Mille sedang mengerjakan tugas akhir-nya ketika dia bertemu dengan Leydn. Di angkatannya, Leydn cukup terkenal. Putih, tinggi, dengan paras tampannya. Percakapan pertamanya dengan Leydn membuat Mille mulai tertarik. Leydn sosok yang mencerahkan. Kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya tidak pernah membosankan, malah membuat Mille menjadi penasaran. Pertemuan demi pertemuan membuat Mille yakin dia menyukai Laydn, tapi Laydn menolak untuk mengukuhkan hubungan mereka menjadi formal sebagai pasangan kekasih.
Sampai kemudian datang berita buruk tentang Leydn di masa lalu. Mille marah pada Leydn karena perbuatannya di masa lalu, dan dia menolak menerima penjelasan dari Leydn karena Leydn membenarkan kejadian masa lalu tersebut. Puluhan surat dituliskan Leydn untuk Mille karena Mille menolak berbicara dengannya. Tapi Mille tetap kukuh menolak Leydn.
Saya membeli novel ini langsung dari penulisnya dengan harga kurang dari IDR75,000. #TGTMT adalah karya debut penulis, dan novel ini tidak dijual di toko buku. Membaca novel ini menambah pengetahuan, terutama soal astrologi dan filsafat. Kalau kamu menyukai novel dengan quote-quote indah, novel ini bisa jadi pilihan. Hanya saja, bagi saya kalimat-kalimat yang layaknya majas dan pengandaian itu a litlle bit too much.
Saya suka ceritanya, dan endingnya cukup realistis. Bagi Leydn dengan penyakit di masa lalunya yang berat, hal yang terjadi padanya menjadi wajar. Saya sedikit kesal pada Mille yang rada naif. Menolak penjelasan karena rasa sakit hati, untuk kemudian menyesal setelah Leydn pergi darinya. Tapi memang sesuatu menjadi lebih berharga ketika sudah tidak dijumpai, kan?
Selamat untuk mbak Ghea atas novel pertamanya. Ditunggu karya berikutnya ya.
The Gourmet To My Tea
Ghea Ginting
230 halaman
Ellunar Publisher
Juni, 2020