~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#509 Three Sisters


Judul Buku : Three Sisters
Penulis : Seplia
Halaman : 228
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Rera, Gina dan Yumi adalah tiga bersaudara dengan nasib yang berbeda. Rera si sulung yang berusia 32 tahun, belum menikah dan terus mendapatkan wejangan agar tidak menjadi perawan tua. Apalagi kedua adiknya sudah berkeluarga. Gina, anak tengah yang juga wanita karir, sudah menikah dengan dua anak. Namun Gina merasa lelah dengan kehidupan rumah tangganya. Yumi, si bungsu, telah menikah selama tiga tahun namun belum juga mendapatkan momongan. Sementara ibu mertuanya tidak henti-hentinya meneror dengan pertanyaan 'sudah hamil?'

Setiap mereka diperhadapkan dengan persoalan masing-masing. Rera memilih untuk mengikuti saja semua perjodohan dan kencan buta yang ditawarkan padanya. Tapi tak satupun ada pria yang bisa memenuhi kriterianya. Sementara itu, dia harus menghadapi arsitek yang mengawasi pembangunan rumah barunya bernama Xian, yang terkadang suka seenaknya mampir dan numpang makan di rumahnya. Gina memilih untuk mencari kebebasan di luar rumah. Tawaran itu datang dalam sosok Frans, seorang kenalan yang dijumpainya di pub. Bersama Frans, Gina sejenak melupakan rumah yang selalu berantakan, anak-anak yang sulit diatur, dan suaminya yang juga sibuk dengan karirnya. Yumi memilih menjalani masa penantiannya dengan mencoba berbagai macam saran yang dilontarkan kepadanya. Dia bersyukur cinta Ozi, suaminya, yang sangat besar mampu membuatnya bertahan menghadapi ibu mertuanya. Tapi jika harga dirinya terus menerus disakiti, Yumi mencapai batas kesabarannya.

Tiga wanita dengan tiga masalah. Uniknya, ketiganya saling bercermin pada saudarinya. Rera menyalahkan keegoisan Gina yang ingin meninggalkan keluarganya, sementara dirinya bahkan mendapatkan calon suami saja belum. Yumi juga kesal dengan kelakuan Gina yang tidak mensyukuri kehadiran anak-anak di rumahnya. Sementara Gina tidak mau kalah dengan melemparkan dalih baik Yumi bahkan Rera tidak pernah merasakan berada di posisinya.

Saya pernah berada di posisi Yumi, meski ibu mertua saya berbeda 180 derajat dengan mertua Yumi. Saya sangat paham betapa risih, sedih, kecewa, takut yang bercampur aduk terus membayangi perasaan. Mungkin saya nantinya juga akan berada di posisi Gina, ketika yang terasa setiap hari hanya kelelahan semata. Karenanya saya sangat mengapresiasi isi novel ini yang tidak hanya membeberkan masalah yang umumnya dialami wanita urban, tapi juga memberi beberapa pemecahan yang bisa diikuti.

Terlepas dari itu, karakter setiap tokohnya begitu pas. Tidak berlebihan, tapi juga tidak terlalu sempurna. Kehadiran Xian dengan gaya selebornya, Gale dengan kesabarannya, dan juga Ozi dengan kebijaksanannya melengkapi karakter tiga wanita yang bermasalah ini. Sebagai pelengkap, ada Bude Ina, pemilik toko kue yang menjadi semacam ibu peri bagi ketiganya. 

Saya memberikan bintang lima untuk metropop ini. Selain karena pesan moral yang sarat di dalamnya, membaca novel ini seperti membaca kisah three in one. Kamu bisa tertawa sekaligus menangis terharu saat membacanya. Setidaknya itu yang saya alami sendiri. 


#508 Scheduled Suicide Day


Judul Buku : Scheduled Suicide Day
Penulis : Akiyoshi Rikako
Halaman : 277
Penerbit : Haru


Ruri sudah merencanakan kematiannya dengan baik. Dia menuliskan surat terakhirnya yang berisi pesan bahwa ibu tirinya adalah pembunuh ayahnya. Ruri juga sudah memilih lokasi yang tepat untuk kematiannya berdasarkan rekomendasi dari sebuah situs bunuh diri di internet. Sayangnya,rencana bunuh diri Ruri tidak berjalan mulus. Dia ditolong oleh seorang hantu anak laki-laki bernama Hiroaki.

