno (yang disebut sebagai Trio Kuantum) mereka bertugas memonitor kondisi planet Ostkom. Ketika suatu waktu terjadi ledakan besar, semua orang terkejut. Pasalnya, yang mereka ketahui planet Ostkom adalah palnet yang aman. Bahkan dari guncangan apapun.

Novella science fiction ini mengangkat topik kemajuan teknologi puluhan abad ke depan. Teknologi yang memungkinkan manusia bisa tinggal di planet selain bumi. Novell ini adalah debut dari seorang penulis pendatang baru bernama Ikhsan Hee. Dengan latar belakang pendidikan MIPA di bangku universitas, tidak heran jika penulis piawai menceritakan detail teknologi canggih dalam novella ini. Hanya saja too much detail membuat saya jadi sempat bingung ini ceritanya mau dibawa ke mana. Konfliknya sebenarnya apa, dan apa peranan trio kuantum ini?

Selain empat tokoh utama "penjaga" planet Ostkom, ada dua tokoh lainnya Kurners dan Isburn yang sepertinya terlibat dalam nuansa romantis. Kedua orang ini juga menjadi saksi ledakan besar yang terjadi di Planet Ostkom. Yang agak mengherankan buat saya adalah potongan-potongan lagu yang dimasukkan oleh penulis yang kebanyakan adalah lagu tahu 90-an. Padahal ini settingan-nya abad 43 lho... Well, mungkin pada masa itu lagu-lagu yang ada dalam novella ini sudah menjadi lagu evergreen kali ya...

Sebagai debut, novella ini patut mendapat apresiasi. Saya berharap penulis tetap mengasah kemampuannya menciptakan karya-karya yang baru.

Trio Kuantum
Ikhsan Hee
128 halaman
Guepedia
Agustus, 2019


#587 Langkah Kaki Kecil


Cerita Mamah Muda adalah salah satu lini keluaran Gramedia yang memuat cerita pendek dengan tema tertentu seputar konflik yang biasa dialami oleh ibu muda. Dua buku pertama berjudul Resolusi dan Me Time masuk dalam bacaan favorit saya. Kali ini ada tema baru yaitu perjuangan mama muda mengurus anak dengan judul Langkah Kaki Kecil. Meski buku ini terbit awal September, saya sengaja menunda membacanya di bulan Oktiber. Biar pas dengan Tantangan Baca Goodreads Indonesia dengan tema buku tentang keluarga.

Langkah Kaki Kecil berisi cerita pendek yang ditulis oleh 6 penulis GPU ternama. Saya akan ulas satu per satu cerpennya ya...

1. Buku Panduan Memahami Salsa Bangtan Sonyeondan (Ruwi Meita)
Iya... tulisan judulnya memang begitu. Benang merah dalam cerita ini bahwa BTS lebih memahami Salsa daripada mama. Mama yang sibuk bekerja, mama yang sering lupa janji, sampai mama yang bertengkar dengan papa sehingga membuat papa pergi dari rumah. Untuk melihat keseriusan mama, Salsa memutuskan kabur dari rumah. Rema kelabakan mencari anaknya ditemani sebuah buku dengan beberapa petunjuk mencari Salsa. Isi petunjuknya semua tentang BTS, boyband Korea favorit Salsa. Rema semakin pusing karena dia tidak tahu apa-apa soal BTS. 

2. Avana dan Ayana (Christina Tirta)
Cath memiliki dua orang anak perempuan, Ava dan Aya. Ava si sulung memiliki suara emas, yang menghantarkannya menjuarai beberapa perlombaan menyanyi. Cath sangat bangga dengan pencapaian anak sulungnya. Berbeda dengan Aya, si bungsu yang sejak bayi sering sakit-sakitan dan harus mendapatkan perhatian ekstra. Tapi akhir-akhir ini Cath merasa Aya selalu berusaha merebut perhatiannya jika Cath mengurusi Ava. Apakah Cath tidak memiliki kasih sayang yang sama untuk kedua anaknya?

