~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

[Wrap Post] My Year in Books


Mengawali tahun 2018 lalu, saya tidak berminat mengikuti Reading Challenge, kecuali Goodreads Reading Challenge dimana saya menargetkan membaca 100 buku. Melewati pertengahan tahun, target itu terlampaui, dan saya menaikkan target menjadi 150 buku. Akhirnya saya finish di angka 175 buku.

click to see my journey

Dari 175 buku yang saya baca, 145 diantaranya berupa buku digital atau e-book. Paket premium di Gramedia Digital sangat membantu saya memenuhi target RC dimana 129 buku diantaranya saya baca via Gramedia Digital. Selain Gramedia Digital, saya juga membaca e-book via  Google Play (7 buku), Bookslife (1 buku) dan sisanya dari bebagai sumber. Saya hanya membaca 31 buku fisik, itupun karena tidak menemukan versi digitalnya. Sisi baiknya, pengeluaran untuk membeli buku jadi berkurang. Demikian juga dengan timbunan buku.

Parahnya, hanya 14% saja dari bacaan saya yang diulas di bog ini (25 ulasan). Ternyata tahun ini saya kecanduan membaca, tapi tidak mengimbanginya dengan menulis review sebagai terapi :) Tapi, saya cukup berbangga, karena di tahun ini saya memberanikan diri keluar dari zona nyaman (hanya menulis review di blog) dengan mencoba menulis ulasan di Jurnal Ruang. Alhasil, 3 tulisan saya dimuat di sana (Looking For Alibrandi, Little Fires Everywhere, dan My Not So Perfect Life). Pencapaian lainnya adalah memenangkan Book Review Contest di Yes 24 sebanyak 8 kali (yang sayangnya kontes ini harus berakhir di bulan Desember 2018).

Well, inilah daftar bacaan saya selama tahun 2018:

January
  1. Friction - Sandra Brown
  2. Memoir of a so-called Mom - Poppy D. Chusfani
  3. A Hole In The Head - Annisa Ihsani
  4. Mission D' Amour - Francisca Todi
  5. The Princess & The Bodyguard - Francisca Todi
  6. Terpaut Kasih Sang Milliarder - Lynne Graham
  7. Kekasih Rafaello - Lynne Graham
  8. White Wedding - Ziggy Z.
  9. Kekasih Sang Putra Mahkota - Laura Wright
  10. Pengantin Natal Carter Bravo - Christine Rimmer
  11. Lamaran Sang Miliuner Yunani - Lynne Graham
  12. Stilletale - L.M.Cendana
  13. Married By Arrangement - Lynne Graham
  14. The Prince's Wife - Lynne Graham
February
  1. Your Party Girl - Lexie Xu
  2. Mata di Tanah Melus - Okky Madasari
  3. Catatan Harian Menantu Sinting - Rosi L. Simamora
  4. Resign! - Almira Bastari
  5. Ubur-ubur Lembur - Raditya Dika
  6. Melbourne (Wedding) Marathon - Almira Bastari
  7. Kilovegram - Mega Shofani
  8. The Nanny Plan - Sarah M. Anderson
  9. Mr. Strictly Business - Day Leclaire
  10. Caramellove Recipe - Lia Nurida
  11. Kekasih Miliuner Italia - Sharon Kendrick
  12. Devil in Spring - Lisa Kleypas
  13. Guilty Pleasures - Laura Lee Guhrke
  14. Celana - Joko Pinurbo 
March
    1. Bukan Pengantin Terpilih - Agnes Jessica
    2. Dongeng Sebelum Tidur - Agnes Jessica
    3. Celoteh R.A. Kartini - Ahmad Nurcholish
    4. Three Days Cinderella - Agnes Jessica
    5. Sweetly Broken - Dadan Erlangga
    6. Heart and Soul - Windhy Puspitadewi
    7. The Rosie Effect - Graeme Simsion
    8. Mempelai Sang Penakluk Gurun - Sarah Morgan
    9. Malam Yang Tak Terulang - Sarah Morgan
    10. Cinta Tak Terduga Sang Pangeran - Sarah Morgan
    11. Aroma Karsa - Dee Lestari
    12. The Art of Sinning - Sabrina Jeffries
    13. The Study of Seduction - Sabrina Jeffries
    14. The Danger of Desire - Sabrina Jeffries
    15. Akhir Pekan dengan Sang Miliunair - Kate Hardy
    16. Liburan Dengan Sang Pendamping Pria - Kate Hardy
    17. Dark Matter - Blake Crouch
    April
    1. Turtles All The Way Down - John Green
    2. The Heiress and The Hothead - Sabrina Jeffries
    3. Love Her Wild - Atticus
    4. Alin - Sophie Maya
    5. Rainbirds - Clarissa Goenawan
    6. Mara - Wiwien Wintarto
    7. Diajeng - Netti Virgiantini
    8. Ninuk - Retni S.B.
    9. Mine Till Midight - Lisa Kleypas
    10. Seduce Me at Sunrise - Lisa Kleypas
    11. A Hathaways Wedding - Lisa Kleypas
    12. Aku dan Buku - Busyra dkk.
    13. The Pleasures of Passion - Sabrina Jeffries
    14. A Talent for Temptation - Sabrina Jeffries
    May
    1. Storytelling! Beriklan Lewat Cerita - Budiman Hakim
    2. Pemburu Aksara - Ana Maria Shua
    3. The Italian's Christmas Child - Lynne Graham
    4. False Beat - Vie Asano
    5. Love Beyond Reason - Sandra Brwon
    6. Buku Panduan Matematika Terapan - Triskaidekaman
    7. His Every Kiss - Laura Lee Guhrke
    8. Imperfect - Meira Anastasia
    9. Bitter Sweet Rain - Sandra Brown
    10. Too Much of A good Thing? - Joss Wood
    11. Crown Prince's Choosen Bride - kandy Shepherd
    12. #Tentangdiaku - Hani Widiani
    13. Arya Buaya - Nimas Aksan
    14. A Princess By Christmas - Jennifer Faye
    June
    1. Love, Again - Nathalia Theodora
    2. The Perfect Husband - Indah Riyana
    3. Long Way Down - Jason Reynolds
    4. The Prince's Christmas Vow - Jennifer Faye
    5. The Earl's Mistaken Brides - Abby Gaines
    6. The Governess and Mr. Granville - Abby Gaines
    7. After D-100 -Park Mi Youn
    8. Ambisi Sang Miliarder Italia - Abby Green
    9. Karaeng Besse, Si Gadis dari Punranga - Windah Makkarodda
    10. My Favorite Bride - Christina Dodd
    11. Pregnant By The Millionaire - Rurika Fuyuki
    12. Sang Marquess Mencari Cinta - Laura Lee Guhrke
    13. Before 30 - Nina Ruriya
    14. Lola, The Loading Lama Girl - Dian K. 
    15. Cinta Tak Ada Mati - Eka Kurniawan
    July
    1. Wesel Pos - Ratih Kumala
    2. Looking For Alibrandi - Melina Marchetta 
    3. The Marriage Bed - Laura Lee Guhrke
    4. Follow Me Back - A.V. Geiger
    5. How To Lose A Duke In Ten Days - Laura Lee Guhrke
    6. Reunited By A Baby Secret - Michelle Douglas
    7. My Lovely Boss - Ainun Nufus
    8. Wedding Night With Her Enemy - Melanie Milburne
    9. A Poem With Your Name - Adi K.
    10. Saving Francesca - Melina Marchetta
    11. Forgotten Colors - Valiant Budi
    12. The City - Tony Woolf
    13. The Sea - Tony Wolf
    14. The Farm - Tony Wolf
    15. The Woodland - Tony Wolf
    16. Mamimoma - Rosmeary Kesauly
    17. 38 and Pregnant - Hera Diani
    18. Call From An Angel - Guillaume Musso
    19. Wish List - Sylvia Day
    August
    1. Textrovert - Lindsey Summers
    2. Dark Love - Ken Terate
    3. Beautiful Pain - Nathalia Theodora
    4. Captain, I'm Yours - Cynthia Dewantari
    5. Lambe Akrobat - Agus Mulyadi
    6. Promise Me Tonight - Sara Lindsey
    7. The Doctor and The Princess - Scarlet Wilson
    8. Menjadi Perempuan - Magdalene
    September
    1. Things About Him - Nara Lahmusi
    2. Savanna dan Samudra - Ken Terate
    3. Mayday, Mayday - Laili Muttamimah
    4. Resolusi - Ken Terate dkk.
    5. Me Time - Ken Terate dkk.
    6. Lettie: Let's Play Outside - Hardi Lim
    7. Lettie: Hari Pertama di Sekolah - Hardi Lim
    8. Perfect Scenario - Kezia Evi Wiadji
    9. Perfect Gift - Kezia Evi Wiadji
    10. Read Bottom Up - Neel Shah & Skye Chatham
    11. Di Balik Tirai - Dee Lestari
    12. Little Fires Everywhere - Celeste Ng
    13. Tiba Sebelum Berangkat - Faisal Oddang
    14. Midnight Prince - Titi Sanaria
    15. Perkara Bulu Mata - Nina Addison
    October
    1. Texas! Lucky - Sandra Brown
    2. Texas! Chase - Sandra Brown
    3. Texas! Sage - Sandra Brown
    4. Rahasia Terpendam Kekasih - Sharon Kendrick
    5. The Kiss Quotient - Helen Hoang
    6. Skandal Putri Yang Hilang - Annie West
    November
    1. Like Water For Chocolate - Laura Esquivel
    2. Hari Potong Rambut - Clara Ng
    3. Too Cold To Handle - Sofi Meloni
    4. Burn Baby Burn - Christian Simamora
    5. Dari Berondong Jagung Sampai Negeri Kanguru - Clara Ng
    6. Remuk Redam - Christian Simamora
    7. Mouth to Mouth - Christian Simamora
    8. Di Simpang Jalan Dody & Rhe - Titi Sanaria
    9. Before I Met You - Achi TM
    10. Kelly on the Move - Seplia 
    11. Protected By The Prince - Annie West
    12. Purple Prose - Suarcani
    13. The Stardust Catcher - Suarcani
    14. Maybe Not - Colleen Hoover
    15. Sang Perencana Pernikahan - Teresa Carpenter
    16. The Wrong Side of Right - Jenn Marie Thorne
    17. Kembalinya Sang Kekasih - Sarah Morgan
    18. The Hate U Give - Angie Thomas
    19. Bug's Tories - Watiek Ideo
    20. Wooly Tersesat - Arleen A. 
    21. Keluarga Cemara : Buku Puisi - Rosi L. Simamora
    22. My Not So Perfect Life - Sophie Kinsella
    December
    1. Tinderella - Stephanie Zen dkk. 
    2. Pengantin Pesanan - Mya Ye
    3. Christmas At The Tycoon's Command  - Jennifer Hayward
    4. By Your Side - Kasie West
    5. The Italian's Christmas Miracle - Lucy Gordon
    6. The Italian's Christmas Secret - Sharon Kendrick
    7. Rescued By The Magic of Christmas - Melissa McClone
    8. Di Bawah Mistletoe - Melissa McClone
    9. Tinderology - Larasaty Laras
    10. Bicara Tubuh - Ucita Pohan
    11. Permata Untuk Sang Permaisuri - Abby Green
    12. Filosofi Teras - Henry Manampiring
    13. She's No Princess - Laura Lee Guhrke
    Tahun 2019, saya menargetkan akan membaca 100 buku untuk Goodreads Reading Challenge. Semoga bisa lebih dari itu. See you next year!