Rencana bunuh diri Ruri tidak lepas dari rasa sakit hatinya terhadap ibu tirinya. Sepeninggal ibu kandungnya yang mati tiba-tiba karena pendarahan otak, Ruri tinggal berdua dengan ayahnya yang berprofesi sebagai koki. Namun kehidupan mereka yang tenang mulai terusik ketika Reiko hadir dalam kehidupan ayahnya. Terlebih lagi pada saat akhirnya ayahnya menikah dengan Reiko. Reiko mengambil alih rumah mereka, dan puncaknya ketika Ruri melihat Reiko berada di samping ayahnya ketika ayahnya ditemukan meninggal di kamar kerjanya. Ruri yang merasa ada yang janggal dari kematian ayahnya mencoba menyelidiki. Namun upayanya termentahkan oleh pihak kepolisian yang mengatakan dia tak punya cukup bukti. Akhirnya Ruri menyerah dan memutuskan ingin "bergabung" dengan kedua orang tuanya.

Akan tetapi usaha bunuh dirinya gagal. Sebaliknya ada hantu yang membuat kesepakatan dengannya. Hiroaki, nama hantu ini, ingin membantu Ruri mencari bukti pembunuhan ayahnya. Ruri memberikan waktu selama enam hari saja. Jika upaya mereka gagal, maka Ruri akan melanjutkan niat awalnya untuk bunuh diri. Dalam enam hari, Ruri mencoba mengumpulkan bukti-bukti dan instingnya benar. Reiko melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kematian ayahnya.

Buku ini sudah saya nantikan sejak ada kabar akan diterbitkan. Berbekal hype dari buku sebelumnya, Holy Mother, saya sudah meniatkan harus membaca buku ini. Masih mengusung tema misteri dengan tokoh remaja, kali ini ada bumbu "hantu" di dalamnya. Untungnya bukan hantu yang menyeramkan. Dan saat membaca buku ini, saya sudah mengantisipasi bakal ada twist yang mengejutkan. 

Mengenai karakter tokoh utamanya, Ruri, sejak awal saya merasa sikap Ruri sepertinya berlebihan. Semua yang dilakukan ibu tirinya terlihat negatif di matanya. Saya nggak bisa merasa kasihan pada Ruri. Apalagi keputusannya untuk bunuh diri itu sepertinya terlalu mudah untuk diambil. Mungkin penulis ingin menunjukkan bahwa bunuh diri bisa menjadi salah satu pilihan orang-orang yang putus asa atau depresi dengan lingkungannya. 

Bagian lain yang menarik adalah ilmu tentang  fengshui dan masakan-masakan di Jepang yang ditampilkan di buku ini. Saya jadi dapat ilmu baru, khususnya tentang hari-hari Rokuyo yang berperan dalam peruntungan. Overall, buku ini memang tidak seintens Holy Mother, tapi tidak ada salahnya mencicipi misteri remaja ini. 


#507 An Heir of Deception


Judul Buku : An Heir of Deception 
Penulis : Beverley Kendall
Halaman : 480
Penerbit : Elex Media Komputindo


Alex Cartwright tidak bisa melupakan sakit hatinya ketika ditinggalkan oleh tunangannya di altar dengan hanya pemberitahuan melalui sepucuk surat. Belum lagi keterpurukan yang dialaminya selama lima tahun. Dan kini Charlotte Rutherford kembali ke Inggris setelah menghilang tanpa kabar. Yang membuat Alex lebih sakit hati, Charlotte kembali dengan seorang anak kecil yang tidka bisa dipungkiri adalah anak Alex.

