Saran : sebelum membaca novel ini ada baiknya membaca A Man Who Loves You terlebih dahulu. Soalnya kalau di buku AMWLY, Ella bercerita kisah lajangnya, maka di MRM ini dia meceritakan kehidupan pernikahannya. Pas dengan genre novelnya. AMWLY itu City-lite, MRM itu Le-Marriage.
Ella menikah dengan Ardo, satu-satunya pria yang dicintainya. Setelah menikah, Ardo masih memberikan kebebasan bagi Ella untuk mengejar karirnya. Hingga kemudian, Ella hamil dan melahirkan Allea a.k.a Kunyit. Karena Ella masih bekerja, mereka memutuskan menggunakan jasa pengasuh. Nah kerempongan bersama pengasuh menjadi salah satu topik dalam novel ini. Mulai dari pengasuh yang merasa disantet, sampai pengasuh yang kabur begitu saja setelah masa garansi habis.
Berhubung masalah dengan pengasuh tidak kunjung selesai, akhirnya Ella memutuskan berhenti bekerja. Lagi-lagi Ardo mendukung keinginan istri tercintanya itu. Sekarang Ella memasuki masa-masa post power syndrome, dimana dia hampir (atau mungkin sudah) merasa depresi dengan peran barunya ini. Daripada tidak menghasilkan uang sama sekali, Ella mencoba membuka usaha garmen yang juga disetujui langsung oleh Ardo. Sampai ketika ternyata rekanan Ella menipunya, di saat Ella mendapati dirinya hamil anak kedua, keresahan Ella semakin menjadi. Yang membuatnya meledak dan menjadikan Ardo sebagai sasaran, karena dirinya merasa seorang diri tanpa ada orang yang ditempatinya berbagi. Ardo yang memproklamirkan dirinya sebagai best friend judtru di mata Ella ga ada bagus-bagusnya. Ujungnya mereka bertengkar, dan Ardo pergi dari rumah.
Membaca kisah Ella di MRM menurut saya sedikit berbeda dengan kisah Ella di AMWLY. Kalau di masa lajangnya, Ella seperti batu karang yang tahan terhadap ombak dan angin keras, di sini Ella kelihatannya seperti yang kehilangan dirinya. Beradaptasi dari wanita karir yang berpenghasilan menjadi ibu rumah tangga tanpa kerjaan membuatnya bingung. Di lain sisi, Ardo bukannya tidak memahami Ella. Tapi ya...namanya juga wanita, kadang nggak sadar kalau pria normal bukanlah makhluk yang bisa membaca pikiran. Dukungan tanpa syarat yang diberikan Ardo dibaca sebagai ketidakpedulian oleh Ella.
Ada satu bagian dalam novel ini yang saya suka, yaitu pesan dari Mini, asisten rumah tangga Ella. "Gelas Ibu penuh... atuh kosongin dlu kalau mau diisi lagi". Kalimat ini juga yang menyadarkan Ella untuk mengosongkan dirinya. Dan dia baru merasa kosong setelah mencurahkannya kepada Tuhan. Setelah itu, Ella baru bisa berpikir kembali dengan jernih.
Menutup halaman terakhir novel ini, saya lantas berpikir apakah ini semi-biografi atau kisah nyata ya? Hehe... Jarang-jarang isi novel itu menceritakan proses kreatif atau latar belakang dari keberadaan novel itu sendiri. Terima kasih juga untuk kak Mel Bakara atas kiriman bukunya. Saya ngasih bintang 5 bukan karena dapat bukunya gratis dari penulisnya. Tapi karena saya memang mengambil banyak pelajaran dari Ella dan semestanya ini. Ditunggu karya selanjutnya ya, kak Mel...
Medium Rare Mom
Mel Bakara
312 halaman
Elex Media Komputindo
Desember, 2021