    #549 Pengantin Pesanan



    Sinta (Li Su Cin) atau biasa dipanggil A Cin sedang mempertimbangkan tawaran ibunya, Bong Pai Yin, yang memintanya untuk menikah kembali. Bagaimanapun juga keluarga mereka yang tidak kaya mengandalkan Sinta sebagai tulang punggung. Ditambah dengan Angelina, anaknya dari suami pertamanya, dan Aloy adiknya, kehidupan mereka sungguh pas-pasan. Sebenarnya Sinta masih menyimpan trauma karena perpisahan dengan suaminya akibat KDRT. Padahal dahulu mereka menikah karena saling cinta. Sayangnya, kelahiran Angelina mematikan api cinta suaminya. Memiliki anak perempuan bukanlah harapan suaminya.

    Meskipun tinggal di Jakarta, Sinta dan keluarganya berasal dari Singkawang. Ada semacam tradisi yag terjadi di Singkawang yaitu Pengantin Pesanan. Seorang calo atau agen akan mencari perempuan dari Singkawang untuk menjadi istri bagi pria dari Taiwan. Sebenarnya perempuan Indonesia bukan satu-satunya "incaran" pria Taiwan. Perempuan dari Vietnam atau Cina daratan juga sering menjadi target. Hanya saja keunggulan perempuan dari Singkawang adalah keuletan, rajin, dan tidak suka, sehingga amoy Singkawang lebih disukai. Keluarga perempuan akan menerima "uang susu" sebagai nilai tukar. Proses perkenalan sangat singkat, hanya hitungan hari atau minggu. Si perempuan akan mendapatkan foto pria Taiwan yang akan dinikahinya dari agen. Jika beruntung, pria itu akan datang ke Indonesia untuk menikah langsung. Jika tidak, menikahi selembar foto sudah cukup. 

    Bagi pria Taiwan, mencari calon istri dari luar negeri adalah hal yang lumrah. Hal ini terjadi
    karena persoalan demografis, dimana jumlah pria di atas usia 15 tahun jauh lebih banyak daripada jumlah perempuannya. Jika pria ini memiliki ekonomi mapan, tentunya tidak sulit mencari calon pengantin perempuan. Tapi bagi mereka yang hidupnya tergolong ekonomi menengah ke bawah akan kesulitan mendapatkan perempuan lokal. Karena itu mereka mencari perempuan di negara lain. Tentunya yang masih memiliki latar belakang budaya yang sama. Alasan ini juga yang mendorong Lu Kai Wei mencari calon istri seorang amoy  Singkawang. 

    Sinta setuju menikah dengan Lu Kai Wei, pria asal Taiwan. Setelah menikah, dia langsung ikut suaminya ke Taiwan. Angelina ditinggalkannya bersama ibunya. Meskipun sedih, Sinta tahu kelangsungan hidup keluarganya ada di tangannya. Tiga bulan pertama biasanya menjadi "masa percobaan" bagi pengantin pesanan. Semua penghasilan suami akan ditahan oleh ibu mertua. Paspor dan surat berharga ditahan untuk jaga-jaga agar menantu perempuan ini tidak melarikan diri. Hal ini semata-mata untuk melihat kesungguhan untuk menjadi istri. Sinta cukup beruntung Kai Wei sangat menghormatinya. Meski kaku, Kai Wei selalu memperlakukan Sinta dengan baik. Sinta diminta membantu Lao Ma (ibu mertuanya) untuk bekerja di warung ban tiao milik keluarga Lu. Tidak butuh waktu lama, Sinta dipercayakan untuk menjaga warung itu sendirian. 

    Di tangan Sinta warung ban tiao milik keluarga Lu cukup laris. Sinta bisa menyisihkan sedikit uang yang diberikan suaminya untuk dikirimkan kepada keluarganya. Namun kendala muncul ketika Sinta hamil. Tenaganya terkuras habis untuk menjaga warung, sementara di rumah sikap Lao Ma yang keras tidak memperbolehkannya untuk banyak beristirahat. Di sisi lain, Sinta merasa tertekan dengan harapan keluarga suaminya agar nantinya dia melahirkan anak laki-laki. Siapalah dirinya yang bisa menentukan jenis kelamin bayinya?

    Ada dua issue utama yang diangkat dalam novel ini. Yang pertama adalah tentang perdagangan perempuan di balik modus pengantin pesanan. Meski sekarang model pernikahan semacam ini sudah jauh berkurang, tapi masih ada saja yang melakukannya. Tidak semua perempuan seberuntung Sinta yang mendapatkan suami yang mau menghargainya. Beberapa perempuan harus pasrah menerima takdir keluarga baru yang belum dikenalnya sama sekali. Belum lagi gegar budaya yang tentu jelas berbeda. Menikah dengan pria asing tidak lantas mengubah status ekonomi, karena terkadang pria yang dinikahi juga bukan berasal dari keluarga kaya. 

    Issue kedua adalah kesetaraan gender. Bukan menjadi rahasia bahwa dalam budaya Tiongkok, keberadaan anak laki-laki jauh lebih bernilai daripada anak perempuan. Sinta mengalami hal itu. Sebagai anak perempuan dia selalu diminta bekerja keras, sementara adiknya Aloy sangat dimanja. Akibatnya Aloy tumbuh menjadi sosok pria yang kurang memiliki rasa tanggung jawab. Kebiasaannya berjudi membuat keuangan keluarga semakin sulit, dan Sinta yang harus berusaha mengatasinya. Bukan hanya itu, keluarganya sendiri berantakan karena dia melahirkan anak perempuan. Sekarang, keluarga barunya juga menuntut hal yang sama. Sinta seringkali berharap dia terlahir sebagai anak laki-laki.