Dengan berat hati Charlotte kembali ke Inggris karena mendapat kabar saudari kembarnya, Catherine, sedang sakit parah. Tentu saja kedatangannya disambut dengan sukacita oleh keluarganya. Meski demikian Charlotte sangat cemas memikirkan akan bertemu dengan Alex, apalagi dia tidak datang seorang diri. Ketika akhirnya dia bertatap muka dengan Alex, Charlotte tahu perasaannya lima tahun yang lalu terhadap Alex tidak berubah. Dia berutang penjelasan kepada Alex.

Sayangnya Alex tidak mau mendengar alasannya. Tetapi Alex sendiri tidak bisa menyangkap pesona Charlotte masih terus menguasai dirinya. Misi Alex saat ini adalah mendapatkan kembali anaknya, meski dengan demikian dia harus membuat surat pernikahan palsu. Dan untuk menegaskan hubungan mereka, Charlotte dan Nicholas, anaknya, harus tinggal bersama dirinya.

Kisah Alex dan Charlotte adalah buku ketiga dari series The Elusive Lords. Inti utama dari kisah ini adalah masalah keterbukaan. Charlotte yang merupakan anak di luar pernikahan resmi, merasa dirinya tidak pantas untuk Alex yang adalah calon Duke. Namun cintanya membuatnya menerima lamaran Alex. Sayangnya ada pihak yang ingin membatalkan pernikahan itu dengan cara mengancam akan membuka skandal Charlotte yang bisa menyebabkan kedudukan sosial Alex terancam. Charlotte saat itu menjadi tidak yakin dengan cintanya sendiri, apalagi cinta Alex.

Cara keduanya menyelesaikan masalah cukup menarik. Charlotte dengan sabar berusaha menjelaskan pada Alex. Sementara itu Alex sedikit demi sedikit membuka celah untuk Charlotte. Apalagi sudah ada Nicholas yang akan diperjuangkan oleh Alex menjadi pewarisnya. Dan juga secara fisik, Alex dan Charlotte tidak bisa mengingkari ketertarikan mereka. Ada unsur misteri di dalam novel ini, meski masih lebih dominan romance-nya. Dan pengirim surat rahasia yang diterima oleh Charlotte itu sungguh di luar dugaan. 

Empat bintang untuk Alex dan Charlotte.



#506 Gantung


Judul Buku : Gantung
Penulis : Nadia Khan
Halaman : 320
Penerbit : Haru

Gibbs, Ray, Troll dan KJ adalah empat orang siswa di SMCGT, sebuah sekolah elite di Malaysia. Keempat pemuda ini merupakan siswa yang populer dan memiliki banyak penggemar. Meskipun memiliki sifat dan kesibukan yang berbeda, keempatnya sangat kompak dalam berbagai hal. Termasuk tentang wanita. Mereka punya prinsip one for all untuk wanita. Jika salah satu di antara mereka bisa mendapatkan seorang wanita untuk dikencani, maka wanita tersebut harus 'dibagi' dengan yang lain. Dan sejauh ini para wanita tidak ada yang keberatan.

Hingga suatu ketika, Gibbs menyukai seorang gadis di sekolah itu yang bernama Fara. Fara ini juga adalah ketua KP (semacam ketua OSIS kalau di Indonesia). Gibbs diam-diam mendekati Fara. Pendekatan Gibbs bersambut, Fara juga menginginkan dirinya. Gibbs yang baru kali ini merasa benar-benar menyukai seorang gadis tidak rela jika harus berbagi Fara dengan teman-temannya. Mereka berdua bertekad merahasiakan hubungan mereka. Sayangnya, hubungan itu diketahui oleh Deepa, gadis teman sekamar Fara, yang juga menyukai Gibbs. Dari sini malapetaka mulai berawal.

Ini adalah literatur Malaysia pertama yang saya baca. Saat membaca beberapa review di Goodreads saya semakin penasaran. Saya sendiri sempat terkejut dengan ceritanya yang vulgar, dimana di dalam novel ini dikisahkan anak usia SMA yang tidak ragu-ragu melakukan hubungan seksual. Apalagi setting-nya di asrama sekolah elite. Prinsip 'berbagi' diantara Gibbs, Ray, Troll dan KJ ini juga mengejutkan. Kesan misterinya sendiri baru terasa di pertengahan cerita. Yang dominan malah nuansa horornya. Yup...ada hantu di dalam novel ini.

