California Selatan mengalami kekeringan. Pemerintah setempat mengumumkan status Keran-Mati (Tap-Out)karena kemarau yang sudah berlangsung lama. Krisis air mulai terjadi, dimana air untuk diminum menjadi langka. Alyssa Morrow dan adiknya Garret bahkan hanya kebagian es batu di pusat perbelanjaan. Mereka membawa pulang berkantung-kantung es batu untuk dijadikan air minum. Saat cadangan air mereka mulai menipis, kedua orang tua mereka berinisiatif pergi ke pantai, karena mereka mendengar ada tanki yang dapat memproses air laut untuk menjadi air yang dapat diminum.
Waktu berlalu, dan kedua orang tua Alyssa tidak juga kembali. Alyssa memutuskan untuk pergi mencari orang tuanya. Kelton McCracken, tetangga mereka, ikut membantu. Sebenarnya keluarga McCracken tidak mengalami krisis seperti warga lainnya. Ayah Kelton telah mempersiapkan diri dalam menghadapi krisis jauh sebelumnya. Mereka memiliki semua hal yang diperlukan untuk bertahan hidup. Namun McKracken tidak mau berbagi dengan yang lain. Dalam perjalanannya menuju pantai, Alyssa menyaksikan sisa-sisa kekacauan. Sesuatu telah terjadi, dan mereka tidak bisa menemukan orang tua mereka.
Saat itulah mereka bertemu dengan Jacqui, seorang gadis yang unik dan pemberani, yang menyelamatkan mereka dengan imbalan mendapatkan antibiotik untuk luka di lengannya dari Kelton. Kelton membawa mereka kembali ke rumah McKracken, dan membuat Alyssa, Garret dan Jacqui terkagum-kagum dengan isi rumah Kelton. Namun, Alyssa membuat satu langka keliru dengan membagikan air minum botolan yang diambilnya dari persediaan keluarga McKracken kepada warga di sekitar. Tidak perlu menunggu waktu lama, rumah keluarga McKracken diserbu oleh warga.
Perjalanan Alyssa, Garret, Kelton dan Jacqui mencari air merupakan inti dari kisah dalam novel ini. Dari keempat tokoh itu, saya paling menyukai Garret. Dia bukan tokoh utama, tapi keberadaannya seringkali menyelamatkan situasi. Saya tidak suka dengan Alyssa, yang menurut saya terlalu naif, meskipun dia, di antara tokoh lainnya, memang yang berpikir jernih dan bertindak secara rasional.
Membaca beberapa halaman pertama membuat saya berpikir tidak akan mudah menyelesaikan novel ini. Kekeringan yang dinarasikan di dalam novel ini begitu terasa, sampai membuat saya berkali-kali menghentikan membacanya. Saya punya pengalaman kekurangan air di masa lalu, sampai membuat saya dan teman-teman harus mencari sumber air untuk mendapatkan air bersih. Meski tentu saja yang saya alami tidak separah apa yang dialami oleh Alyssa di dalam novel ini, tapi kondisi itu membuat saya sangat menghargai pentingnya air bersih. Saat kran air di rumah tidak mengalirkan air, saya menjadi frustasi. Menempatkan diri dalam kondisi di buku ini, sampai ada orang-orang yang rela melakukan apa pun demi air, sungguh membuat depresi.
Novel ini hanya salah satu dari sekian banyak buku yang membahas tentang perubahan iklim. Bahkan pembaca juga bisa menemukan climate fiction lain yang mengangkat topik berbeda. Pemanasan global dan perubahan iklim menjadi issue penting yang seharusnya bisa dipahami dengan baik oleh semua orang. Bahwa perubahan itu memiliki dampak yang menghancurkan. Menampilkannya dalam bentuk fiksi bisa menjangkau lebih banyak orang. Untuk young adult, novel ini bisa menjadi pilihan.
Dry (Kering)
Neal Shusterman & Jarod Shusterman
456 halaman
Gramedia Pustaka Utama
Mei, 2020