    Kedua issue tersebut sering diangkat berulang sepanjang novel ini, yang (mungkin) menjadi kelemahan dalam novel ini. Bisa jadi penulis ingin menekankan dua poin penting dari hasil risetnya, tapi bagi saya perulangan itu sedikit mengganggu. Tapi saya menyukai cara penulis menyelesaikan konflik yang dialami Sinta. Cukup adil dan realistis.

    Saya sangat penasaran dengan tradisi Pengantin Pesanan ini, sehingga saya mencoba mencari literatur tentang itu. Ada beberapa berita dan jurnal ilmiah yang saya temukan,namun belum semuanya saya baca. Pengantin Pesanan rasanya seperti dua sisi mata uang. Ada untung dan ruginya. Yang pasti, novel ini menjadi sumber ilmu baru bagi saya.

    Pengantin Pesanan
    Mya Ye
    336 halaman
    Gramedia Pustaka Utama
    November 2018

    #548 [Blogtour & Giveaway] Tinderella


    Ho...ho...ho.... Christmas is coming! Memasuki bulan Desember, aura natal sudah mulai terasa ya, apalagi kalau ke pusat perbelanjaan. Ada begitu banyak persiapan yang dilakukan oleh orang-orang yang akan merayakan natal. Begitu juga dengan enam orang penulis ternama yang menuliskan kisah-kisah seputar persiapan natal dalam kumpulan cerpen yang diberi judul Tinderella.

    1. Tinderella by Stephanie Zen
    Rachel masih terpukul dengan berita jadian kedua sahabatnya, Ralph dan Hailey. Seandainya Rachel tidak memendam rasa pada Ralph, tentunya berita itu akan dengan senang hati diterimanya. Sekarang Hailey mengundangnya untuk datang di acara natal, dan Rachel tidak punya pendamping untuk ke sana. Ide gila melibatkan aplikasi Tinder disampaikan oleh sahabatnya, Renata. Rachel menolak mencari pasangan lewat Tinder. Lebih baik dia berpura-pura sakit saja supaya tidak datang ke acara itu. Sayangnya, Rachel benar-benar tertimpa masalah. Dia mengalami kecelakaan sehingga kakinya harus di-gips. Bagaimana kalau pria yang menabraknya menawarkan diri menemaninya ke pesta natal?

    2. Mireya - Dharmawati Chen
    Pohon natal itu belum juga berdiri. Biasanya Ariella akan memasang pohon natal bersama ibunya dan anaknya, Mireya. Tapi akhir-akhir ini Mire suka marah-marah dan membantah. Satu-satunya orang yang didengar oleh Mire, hanya neneknya. Ariella meminta kepada ibunya untuk berbicara pada Mire. Bagaimana Ariella bisa meninggalkan Mire jika anak itu masih marah padanya?

    3. Way Back Into You - Putu Felicia
    Semua laki-laki memang tidak setia. Termasuk papanya dan Chris. Itulah sebabnya Lia menolak ketika Chris datang menjemput Lia untuk pulang ke Indonesia dan merayakan natal bersama keluarga. Setelah sekian tahun hidup sendirian di Kyoto, Jepang, Lia sudah bisa menata kembali hidupnya. Hanya saja memaafkan papa dan Chris yang sudah mengkhianatinya bukan perkara gampang. Apalagi ketika Chris mengatakan mau melamarnya dan menikah dengannya. Butuh 999 mawar dan perjalanan ke luar negeri baru Lia mau mempertimbangkan tawaran itu. 

    4. Stella Maris - Donna Widjajanto
    Jonathan dan Maris telah lama menikah. Sebelum menikah, keduanya sepakat jika mempunyai anak, salah satu dari mereka harus berhenti dari pekerjaannya. Tapi saat ini  Jonathan dan Maris sedang berada di puncak karir, dan keinginan untuk memiliki anak tidak lagi ada dalam agenda mereka. Maris yang seorang dosen, sedang mempersiapkan diri untuk lanjut S3, sementara Jonathan akan mendapatkan promosi. Jika pilihan karir itu membuat keduanya terpisah, apakah Jonathan dan Maris masih mengingat alasan mereka untuk menikah dulu?

    5. Cicil Santa - Anjar Anastasia
    Tahun ini Cicil ingin meminta kado natal jalan-jalan ke Raja Ampat kepada Sinterklas. Sebenarnya Cicil juga tahu siapa yang menjadi Sinterklasnya. Namun, saat natal semakin dekat, Siwi, sahabatnya tertimpa masalah. Kakak Siwi kecelakaan, dan ayahnya dipecat dari pekerjaannya. Rencana Siwi study tour ke Jawa Timur bisa batal. Siapa yang bisa menjadi sinterklas untuk Siwi? 

    6. Notal - Theresia Ann
    Mbah Uti selalu saja menyebut kata natal menjadi notal. Ella dan keluarganya sudah maklum dengan kelakuan Mbah Uti yang nyentrik. Termasuk saat Mbah Uti memaksa Ella mengundang pacarnya, James, yang tinggal di luar negeri untuk datang saat Mbah Uti dibabtis natal nanti. Ela sedih, James belum siap untuk bertemu dengan keluarganya. Tapi bukan Mbah Uti kalau dia tidak punya jalan keluarnya. Ella hanya berharap tahun ini ada keajaiban notal.. eh.. natal untuknya. 

    ***
    Melihat sampulnya, sudah pasti bisa ditebak Kumpulan cerpen ini memang hadir untuk memeriahkan natal. Awalnya saya sempat berpikir kumpulan cerpen ini diperuntukkan untuk satu kalangan umur saja. Tapi ternyata isinya lints generasi. Dari anak-anak sampai kakek-nenek. Ide ceritanya juga bervariasi yang disajikan dengan gaya bererita masing-masing penulis. 

    Meskipun berlatar belakang natal, bagi yang tidak merayakan natal juga dapat mengambil pelajaran dan pesan moral dari keenam kisah ini. Karena kisah-kisah di dalamnya berisi tentang kerelaan hati, memaafkan, mengampuni, dan pengharapan.

    Tinderella
    Stephanie Zen dkk
    328 halaman


    Gramedia Pustaka Utama
    November 2018




    And now...giveaway time!

     Ada satu eksemplar kumpulan cerpen Tinderella gratis buatmu yang beruntung. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 4-7 Desember 2018. Cara mendapatkan bukunya mudah saja. Cukup jawab pertanyaan berikut ini di kolom komentar:

    Jika kamu merayakan natal, persiapan apa saja yang kamu lakukan menyambut natal? Jika tidak merayakan natal, apa persiapanmu menjelang akhir tahun?

    Sertakan juga nama, email dan akun media sosialmu (twitter/facebook/instagram). Silakan membagikan informasi tentang blogtour dan giveaway ini ya. Dan jangan lupa mengunjungi blog Toples Aksara  ya.

    Good luck!

    ***
    Hai semuanya!! Terima kasih sudah berpartisipasi dalam blogtour dan giveaway ini ya. Ada kabar baik buat kalian, karena saya akan memberikan 2 (dua) buah buku untuk yang beruntung. Dan mereka adalah....

    Valdo Gabriel Saragih
    Devi Juliyanti

    Selamat untuk kalian berdua. Saya akan menghubungi kalian untuk mendapatkan informasi alamat pengiriman. Dan buat yang lain....masih ada kesempatan mendapatkan novel ini di Toples Aksara ya...Go grab it fast!


    #547 Purple Prose


    "Karma itu seperti asap, Ya. Dia selalu ada di udara, walaupun tidak terlihat. Ketika waktunya tiba, dia akan datang untuk menagih pertanggungjawaban."

    Galih bimbang saat atasannya mengatakan bahwa dirinya akan dimutasi ke kantor di Bali. Tujuh tahun yang lalu, dia meninggalkan Bali setelah kematian sahabatnya, Reza. Tapi Galih juga merasa ada masa lalu yang harus diselesaikannya di Bali. Meskipun mamanya melarang, Galih akhirnya setuju bertugas di Bali. 

    Sebagai seorang supervisor, tentunya Galih akan memiliki banyak bawahan di kantornya. Salah satunya adalah Roya, seorang gadis pendiam yang sepertinya selalu menjadi sasaran kemarahan rekan-rekannya yang lain. Roya kadang terlihat kikuk, dan selalu meminta maaf. Satu lagi kebiasaan Roya yang dijumpai Galih, gadis itu suka membakar dupa. Roya memang tidak cantik, tapi dialah yang menarik perhatian Galih. Terutama ketika Roya dengan berani mau menolong Galih saat bertemu dengan orang-orang di masa lalunya.