Bayangkan saja adegan dimana ada seorang siswi yang sedang tidur di kamarnya, dan dia diganggu oleh sosok tak kasat mata. Kipas anginnya berputar sendiri, atau ada suara orang mencuci kain di wastafel. Yang lebih horor lagi, hantunya menampakkan diri di dalam mimpi si gadis. 

Yang membuat saya memberi bintang tiga adalah kepiawaian penulis mengaitkan bab per bab menjadi satu kisah yang utuh. Awalnya mungkin membingungkan, tapi semakin ke belakang makin jelas hubungan antara tokohnya. Namun sayang, endingnya bagi saya justu membuat nuansa misteri dan horornya menjadi bias.

Ada banyak istilah-istilah slang di Malaysia yang digunakan di dalam novel ini. Jangan kuatir, ada catatan kaki untuk setiap istilah itu. Terjemahannya bagus, tidak meghilangkan rasa Malaysia-nya. Saya jadi penasaran dengan literatur Malaysia. Semoga ada lagi dari penulis ini yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru.



#505 Side By Side


Judul Buku : Side By Side
Penulis : Sofi Meloni
Halaman : 272
Penerbit : Elex Media Komputindo


Rama berkenalan dengan Gita gara-gara sebuah taruhan. Siang itu di perpustakaan kampus, Rama menunggu seorang gadis berkacamata untuk mengetahui nama gadis itu. Keberuntungan ada di pihak Rama, ketika Gita tidak bisa lagi meminjam buku sementara dia sangat membutuhkan buku itu. Rama pun meminjamkan kartu ID-nya untuk digunakan oleh Gita. Gita yang tahu maksud Rama mengajaknya kenalan akhirnya luluh karena bantuan Rama. Dia pun membantu Rama untuk memenangkan taruhan. Ternyata kesepakatan taruhannya adalah bahwa Rama harus berpacaran dengan Gita.

Rama dan Gita adalah dua sosok yang bertolak belakang. Bagi Rama, masa kuliah itu harus dinikmati sebebas-bebasnya. Rama bahkan mengabaikan beberapa mata kuliahnya agar bisa lebih lama berada di kampus. Sementara Gita adalah mahasiswi dengan penuh perencenaan. Setiap langkah dalam hidupnya telah diatur sedemikian rupa. Tidak ada waktu bersantai atau bermain-main. Ketika Gita berkenalan dengan Rama, satupun dari mereka tidak menyangka jika hal peminjaman buku akan berlanjut.

Teraturnya hidup Gita sebenarnya tidak lepas dari kondisi keluarganya, khususnya keberadaan kakaknya, Luna. Di mata orang tuanya, Luna adalah sosok anadalan, yang bisa menjadi panutan. Luna mendapat beasiswa untuk kuliah di Jakarta. Gita dituntut untuk seperti kakaknya itu. Yang orang tuanya tidak tahu, sudah beberapa waktu ini Luna berubah. Bukannya kuliah, dia sibuk dengan anak geng motor, pacarnya. Beasiswanya dicabut, hidupnya tidak jelas. Beberapa kali Luna datang mengambil uang Gita, dan mengancam agar Gita tidak melaporkannya ke orang tua mereka.

Kesepakatan "pacaran" antara Rama dan Gita tidak mulus-mulus saja. Gita berusaha membuat Rama sadar akan pentingnya berusaha keras dan merencanakan hidup. Sementara Rama juga berusaha mengjak Gita bersenang-senang. Masalah mulai muncul ketika Gita menyalahartikan perhatian Rama padanya. Gita mulai menyukai Rama. Namun ternyata selain karena taruhan, Rama memanfaatkan Gita untuk membuat Jess, mantan pacarnya, kembali padanya. 
Kamu, kehadiranmu, tidak pernah ada dalam rencanaku. Sama halnya aku tidak pernah merencanakan untuk jatuh cinta dan patah hati karenamu. (Hal 251)
Ini adalah novel keempat dari Sofi Meloni, salah satu penulis yang karyanya selalu saya tunggu. Kali ini tulisan Sofi semakin matang, meski menurut pengakuan penulis naskah novel ini hanya ditulis dalam waktu sebulan. Saya suka dengan berbagai macam kontradiksi yang dihadirkan di dalam novel ini. Kedewasaan Gita yang berhadapan dengan kekanak-kanakan Rama, keteraturan Gita bertemu dengan amburadulnya Rama, cara berpikir Rama yang simpel bertabrakan dengan kompleksnya isi kepala Gita. Saya juga suka bagaimana cara penulis memasukkan episode "jatuh cinta tanpa terencana" dalam kehidupan Gita yang penuh dengan rencana. Ketika Gita mengalami patah hati, saya juga ikut menangis sedih. 