3. Tiga Cinta (Ken Terate)
Ririn, Tere dan Firda dipanggil oleh ibu kepala sekolah TK tempat ketiga anak mereka bersekolah. Cakra (anak Tere) bekerja sama dengan Feeya (anak Firda) mencuri bekal makan siang Lala (anak Ririn). Pasalnya, Cakra kesal karena Lala menyebutkan bekal yang dibawa oleh Cakra adalah makanan sampah. Sebagai single parent, Tere memang kadang tidak sempat menyiapkan bekal homemade buat anaknya. Sementara Ririn selalu menyiapkan bekal sempurna buat Lala. Makanan seperti coklat adalah makanan sampah. Feeya sih hanya ikut-ikutan saja karena diajak oleh Cakra.

Ketiga ibu muda ini punya masalah masing-masing. Ririn dengan trauma masa lalunya, Tere yang dikejar-kejar oleh mantan suami yang ingin merebut anaknya, dan Firda yang pusing berdoa semoga bayi yang dikandungnya berjenis kelamin laki-laki sesuai harapan suaminya. Masalah yang dihadapi oleh ketiga anak mereka membuat mereka saling mencurigai, menyalahkan sampai akhirnya kemudian bisa saling menguatkan.

4. Hai Ma (Mia Arsjad)
Pembantu yang mau mudik adalah bencana buat ibu muda yang sibuk mengejar karir seperti Pia. Selama ini Bik Nining yang selalu memastikan kebutuhan Lili mulai dari bangun sampai tidur. Bukannya Pia tidak sayang pada anaknya, tapi kesibukannya menjamin masa depan Lili membuatnya sulit membagi waktu. Sakti suaminya pun rencananya akan dinas ke Hong Kong selama seminggu. Sebenarnya Sakti menawarkan untuk mengajak Lili, karena Sakti tahu kesabaran Pia menghadapi anak mereka itu tipis sekali. Tapi Pia malah marah dianggap tidak mampu mengurus anaknya sendiri.

5. White Flag - Malashantii
Rista memilih menjadi single parent karena Tody lebih mengutamakan ibunya daripada istri dan anaknya. Meski demikian, Rista tetap memberikan kesempatan bagi Tody untuk bertemu dan mengasuh Tissa. Mengasuh Tissa seorang diri terasa berat, tapi Rista jalani demi prinsip. Beberapa temannya menyarankan agar Rista kembali rujuk dengan mantan suaminya, demi anak mereka. Hanya saja, Rista belum yakin Tody bisa berubah.

6. Sweet Child O Mine (Lea Agustina Citra)
Arin seorang selebgram mom yang sukses. Beberapa kali dia bahkan mengulas tentang parenting di Instagramnya. Kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari, Arin seringkali tidak memperhatikan kedua anaknya. Namun Arin berkilah apa yang dilakukannya untuk membantu Bima, suaminya menafkahi keluarga mereka. Saat Karen anaknya jatuh sakit, Bima meminta Arin untuk mempertimbangkan kembali prioritasnya. Arin marah dan mengeluarkan kata-kata yang menyinggung Bima. 

***
Benang merah dari keenam cerita di atas sebenarnya bukan topik baru. Seorang ibu muda dengan ambisi tinggi, baik itu berkarir maupun merancang yang terbaik untuk anak-anaknya, seringkali terjebak dalam impiannya sendiri. Butuh satu momen, atau langkah mundur untuk bisa melihat lebih jelas. Saya sendiri kadang masih terjebak dalam situasi seperti itu, walaupun tentu saja saya menanamkan dalam pikiran saya, anak saya adalah hal yang utama. 

Cerita favorit saya adalah karya Ruwi Meita. Meski temanya tentang kehidupan berkeluarga tapi beliau masih bisa menyisipkan nuansa misteri. Cerita yang lain juga bagus, ada nilai moral yang bisa didapat dari masing-masing kisah. Karena belajar bukan hanya dari pengalaman sendiri kan? 

Recommended untuk mamah muda. 

Langkah Kaki Kecil
Lea Agustina Citra dkk.
312 halaman
Gramedia Pustaka Utama
September, 2019