    Baik Galih maupun Roya terjebak dalam kungkungan masa lalu. Galih dahulu pernah terjerumus dalam dunia narkoba bersama Reza dan Roy. Narkoba itu pula yang merenggut nyawa Reza, sementara Roy menghilang entah kemana. Sementara Roya tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Tujuh tahun yang lalu, Roya meminta adiknya Kanaya pergi membelikan es campur untuknya. Bukan es campur yang dibawa Kanaya, tetapi luka fisik dan batin akibat diculik dan diperkosa oleh orang yang tidak dikenalnya. 

    Saya tidak mempersiapkan diri saat membaca novel ini, tidak memasang ekspektasi apa-apa. Saya memilihnya sebagai bacaan menjelang tidur dari Gramedia Digital. Novel ini kemudian menahan saya dari kantuk, dan dibuat terpana hingga halaman terkahir. Bukan sebuah novel metropop biasa.

    Purple prose atau prosa ungu adalah kalimat berlebih yang sering muncul di sebuah buku atau novel. Kalimatnya boros kata, bertele-tele, seakan-akan menarik pehatian pembaca. Galih menggunakan analogi purple prose untuk menggambarkan kondisinya dan Roya yang terjbak dalam kesalahan di masa lalu. Berlembar-lembar kehidupan mereka terus dipenuhi kesalahan itu, membuat mereka tidak bisa memafkan diri sendiri. Perasaan senasib inilah yang membuat Roya akhirnya bisa membuka diri pada Galih. Tapi ketika keduanya mencoba membuka lembaran baru, karma dari masa lalu datang menuntut pertanggungjawaban.

    Latar belakang pulau Bali yang masih mempercayai mistis semakin mengentalkan kehadiran karma ini. Beberapa kali Galih merasakan ada kehadiran 'sosok' di sekitarnya. Cara Roya mengusir kegundahan hatinya dengan menyalakan dupa juga membuat suasana mistis semakin terbangun. 

    Saya bisa mengatakan novel ini ditulis dengan baik, tertata dalam tempo yang teratur. Satu per satu masa lalu yang mengungkung Galih dan Roya diurai dan diselesaikan. Sebuah plot twist (yang sebenarnya bisa saya tebak) dilemparkan di saat Galih dan Roya menyadari masa lalu mereka berhubungan. Dan kemudian penulis menyajikan penutup yang adil dan realistis. Saya sempat bertanya-tanya mengapa penulis seperti bermain aman tidak ingin melibatkan hukum dalam kasus Galih dan Roya. Tapi saya pun menyadari sebenarnya sanksi sosial sudah lebih dari cukup membuat kedua tokoh ini menderita. Saya percaya dengan karma. Dan novel ini menggambarkan karma itu dengan sangat baik. Ketika kamu bisa belajar dan menemukan nilai kehidupan dalam sebuah novel fiksi, percayalah novel itu layak mendapatkan bintang sempurna.

    Purple Prose
    Suarcani
    304 halaman
    Gramedia Pustaka Utama
    Oktober 2018





    #546 Kelly on the Move



    Sudah dua tahun sejak Kelly Nahm diputuskan sepihak oleh kekasihnya, Bobby. Selama dua tahun itu pula Kelly masih mengikuti gerak-gerik Bobby di media sosial. Kelly bahkan membuat akun palsu untuk itu. Ada perasaaan tidak rela dan ikhlas melihat Bobby yang kini sudah memiliki kekasih dan sedang mempersiapkan pernikahan. Sepuluh tahun Kelly mendampingi Bobby dalam masa sulitnya, sekarang setelah Bobby sukses dengan karirnya justru gadis lain yang dipilihnya? Apa kekurangan Kelly sampai Bobby tidak menjadikannya pendmaping hidup?

    Kelly pintar dan hidup mapan. Tidak sekaipun dia menyusahkan Bobby. Di usia 28 tahun, dia sudah menjadi dosen di sebuah universitas swasta. Pekerjaannya inilah yang membantu Kelly agar dunianya tidak berfokus hanya pada patah hatinya. Di kampus, dia memiliki track record  yang bagus. Tidak heran dalam pementasan teater musikal tahunan yang akan diselenggarakan oleh fakultasnya, Kelly ditunjuk sebagai ketua panitia.

    Kegiatan ini membawanya berkenalan dengan Assen Hristand. Seorang bintang film yang kini lebih menekuni dunia balik layar sebagai seorang sutradara. Assen diminta oleh Prof. Rengga untuk menggantikan dirinya mengawasi latihan teater. Sebagai ketua panitia, tentunya Kelly harus sering berhadapan dengan Assen. Awalnya Kelly tidak mengenali Assen sebagai seorang public figure. Wajar saja, tontonan Kelly lebih banyak sinema Korea dibandingkan sinema Indonesia. Sikap Kelly yang menganggap Assen bukan seorang yang penting menarik perhatian Assen. Dia bertekad untuk mendekati ibu dosen itu.

    Karakter Kelly ini menarik. Mandiri, sukses, dan tegas dalam dunia pekerjaan. Saya suka dengan cara Kelly berinteraksi dengan rekan kerja dan mahasiswanya.Tapi kalau urusan cinta, Kelly seperti pasir yang rapuh. Kelly sulit sekali untuk move on dari masa lalunya. Bahkan dia cenderung menyiksa diri dengan mengikuti semua perkembangan mantannya. Ketika Assen mencoba mendekatinya dengan terang-terangan Kelly menolak. Untungnya Assen tidak mudah menyerah. Kelly sempat membuat saya sebal dengan tingkahnya yang sulit move on, seakan masa depannya berakhir hanya karena putus dari pacarnya. Tapi memang kenyataannya karakter seperti ini bisa kita jumpai di dunia nyata. 

    Bagi beberapa orang patah hati tak sesederhana itu. (hlm 224)

    Persahabatan Kelly dengan Tere (teman sekamarnya), Cris (pacar Tere sekaligus rekan kerja), Inez (rekan seruangan di kampus) dan Erni (staf administrasi di kampus) menambah kemeriahan dalam novel ini. Banyak adegan lucu yang terjadi ketika mereka berkumpul. Meski begitu, mereka nggak hanya hadir dalam suka saja, saat Kelly terpuruk berkali-kali teman-temannya ini membangkitkan semangat Kelly. 

    Profesi Kelly yang seorang dosen mungkin membuat saya lebih merasa 'related' dengan novel ini. Bagaimana Kelly berusaha membangun karirnya meski passion awalnya tidak mengarah ke profesi tersebut. Hanya saja, ibu dosen ini mungkin terlalu ambisius dengan rencana S3-nya yang hanya dua tahun saja. Duh...bakal membuat iri para calon doktor di dunia nyata deh.

    Kelly on the Move adalah bacaan saya yang ke-150 di tahun ini, sekaligus merampungkan 2018 Goodreads Reading Challenge. Leganya bisa menyelasaikan tantangan ini.

    Kelly on the Move
    Seplia
    296 halaman
    Gramedia Pustaka Utama
    Oktober 2018




    #545 Too Cold To Handle


    Judul Buku : Too Cold To Handle
    Penulis : Sofi Meloni
    Halaman : 288
    Penerbit : Elex Media Komputindo


    Apa salahnya dengan mimpi menikah, menjadi istri, dan punya anak kembar? Nggak ada. Terdengar aneh memang di jaman milenial sekarang jika seorang perempuan muda dengan peluang berkarir punya mimpi seperti itu. Tapi bagi Cantika, mimpinya itu harus bisa terwujud bersama seseorang. Gunawan, cinta pertamanya yang akhirnya bisa ditemukannya kembali.

    Tika pun mendesak kedua orang tuanya dan ayahnya Gun agar diberi kesempatan berkenalan lebih dekat dengan Gun. Tika sampai bela-belain pindah ke apartemen di gedung yang sama dengan apartemen Gun. Tika meminta kunci apartemen Gun agar dia bisa sering datang mengunjungi Gun. Sayangnya, cinta ini sepertinya hanya sepihak saja. Gun yang dingin seolah-olah tidak memiliki perasaan apa-apa. Tika tidak putus asa, dia melakukan apa saja untuk empat bulan masa perkenalan sebelum perjodohan mereka ditentukan. Empat bulan untuk menaklukkan hati Gun.

    Novel ini judulnya Too Cold To Handle, tapi kenapa pas bacanya bikin hati jadi hangat ya?