Membaca novel ini tidak butuh waktu lama, mungkin karena saya terlarut dalam kisahnya. Terlepas dari beberapa hal yang mengganggu (misalnya gambar covernya dimana si cowok diwakili oleh sepatu keds, bukannya sepatu boot seperti yang digambarkan dalam ceritanya), saya rasa bintang lima layak saya berikan untuk novel ini. 


#504 Touché: Rosetta


Judul Buku : Touché: Rosetta
Penulis : Windhy Puspitadewi
Halaman : 200
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 


Penggemar novel fantasy dalam negeri mungkin sudah menunggu terbitnya kelanjutan serial Touché ini. Buku kedua-nya terbit pada tahun 2014, dan sesuai siklus 3 tahunan (menurut penulisnya), maka buku ketiga diterbitkan pada tahun ini. Sebelum membacanya, saya mau ngasih peringatan: read on your own risk

Seperti kisah para kaum Touché sebelumnya, kali ini kita akan diajak berkenalan dengan Edward Kim, pemuda berpostur tinggi agak kurus dan bermata sipit yang memiliki kemampuan bisa menyerap informasi dari sebuah tulisan hanya dengan menyentuhnya. Keunikannya apapun bahasa dan tulisan yang tertera di situ, bisa dipahami langsung oleh Edward. Namun kemampuannya ini tidak bisa berlaku jika tulisannya merupakan produk digital. Profesor Fischer yang menyadari kemampuan Edward memanfaatkannya untuk keperluan menerjemahkan prasasti atau dokumen kuno. Hal ini tentunya menguntungkan Profesor Fischer, sementara bagi Edward tidak ada masalah selama dia mendapatkan banyak uang.

Masalah mulai muncul ketika salah satu Profesor Hamilton, rekan kerja Profesor Fischer, ditemukan tewas terbunuh. Ellen Hamilton, putri angkat Profesor Hamilton bersama dengan Yunus King, meminta bantuan Edward untuk membuka brankas rahasia yang diduga akan memberikan jawaban siapa pembunuh Profesor Hamilton. Pada kesempatan itu juga, Edward mendapatkan penjelasan dari Yunus mengenai siapa dirinya. Edward sangat terkejut mengetahui ada banyak orang terkenal yang termasuk dalam kaum Touché seperti dirinya. Termasuk Jean-Francois Champolitan, yang menerjemahkan Batu Rosetta.

 Petualangan Edward, Ellen dan Yunus untuk membuka misteri pembunuhan Profesor Hamilton dimulai. Ketika Edward (dibantu oleh Ellen yang memiliki ingatan eidetic) berhasil membuka brankas itu mereka menemukan buku tua yang berisi tulisan-tulisan kuno. Edward menerjemahkan seluruh isi buku itu, dan memindahkan terjemahannya di dalam laptop milik Ellen. Tanpa mereka sadari, nyawa mereka menjadi taruhannya. 

Novel ini sungguh adalah novel yang page-turner. Membaca novel ini mengingatkan saya saat membaca buku-buku Dan Brown, karena misteri yang ingin dipecahkan oleh Edward dan timnya terkait dengan para tokoh legendaris dari Italia seperti Michaelangelo dan Leonardo Da Vinci. Siapa yang menyangka kalau mereka juga termasuk dalam Touché ? Meski saya bisa menebak beberapa bagian dari misteri di dalam novel ini (seperti patung David dan lukisan di langit-langit kapel) dan juga siapa yang membunuh Profesor Hamilton, tapi saya ikut merasakan rasa penasaran dan ketegangan saat membaca novel ini.

Lantas resiko apa yang saya singgung di awal postingan ini? Karena novel ini ditutup dengan ending mengejutkan sekaligus menggantung. Belum lagi ada kehadiran Hiro Morrison yang membuat saya semakin penasaran. Membayangkan baru bisa membaca kelanjutannya 3 tahun lagi sempat membuat saya kesal. 


[Giveaway] #503 Momiji


Judul Buku : Momiji
Penulis : Orizuka
Halaman : 210
Penerbit : Inari


Patriot Bela Negara, seorang pemuda kelahiran Indonesia, yang sangat kesal dengan nama pemberian Ibuk-nya. Salah satu alasannya adalah karena kenyataannya postur tubuhnya sangat jauh dari gambaran patriot. Pabel (begitu teman-temannya menyingkat namanya) adalah sosok pemuda kurus, pucat, dan alergi pada debu. Trauma dengan namanya, membuat Pabel tidak mencintai negaranya sendiri. Dia justru ingin pergi ke Jepang, terutama karena dia sendiri adalah seorang otaku.

Maka Pabel mati-matian belajar bahasa Jepang dan menabung untuk pergi ke sana. Dia mengambil sekolah bahasa selama 1 bulan. Pabel ternyata punya misi lain, ingin mencari sosok Yamato Nadeshiko (istilah orang Jepang untuk menggambarkan wanita ideal) yang mau menjadi pacarnya. Di Jepang, Pabel tinggal di rumah keluarga Shiraishi. Nanami-san (ibu keluarga Shiraishi) mengatakan kalau dia mempunyai anak gadis seusia Pabel yang bernama Momiji.

Momiji dalam bahasa Jepang berarti dedaunan yang berubah menjadi berwarna merah saat musim gugur. Pabel sudah membayangkan sosok gadis impiannya. Ternyata tidak perlu lama-lama menemukan Yamato Nadeshiko-nya. Sayangnya ketika Pabel bertemu dengan Momiji pertama kali yang ada dia pingsan karena dipukul dengan menggunakan pedang bambu oleh Momiji, setelah dituduh sebagai pencuri susu.

Sosok Momiji yang seperti preman berambut merah dan kusut megar ternyata tidak seramah yang dibayangkan Pabel. Momiji, yang ternyata telah meninggalkan rumah selama 3 tahun, akhirnya pulang. Namun bukannya disambut dengan baik, Momiji justru selalu bertengkar dengan ibunya. Ketika Momiji memaksa untuk menjadi pengawal Pabel selama di Jepang membuat hari-hari Pabel di Jepang langsung berubah drastis dari rencananya.

Ketika saya melihat di toko buku online langganan ada novel karya Orizuka yang terbaru, secara impulsif saya langsung membelinya. Apalagi sampulnya yang sangat eye-catching ini sungguh menggoda. Belum lagi nama tokohnya unik, Patriot Bela Negara. Saya sendiri termasuk orang yang tidak habis pikir kalau ada orang tua yang memberi nama anaknya se-aneh itu. Jadinya saya penasaran sekali dengan kisahnya Pabel ini. Dan saya tidak kecewa, gaya tulisan Orizuka yang mengalir lancar sangat menghibur. Seandainya saya penyuka anime dan segala yang berbau Jepang-jepangan, pasti saya memberikan nilai sempurna untuk novel ini.

Saya membaca novel ini hanya dalam waktu 2 jam. Saking menikmatinya, saya merasa novel ini terlalu singkat. Ada bagian dimana tiba-tiba hari-hari Pabel di Jepang melompat ke hari ke-24 dan dia sudah mau pulang. Padahal saya masih ingin tahu tentang Pabel dan Momiji.


Well....ada yang juga ingin membaca kisah Pabel dan Momiji? Saya akan memberikan buku ini kepada satu orang yang beruntung. Meski sudah tidak dalam kondisi tersegel, buku ini sudah saya beri sampul plastik PLUS ada tanda tangannya Orizuka. 