    Perkembangan karakter Tika dalam novel ini digambarkan dengan jelas dan baik. Tika yang awalnya hanya berfokus pada diri dan keinginannya sendiri, mengabaikan pekerjaan yang didapatkannya dari koneksi ayahnya, akhirnya bisa menjadi sosok yang berubah. Membaca perjuangan Tika mengejar cintanya ini membuat hati menjadi hangat. Saya bisa ikut sedih dengan penolakan dan kekakuan Gun, meski kadang bergumam 'duh...Tika kok kamu nggak nyadar juga sih?'. Salut sama Tika yang memiliki cinta begitu besar untuk Gun. Keberadaan Sarah, sahabat Tika, dengan problemanya juga menambah bumbu kisah novel ini. Sedikit banyak kehadiran Sarah membuat perkembangan karakter Tika menjadi berarti. 

    Tapi cowok kayak Gun memang menggemaskan ya? Dengan hanya menggunakan POV orang pertama (Tika), misteriusnya Gun makin terasa. Penulisnya ini memang kayaknya sengaja bikin pembaca makin gregetan sama Gun. Dengan segala perhatian yang diberikan oleh Tika, hati Gun yang terbuat oleh es rasanya tak tersentuh.

    Tentu saja ada klimaksnya dan membuat akhirnya Tika menyadari kekeliruannya menyandera Gun dalam segala perhatiannya. Dan saat Tika mulai melepaskan Gun, mengapa justru dia semakin sulit move on karena perlakuan Gun pada dirinya? Hehe....penasaran kan? Baca novel ini segara dan biarkan hatimu menghangat.

    Ditunggu karya berikutnya ya, mbak Sofi.... :)


    #544 The Kiss Quotient



    Judul Buku : The Kiss Quotient
    Penulis : Helen Hoang
    Penerbit : Corvus (Kindle Edition)
    Halaman : 336

    Saya sedang kehilangan hasrat membaca setelah melewati rangkaian kegiatan di kampus yang menguras fisik dan waktu. Saat saya menuliskan kondisi ini di twitter, seorang teman merekomendasikan buku ini. Katanya ini buku kipas tapi romance-nya bagus. Kebetulan nemu ebooknya di Google Play hanya 30rb-an saja, saya langsung beli dan baca.

    Stella seorang ahli ekonomi yang sangat ahli dalam algoritma, namun "parah" dalam bercinta. Ibunya sudah mendesaknya untuk segera berkeluarga dan memiliki anak. Masalahnya sebagai seorang yang memiliki sindrom Asperger, Stella sulit untuk bersosialisasi. Dia pernah punya kekasih, namun begitu sampai di urusan "kamar tidur", Stella menjadi sosok yang kaku. Untuk itu, dia menyewa seorang escort untuk melatihnya dalam urusan romansa.

    Michael menerima pekerjaan sebagai escort untuk membantunya melunasi biaya pengobatan ibunya yang terkena kanker. Sejak ditinggalkan oleh ayahnya, Michael mengambil alih menjadi tulang punggung keluarga. Dikaruniai tubuh dan wajah yang memikat, membuat Michael mudah untuk disukai. Michael sendiri selalu memasang batas untuk kliennya agar tidak terlibat lebih jauh. Tetapi dengan Stella semua aturan terpaksa dilanggar.

    Sebuah media menyebutkan novel ini adalah kombinasi dari 50 Shades of Grey, Pretty Woman dan Crazy Rich Asians. Michael memang memiliki darah Vietnam, dan budaya Vietnam juga masih kental di dalam lingkungan keluarganya. Sementara itu, romantika antara Stella dan Michael ini memang "hot". Beberapa adegan versi kipas dituliskan secara eksplisit. Terutama karena Stella sebagai "pemula dalam urusan bercinta" mendapatkan banyak pelajaran dari Michael.  Di sisi lain, Michael yang kaya pengalaman ternyata menemukan dirinya tidak bisa melepaskan Stella. 

    Helen Hoang, penulisnya juga didiagnosa mengalami Autism Spectrum Disorder. Hal ini pula yang menginspirasinya dalam menulis novel The Kiss Quotient. Melalui novel ini, kita bisa melihat bagaimana Stella berusaha menemukan zona nyaman dalam berhubungan dengan orang asing diantara ketidaknyamanan yang dirasakannya sebagai seorang Asperger. Itu menjadi poin plus dalam novel ini. 

    The Kiss Quotient masuk dalam nominasi awal Goodreads Choice Award 2018 untuk kategori Romance dan Debut Author. Tentu saja saya memilih buku ini untuk GCA 2018. The Kiss Quotient ini juga rencananya akan diadaptasi menjadi film. Mungkin ingin mengikuti jejak sukses To All The Boys I've Loved Before dan Crazy Rich Asians.


    #543 Tiba Sebelum Berangkat


    Judul Buku : Tiba Sebelum Berangkat
    Penulis : Faisal Oddang
    Halaman : 212
    Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia


    Kata "bissu" pada sinopsis novel ini membuat saya tergerak untuk segera memiliki karya Faisal Oddang. Sempat tersimpan cukup lama, karena saya mencari waktu yang tepat untuk membacanya. Saya pernah membaca sebuah review tentang buku ini yang mengatakan bahwa sekali membaca halaman pertama, tidak bisa melepaskan novel ini sampai halaman terakhir. Dan memang itu yang terjadi.

    Novel ini berkisah tentang Mapata dan perjalanannya menjadi bissu. Bissu merupakan gender kelima yang ada dalam kepercayaan Bugis. Bissu bukan laki-laki atau perempuan. Bissu dihadirkan sebagai penengah, pengisi kekosongan, dan penyambung lidah antara manusia dan Dewata. Mapata menjadi bissu setelah tinggal beberapa waktu menjadi toboto di arajeng (rumah) Puang Matua Rusmi, seorang pemimpin bissu  di kampungnya di Wajo. Selama tinggal bersama Puang Matua Rusmi, Mapata belajar banyak hal. Meski ada kabar miring yang beredar bahwa menjadi toboto berarti melayani semua kebutuhan, bahkan bisa "dipakai" oleh Puang Matua Rusmi, Mapata tidak gentar. Dia tetap setia melayani Puang Matua Rusmi. Entah bagaimana, Mapata meyakini bahwa dirinya nanti akan menjadi bissu juga. Mungkin inilah alasan mengapa judul novel ini Tiba Sebelum Berangkat. Frase ini merupakan pepatah dalam bahasa Bugis yang artinya kurang lebih mengetahui tujuan akhir sebelum memulai sesuatu. 

    Yang menarik adalah karena Mapata menceritakan kembali tentang dirinya itu dalam keadaan habis disiksa. Lidahnya terpotong, luka-luka di sekujur tubuhnya. Bagi Mapata yang terpenting adalah akal dan ingatannya. Karena tak seorang pun bisa mencuri ingatan.  Mapata menuliskan kisahnya itupun atas paksaan Ali Baba, seorang dari kumpulan pembela agama yang diakui Indonesia. Mereka bertugas merazia para penganut kepercayaan yang tidak mau mengkuti agama resmi negara. Dalam kisahnya, Mapata menuturkan tentang kondisi politik yang terjadi di Sulawesi Selatan pasca Indonesia merdeka. Waktu itu bissu dipaksa untuk bertobat, dan mengucapkan kalimat syahadat. Perang antara kelompok gurilla, TII, KNIL dan sekutu lainnya berkecamuk membuat kumpulan bissu terpecah.

    Suatu naskah fiksi yang berlatar historikal yang membuat pembaca bertanya-tanya benarkah ini yang sesungguhnya terjadi adalah naskah yang bagus. Meski penulis mengeaskan bahwa novel ini murni fiksi, saya yakin riset yang mendalam dilakukan oleh beliau dalam merangkai peristiwa demi peristiwa. Tidak heran jika novel ini masuk dalam 10 besar Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2018 bersanding dengan sejumlah karya sastra lainnya. Namun mungkin saya perlu memberikan peringatan sebelum membaca novel ini, lapangkan pikiran, buka hati. Isi novel yang vulgar dan brutal mungkin tidak cocok dibaca sambil memakan sesuatu. Percayalah.

    Ohya, saya sempat bertanya-tanya mengapa pada gambar sampulnya ada gambar kucing? Ternyata dalam novel ini dijelaskan kalau kucing dianggap hewan yang mulia di suku Bugis. Satu kekaguman saya pada penulis adalah konsistensinya mengangkat budaya Sulawesi Selatan dalam bentuk fiksi. Cara yang mudah menjangkau anak muda agar tidak melupakan sejarahnya, khususnya anak muda di Sulawesi Selatan. 


    #542 Little Fires Everywhere


    Judul Buku : Little Fires Everywhere
    Penulis : Celeste Ng
    Halaman : 368
    Penerbit : Spring

    “Apa yang menjadikan seseorang seorang ibu? Apa itu berdasarkan biologi, ataukah kasih sayang?” (Hal 282)

    Elena Richardson tumbuh dan besar dalam keteraturan Shaker Heights. Hidupnya terencana dan teratur. Lulus kuliah, menikah, dan berkarir sebagai seorang jurnalis. Dia melahirkan empat orang anak (Lexie, Trip, Moody dan Izzy). Namun hidup sempurna Elena mulai berubah ketika Mia Warren dan Pearl, anaknya datang ke Shaker Heights.

    Mia Warren, sorang seniman fotografi. Bersama putrinya, dia hidup berpindah dari satu kota ke kota lain untuk menemukan inspirasi baru. Tidak ada waktu yang membatasi. Kapanpun Mia dan Pearl ingin pindah, mereka mengepak barang-barang mereka ke atas mobil dan menemukan kota yang lain. Ketika tiba di Shaker Heights, mereka menempati apartemen milik keluarga Richardson. Moody Richardson yang pertama berkenalan dengan Pearl, mengajak Pearl ke rumahnya, hingga akhirnya Pearl akrab dengan saudara-saudara Moody lainnya. Mrs. Richardson kemudian menawarkan Mia untuk bekerja di rumahnya, melakukan kegiatan bersih-bersih dan memasak makan malam. Bagi Mia, ini solusi praktis selain menerima uang untuk mebayar sewa rumah, dia juga bisa mengawasi putrinya.

    Suatu waktu keluarga Richardson mengunjungi teman mereka, keluarga McCullough, yang merayakan ulang tahun anak angkatnya, Mirabelle. Mirabelle atau May Ling diadopsi oleh keluarga McCullough saat anak itu ditinggalkan di depan gedung pemadam kebakaran. Ketika Mia mendengar tentang bayi China-Amerika ini, dia teringat dengan temannya Bebe Chow yang mencari-cari bayi yang dulu ditinggalkannya di sebuah gedung. Bebe Chow kemudian mengajukan gugatan untuk meminta kembali hak asuh atas anak kandungnya.

    Little Fires Everywhere mengangkat tema motherhood sebagai benang merah utama. Bagaimana menjadi ibu yang sempurna, bagaimana berjuang mempertahankan status keibuan, bahkan ketika seseorang memutuskan untuk tidak menjadi ibu. Api-api kecil yang ada di mana-mana sesungguhnya adalah masalah-masalah yang bisa timbul ketika seseorang menjadi ibu. Elena dengan kesempurnaannya, Mia dengan kebebasannya, Bebe dengan status ibu kandung dan Linda McCullough dengan cintanya yang begitu besar. 

    Api-api kecil ini juga merujuk pada dampak yang ditimbulkan oleh keempat ibu-ibu tadi. Elena yang hidupnya sangat teratur tidak menyadari bahwa Lexie, putrinya mengalami masalah besar yang merupakan pelanggaran terhadap kesempurnaan mematuhi aturan. Sayangnya Lexie memilih menyelesaikan masalah dengan melemparkan tanggung jawab kepada Pearl, yang berbuntut sakit hati Moody dan kekecewaan Trip. Izzy, si pembuat masalah dalam keluarga Richardson, dipicu oleh ucapan Mia tentang "membakar habis dan mengulangi dari awal" akhirnya membuat api-api kecil yang akhirnya membakar habis rumah Richardson.

    Selain motherhood, Celeste juga mengangkat masalah rasisme lewat kasus perebutan anak, meskipun bukan sebagai kasus utama. Celeste menggunakan personanya sebagai seorang berketurunan China-Amerika dalam novel ini lewat kehadiran Bebe Chow dan May Ling. Ada konsistensi Celeste sebagai seorang penulis China-Amerika menampilkan isu rasisme dalam setiap karyanya. Debutnya, Everything I Never Told You juga mengangkat tentang rasisme dengan tokoh seorang China-Amerika.

    Sangat wajar jika novel ini kemudian menjadi Goodreads Choice Winner untuk kategori Fiksi di tahun 2017. Apalagi di tengah hangatnya politik pemerintahan Donal Trump yang menyangkut banya kebijakan untuk kulit berwarna di Amerika. Celeste Ng menjadi penulis wanita yang karyanya patut diperhitungkan.


    #541 Savanna & Samudra


    Judul Buku : Savanna & Samudra
    Penulis : Ken Terate
    Halaman : 352
    Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

    Setelah papanya meninggal, Savanna baru merasakan kerasnya kehidupan. Terutama ketika dia harus dengan terpaksa mengambil alih peran papanya untuk mengurus segala sesuatunya di rumah mereka. Tidak usah mengharapkan mamanya yang setiap hari entah pergi kemana dengan gaya mewah. Padahal keuangan mereka sangat terbatas. Tyo, adik satu-satunya, bahkan kini malas ke sekolah. SPP-nya menunggak tiga bulan. Debt collector sudah beberapa kali menyambangi rumah mereka. Savanna harus meninggalkan bangku kuliah agar bisa bekerja mendapatkan uang. Dan satu-satunya tempat yang menerima lulusan SMA sepertinya hanyalah kedai susu Inisusu.

    Di kedai itu, dia bertemu dengan Alun. Cowok lulusan SMK yang juga bekerja sebagai pelayan, sama dengan Savanna. Bedanya Alun sepertinya menikmati pekerjaannya. Dan dia juga rupanya kesayangan Miss Lani, pemilik kedai yang pelit itu. Alun seringkali melontarkan guyonan-guyonan konyol. Dan Koh Abeng, chef di kedai itu bisa menimpali candaan tak bermutu Alun. 

    Kehidupan baru yang dijalani Savanna terasa menurunkan derajat sosialnya beberapa tingkat di bawah sebelumnya. Savanna yang terbiasa hidup mewah kini harus kerja demi upah yang tidak seberapa. Mimpinya menjadi sarjana harus dikubur, meski diam-diam Savanna berharap dia akan bisa mengejarnya kembali. Bukan hanya itu saja, sosok Papanya yang sempurna di mata Savanna ternyata menyimpan masa lalu yang kelam. 

    Ada banyak issue yang diangkat dalam novel ini. Pentingnya pendidikan, pernikahan dini, KDRT, kedewasaan sebelum waktunya, derajat sosial, dan masih banyak lagi. Semuanya diramu dengan pas pada novel yang mengambil latar belakang kota Jogja ini. Saya menyukai bagaimana penulis menggiring pembaca untuk melihat Atika, mamanya Savanna, sebagai sosok antagonis yang kemudian mengungkap alasan mengapa Atika berbuat seperti itu. Alasan yang sesungguhnya itulah yang banyak terjadi dalam realitas sosial di masyarakat. Saya juga menyukai perubahan cara pandang Savanna. Selama ini, cara pandang Savanna terhadap pendidikan terbentuk dari pola pandang papanya. Sebagai contoh, Bimo, papanya Savanna melarang Tyo masuk ke SMK karena menganggap SMK itu derajatnya lebih rendah daripada SMA. Ketika Savanna bertemu dengan Alun yang hanya lulusan SMK, Savanna juga memandang rendah Alun. Tetapi ketika satu per satu keterampilan Alun membantu Savanna menyelesaikan masalahnya, ada perubahan yang terjadi pada Savanna dalam menyikapi hidup.

    Seorang teman mengatakan membaca novel ini rasanya lebih "merakyat". Dan saya setuju dengan itu. Novel ini menunjukkan bahwa kedewasaan itu tidak selamanya soal umur. Bahwa terkadang kita harus menjadi dewasa sebelum waktunya, dengan melompat dari satu masalah ke masalah lainnya.


    #540 Dark Love


    Judul Buku : Dark Love
    Penulis : Ken Terate
    Halaman : 248
    Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

    Kirana, 17 tahun, hampir lulus SMA. Jika siswa lain hanya memikirkan permasalahan ujian akhir dan persiapan masuk ke perguruan tinggi, Kirana harus menghadapi masalah lain yang lebih besar. Dia hamil. Pacarnya, yang dipanggilnya "My Prince", bukannya tidak mau bertanggung jawab. Tapi Kirana tidak bisa menghadapi konsekuensinya. Dia tidak mungkin mampu menikah, apalagi melahirkan. Dia tidak ingin orang tua, guru dan teman-temannya tahu, Kirana sang juara kelas ternyata berbuat sesuatu yang memalukan. 

    Kirana memiliki teman-teman dekat, Maria, Chacha, Alvin, Andra dan Banyu. Selain dirinya dan Chacha, empat orang lainnya merupakan anggota band Hi 4. Karena sering bersama mereka, Kirana otomatis diangkat sebagai manajer. Kalau Chacha, karena dia sepupu Alvin makanya mereka sering bersama-sama. Ada peraturan dalam kelompok mereka untuk tidak berpacaran, apalagi dengan sesama anggota band. Padahal Alvin sepertinya menyukai Kirana. Sementara Chacha mulai dekat dengan Banyu. Dan tentunya Kirana harus berusaha menyembunyikan kehamilannya dari sahabat-sahabatnya.