Caranya sederhana, tulis nama, email dan akun twitter-mu di kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa follow blog ini via GFC (lihat di sidebar). Kalau kamu mau share tentang giveaway ini di akun twittermu juga boleh. Saya tunggu ya sampai tanggal 3 Juni 2017. Pengumumannya akan saya posting di sini pada tanggal 4 Juni 2017.

-----
Hai semuaa... terima kasih sudah mau ikutan giveaway ini ya... Jadi, langsung saja satu orang yang beruntung akan mendapatkan buku Momiji adalah....

vanisa desfriani

Selamat ya buat kamu. Nanti akan saya hubungi via DM twitter. Untuk yang belum beruntung jangan berkecil hati ya... tetap rajin berkunjung ke blog ini, akan ada giveaway berikutnya dalam waktu dekat. Ditunggu yaaa...

#502 Close Enough To Touch


Judul Buku : Close Enough To Touch
Penulis : Victoria Dahl
Halaman : 504
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Grace Barret akhirnya menginjakkan kakinya di Wyoming. Dalam perjalanannya menuju Vancouver, dia singgah di Wyoming karena mendapatkan tempat tinggal sementara dari bibi buyutnya. Seandainya Grace masih mempunyai uang dan tidak berutang pada mantan kekasihnya, dia tidak akan menerima tawaran ini. Setidaknya selama sebulan, dia akan mencari uang di tempat persinggahan ini. Namun menjumpai apartemen yang dijanjikan bibi buyutnya dalam keadaan terkunci, membuat amarah Grace tersulut.

Cole Rawlins terpana melihat seorang gadis berambut ungu yang berusaha membuka pintu apartemen di depan apartemennya. Yang pasti gadis ini langsung membuat Cole tertarik. Ada sesuatu yang liar dan keras di dalam diri gadis itu yang membuatnya tertarik. Apalagi ketika Grace, begitu dia memperkenalkan diri, membalas keramahannnya dengan angkuh. Tapi keangkuhan ini tidak berlangsung begitu lama. Saat Grace ingin merayakan pekerjaan barunya, dan Cole ingin melupakan kekesalannya, keduanya bertemu di kedai minum dan berakhir dengan seks kilat di apartemen Cole.

Di beberapa bab awal, saya dibuat bingung dengan karakter Grace. Dia ingin menunjukkan karakter yang tangguh, kuat, bahkan dia dengan lugas mengatakan ingin memanfaatkan Cole untuk kesenangan semata. Tapi ada ketakutan yang besar yang selalu membayangi Grace sehari-hari. Ketakutan itu bukan semata-mata karena utangnya pada mantan kekasihnya, tapi juga pada masa lalunya. Sementara itu Cole juga punya ketakutan tersendiri. Cedera parah pada pinggul dan pahanya membuatnya terancam tidak bisa lagi menunggangi kuda, padahal dia ingin mengambil alih peternakan milik teman ayahnya. Cara Cole dan Grace saling memanfaatkan, kemudian saling menyalahkan, tetapi juga saling membutuhkan, berkali-kali dengan pola seperti itu membuat saya hampir menyerah menyelesaikan novel ini. Namun menjelang bagian akhir, novel ini ternyata mulai asyik. Ada kalimat yang diucapkan oleh Cole yang saya rasa menjadi inti dari kisah pasangan unik ini. 
Mungkin takut berarti kita masih hidup, mungkin itu berarti kita belum menyerah kalah (hal. 486)
Terlepas dari kedua tokoh utama yang berusaha mengatasi ketakutan mereka, saya terhibur dengan kehadiran Aunt Rayleen, bibi buyutnya Grace, yang kata-kata sarkasnya malah jadi hiburan yang lucu. Tapi saya masih bingung sama cover versi terjemahan ini, yang gambarnya bath tube. Kayaknya ga ada hubungannya sama isi ceritanya deh. Masih mending cover aslinya yang gambarnya cowok dan cewek di sofa. Setidaknya memang ada adegan di sofa yang lumayan steamy #eh