    My Prince mengusulkan untuk melakukan aborsi sebelum kehamilan Kirana menjadi lebih besar. Berdua mereka pergi ke sebuah praktek dokter. Namun Kirana keburu takut, dan lari. Pacarnya bingung harus berbuat apa. Kirana tentunya lebih bingung lagi. 

    Sebagai novel teenlit, nilai edukasi untuk remaja disajikan dalam proporsi yang pas. Nggak berlebihan dan juga nggak kurang. Misteriusnya "My Prince" juga berusaha dijaga sesuai dengan plot cerita. Meski terasa sekali penulis mencoba menggiring pembaca untuk tidak bisa menebak siapa My Prince itu, saya justru sudah menduga dari awal yang mana orangnya. Mungkin ini ditujukan untuk plot twist, tapi kalau terbiasa baca buku misteri yakin deh ga sesulit itu menemukannya.

    Remaja yang hamil akibat seks kebablasan, bukan topik baru. Namun saya suka dengan eksekusinya. Kirana yang juara kelas, anak baik-baik dalam keluarga baik-baik bisa jatuh cinta dan jatuh betulan. Kirana mencoba menerima keadaannya meski bingung tanpa pengalaman dan tempat bertanya. Penyelesaian konfliknya juga menurut saya bagus. Ada konsekuensi dan resiko di balik semua keputusan. Saya sempat bertanya-tanya, gadis pintar kok ga belajar soal seks yang (relatif) aman ya? Ternyata mereka yang sudah malu atas apa yang mereka lakukan, lebih malu lagi untuk membeli alat kontrasepsi saat melakukan hubungan itu beberapa kali lagi. Terkadang orang memilih mengabaikan resiko daripada malu atas pilihannya.

    Novel ini merupakan novel Ken Terate pertama yang saya baca. Dan kali ini dicetak ulang oleh GPU. Satu lagi novel teenlit yang saya rekomendasikan untuk dibaca oleh remaja Indonesia. 


    #539 Saving Francesca


    Judul Buku : Saving Francesca (Tolong Aku Dong!)
    Penulis : Melina Marchetta
    Halaman : 296
    Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


    Francesca Spinelli, 16 tahun, terpaksa harus bersekolah di St. Sebastian's, sekolah yang didominasi oleh siswa cowok. Tadinya sekolah itu memang sekolah khusus cowok, yang kemudian menerima siswa cewek kelas 11 untuk pertama kalinya. Francesca adalah salah satu dari tiga puluh cewek yang diterima disekolah itu. Sebenarnya Francesca ingin bersekolah di tempat lain, tetapi Mia, ibunya, menghendaki Francesca untuk berada di sekolah campuran. Dia nyaris tidak punya teman. Hanya ada 3 orang yang berasal dari St. Stella's yang juga bersekolah di St. Sebastian's. Mereka adalah Justine Kalinsky, cewek pemalu; Siobhan Sullivan, gadis liar; dan Tara Finke, sang feminis. Mungkin Francesca terpaksa bergaul dengan ketiganya.

    Masalah Francesca bukan hanya itu saja. Suatu hari, ibunya tidak bangun dari tempat tidur seperti biasanya. Tidak seruan penyemangat. Tidak ada musik kesenangan ibunya. Menurut ayahnya, ibunya tidak sakit, dia hanya ingin beristirahat. Namun hal ini berlangsung berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan. Francesca tidak tahu apa yang terjadi pada ibunya. Luca, adiknya mengatakan ibunya menderita nervous breakdown. Kondisi rumah yang semakin kacau membuat Francesca merasa kehilangan arah. Apalagi ketika Nonna mulai mengambil alih. Luca harus tinggal dengan bibinya, sementara Francesca tinggal dengan nenek dari ayahnya. Kali ini bukan hanya ibunya yang membutuhkan pertolongan, tetapi Francesca juga.

    Kasus-kasus depresi akhir-akhir ini sering muncul di media sosial. Belum banyak orang yang aware tentang hal ini. Kasus yang dialami oleh Mia Spinelli, misalnya. Dia tidak ingin bangun dari tempat tidurnya, tidak ingin makan, hanya berdiam diri dengan tatapan yang seringkali kosong. Mia bukan lagi sosok yang dikenal oleh anak-anaknya. Seringkali penderita depresi dianggap hanya bermalas-malasan, bahwa depresi ini hanyalah semacam periode yang nantinya akan berlalu dengan sendirinya. Padahal sebenarnya bukan hanya orang yang mengalami depresi saja yang menderita, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Inilah yang dialami Francesca, remaja yang sebenarnya masih berada dalam proses pencarian jati diri. Yang membutuhkan semangat, arahan, dan dorongan dari orang tuanya. Kondisi ini membuat Francesca berpikir dia harus melakukan sesuatu.

    Ketika saya melakukan riset untuk mengulas novel Looking For Alibrandi, saya menemukan sebuah situs yang memuat wawancara dengan Melina Marchetta, penulis kedua novel best seller ini. Saving Francesca terbit kurang lebih 10 tahun setelah Looking For Alibrandi. Meskipun Marchetta menegaskan bahwa tidak akan ada sekuel untul LFA, dia mengakui menggunakan karakter Josephine Alibrandi untuk Mia Francesca. Baik Mia maupun Josie adalah sosok yang memiliki gambaran jelas tentang masa depannya, terarah, dan teratur. Dan yang saya dapatkan adalah bahkan seseorang dengan karakter kuat seperti Mia bisa jatuh terpuruk dalam rasa kegagalan. Saya menaruh simpati lebih pada karakter Mia, saya pribadi merasa terhubung dengannya. Terutama ketika dia akhirnya mengungkapkan apa yang dirasakannya pada Francesca, saya sampai menangis berurai air mata. 

    Saving Francesca bukan hanya sebuah kisah suram tentang depresi semata. Ada persahabatan dan juga romansa. Francesca jatuh cinta pada seniornya, Will Trombal. Tapi Will punya pacar. Tapi Will mencium Francesca dua kali. Sebutan apa yang pantas diberikan pada cowok yang mencium cewek lain sementara dia punya pacar? Kemudian ada Thomas Mackee dan Jimmy Hailer yang kelihatannya hanya ingin mengganggu Francesca dan para gadis lainnya, namun kemudian mereka juga berperan penting dalam menyelesaikan masalah Francesca. Adegan favorit saya adalah saat Francesca mengusir hantu di lokasi retreat.

    Seperti LFA, novel ini juga sudah pernah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2006. Novel ini juga memenangkan banyak penghargaan literasi dan diadaptasi menjadi film. Dan sekarang diterbitkan ulang oleh GPU, dengan cover yang lebih eye catching dan minim typo. Pada akhirnya saya ingin berterima kasih pada Melina Marchetta karena telah menulis novel ini. Saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca, dikoleksi dan kemudian diwariskan pada anak-anakmu.



    #538 Follow Me Back


    Judul Buku : Follow Me Back
    Penulis : A.V. Geiger
    Halaman : 340
    Penerbit : Spring 


    Eric Thorn, penyanyi pop yang sedang naik daun, merasa ketakutan dengan penggemarnya yang obsesif. Hal ini mulai dirasakannya sejak berita tentang Dorian Cromwell, yang juga seorang penyanyi ditemukan tewas dibunuh oleh penggemarnya sendiri. Sementara dengan popularitas Eric yang sedang melejit, tim publisis dan manajernya menginginkan dia untuk lebih sering menyapa penggemarnya lewat akun twitter miliknya. Belum lagi dia dilanda kejenuhan akibat jadwal tour dan syuting yang sangat menguras tenaga.

    Tessa Hart, gadis biasa yang selalu mengurung diri di dalam kamar akibat trauma masa lalu yang dialaminya. Sejak menjadi agorafobhia, dia tidak pernah meninggalkan kamarnya. Satu-satunya pelariannya adalah terjun ke dunia fandom seorang penyanyi bernama Eric Thorn. Dia bahkan membuat cerita tentang Eric dengan judul Terobsesi, dan memulai tagar #TerobsesiEricThorn di twitter. Siapa sangka cuitannya itu membuatnya menuai ribuan follower dan tagar yang dibuatnya menjadi trending topic

    Eric tentu saja tidak suka dengan tagar #TerobsesiEricThorn yang semakin melejitkan namanya,. Dia harus menghentikannya. Dia mulai membuat akun baru di twitter untuk menyerang Tessa. Namun yang terjadi kemudian keduanya menjadi akrab. Tessa mungkin satu-satunya orang yang memahami perasaan ketakutannya, sementara Eric a.k.a Taylor menjadi teman curhat Tessa. Hanya saja Eric tidak mungkin harus berbohong selamanya jika dia mulai menaruh rasa pada sosok di balik akun @TessaHeartsEric.

    Pertama-tama, saya mau memberikan bintang pada cover bukunya. Cakep maksimal deh. Salah satu alasan mengapa saya ingin membaca buku ini. Gambaran kesepian dan kesendirian Tessa terlihat jelas pada gambar sampul. Namun saat saya mulai membaca isi bukunya, saya beberapa kali berhenti dan "selingkuh" dengan buku-buku lain. Alurnya yang relatif lambat, kemajuan terapi Tessa yang lambat (yang lebih karena Tessa kurang berusaha), dan ketakutan Eric pada penggemarnya membuat saya tersendat-sendat membacanya. Tetapi semakin ke belakang, ketika muncul konflik selain hubungan Eric-Tessa, saya tidak bisa melepas buku ini sampai selesai.

    Di sela-sela kisah Eric dan Tessa, ada semacam transkrip interogasi Kepolisian untuk Tessa dan Eric yang meyakinkan saya bahwa ada sesuatu yang besar menanti di bagian akhir cerita. Sesuatu yang membuat keduanya harus berurusan dengan polisi penyidik. Tapi kemudian transkrip ini pula yang membuat pembaca "digantung" karena kisah Eric dan Tessa akan berlanjut di buku kedua. Well...saya berharap Penerbit Spring akan segera menerjemahkan Tell Me No Lies, buku kedua dari duologi Follow Me Back. 


    #537 Looking For Alibrandi


    Judul Buku : Looking For Alibrandi (Mencari Jati Diri)
    Penulis : Melina Marchetta
    Halaman : 360
    Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

    Josephine Alibrandi, remaja berumur 17 tahun, warga negara Australia keturunan Italia. Dia bersekolah di sebuah sekolah katolik dengan bantuan beasiswa. Dia tinggal bersama ibunya, Christina Alibrandi, dan terkadang harus mengunjungi Nonna-nya (nenek) yang berpikiran kolot, bernama Katia Alibrandi. Josie tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Yang dia tahu, ayahnya meninggalkan ibunya saat hamil yang kala itu masih berumur 17 tahun. Mereka tidak pernah menikah. Karenanya ibunya selalu mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari Nonno (kakeknya). Ibunya diusir dari rumah, dan baru "diterima" kembali setelah Nonno meninggal dunia.

    Karena lahir tanpa ayah itulah Josie sering menerima ejekan sebagai anak haram. Bahkan di sekolah sekarang juga seperti itu. Menjadi wog (sebutan untuk warga keturunan Italia) dan anak haram cukup membuat Josie merasa tidak sederajat dengan teman-temannya. Tapi sebenarnya Josie cukup berprestasi. Dia ditunjuk sebagai wakil kapten sekolah. Satu-satunya saingan terberatnya adalah sang kapten, Ivy, yang selalu berusaha tampil sempurna. Ivy juga berteman akrab dengan John Barton, cowok yang disukai Josie.

    Masalah lain muncul ketika dia bertemu dengan ayahnya untuk pertama kali. Michael Andretti muncul di depan pintu rumah Nonna, dan berikutnya akan tinggal di Sidney selama beberapa waktu. Mulanya Josie ingin bersikap tidak peduli pada lelaki itu. Namun saat Josie terlibat maslaah di sekolah, dia teringat akan ayahnya yang seorang pengacara. Sejak itu Michael selalu hadir dalam hidup Josie. Ketika Josie mulai berpacaran dengan seorang pemuda Australia bernama Jacob Coote, lagi-lagi dia merasa hidupnya hanya berisi masalah. Misalnya ketika Jacob meminta Josie untuk tidur dengannya, Josie menolak karena baginya itu perbuatan yang salah.

    "Selamat datang di era semmbilan puluhan, Josephine. Sekarang kaum wanita tidak perlu harus perawan lagi."
    "Bukan, justru aku yang perlu memberimu ucapan selamat datang di era sembilan puluhan! Kaum wanita di zaman ini tidak bisa dipaksa-paksa melakukan hal yang tidak mereka inginkan."


    Seperti judulnya, benang merah dari novel ini memang merupakan perjalanan Josie dalam mencari jati dirinya. Hidup dalam keluarga Italia yang mengutamakan keutuhan sebuah rumah tangga dan harus bersinggungan dengan masalah rasial tidak pernah mudah untuk seorang remaja seperti Josie. Satu karakter Josie yang saya kagumi adalah keteguhannya dalam memegang prinsip apa yang diyakininya benar. Beruntung Josie punya sahabat-sahabat yang menyenangkan seperti Sera, Lee dan Anna. Dan juga John Barton, yang berasal dari keluarga Australia kaya, namun mau mendengarkan keluh kesahnya.

    Selain kehidupan Josie, kita diajak juga melihat satu sisi kehidupan remaja melalui John Barton. Pemuda cerdas, pandai, dan tumpuan harapan orang tuanya ini ternyata menyimpan depresi mendalam karena harus berusaha tampil selalu sempurna sesuai keinginan ayahnya. Baik Josie maupun John sama-sama menginginkan kebebasan. Itulah salah satu faktor yang bisa mendekatkan mereka.

    Looking For Alibrandi pernah diterbitkan oleh GPU pada tahun 2004 dengan judul yang sama di bawah lini teenlit. Dan kali diterbitkan kembali sebagai novel remaja tanpa logo teenlit-nya. Saya suka sekali dengan sampulnya yang berwarna biru putih. Jauh lebih kece dibandingkan terbitan sebelumnya. Meski berlatar tahun 90-an, novel ini layak dibaca oleh remaja masa kini. Ada banyak pelajaran tentang keluarga, persahabatan, percintaan bahkan mengatasi tekanan hidup di dalamnya. Recommended!





    #536 Long Way Down


    Judul Buku : Long Way Down (Jalan Masih Panjang)
    Penulis : Jason Reynolds
    Halaman : 320
    Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


    Jangan menangis. Jangan mengadu. Balas dendam.

    Itulah siklus yang dipahami dan ditanamkan dalam benak setiap pemuda dalam lingkungan tempat tinggal Will. Bukan hanya sekadar pemahaman, tapi Will menyaksikan hal itu yang dilakukan secara turun temurun. Ketika Shawn, kakaknya, tewas tertembak, maka Will yang baru berumur 15 tahun itu merasa harus menjalani siklus yang sama. Dia tidak menangis. Dia tidak mengadu saat diinterogasi polisi. Dan yang pasti dia harus membalas dendam atas kematian kakaknya.

    Will tahu kakaknya menyimpan sebuah pistol dalam lacinya. Ketika Will sudah bertekad penuh ingin membalas dendam dengan membawa pistol milik kakaknya, dia turun dari rumahnya menggunakan lift. Dalam kotak tertutup itu satu persatu orang dari masa lalunya hadir dalam wujud arwah. Mereka masing-masing bercerita penembakan yang mereka alami. Cerita-cerita inilah yang memberikan gambaran bagi pembaca tentang kondisi lingkungan tempat tinggal Will. Dibutuhkan waktu 60 detik yang panjang bagi Will untuk membuatnya bertanya-tanya apakah jalan yang dipillihnya sudah tepat.

    Unik. Satu kata untuk penyajian novelnya. Alih-alih novel dengan narasi dan percakapan seperti biasa, novel ini tersaji dalam bentuk puisi. Di tengah maraknya buku-buku puisi, novel dalam wujud puisi ini mengambil panggungnya sendiri. Puisi dengan kata-kata berima, lebih pendek, dan dapat "dilahap" dalam waktu singkat memang cocok bagi kaum milenial sekarang yang umumnya tidak ingin menghabiskan waktu lebih banyak untuk membaca. 

    Maraknya kasus penembakan yang dialami pemuda Afrika-Amerika di luar sana mendorong penulis membuat kisah ini. Konflik dalam komunitas Afrika-Amerika mungkin tidak banyak disajikan dalam bentuk prosa. Karya ini mencoba menggambarkan bagaimana seorang pemuda usia belasan tahun menghadapi kematian akibat penembakan. 

    Terjemahan apik. Tata letak mengesankan. Tidak heran jika novel ini masuk dalam berbagai nominasi penghargaan literatur. Salah satunya sebagai nominasi Newberry Medal tahun 2018. Meski tidak menjadi juara, saya yakin novel ini tidak akan mudah dilupakan.