~ karena membaca adalah candu dan menuliskannya kembali adalah terapi ~

#547 Purple Prose


"Karma itu seperti asap, Ya. Dia selalu ada di udara, walaupun tidak terlihat. Ketika waktunya tiba, dia akan datang untuk menagih pertanggungjawaban."

Galih bimbang saat atasannya mengatakan bahwa dirinya akan dimutasi ke kantor di Bali. Tujuh tahun yang lalu, dia meninggalkan Bali setelah kematian sahabatnya, Reza. Tapi Galih juga merasa ada masa lalu yang harus diselesaikannya di Bali. Meskipun mamanya melarang, Galih akhirnya setuju bertugas di Bali. 

Sebagai seorang supervisor, tentunya Galih akan memiliki banyak bawahan di kantornya. Salah satunya adalah Roya, seorang gadis pendiam yang sepertinya selalu menjadi sasaran kemarahan rekan-rekannya yang lain. Roya kadang terlihat kikuk, dan selalu meminta maaf. Satu lagi kebiasaan Roya yang dijumpai Galih, gadis itu suka membakar dupa. Roya memang tidak cantik, tapi dialah yang menarik perhatian Galih. Terutama ketika Roya dengan berani mau menolong Galih saat bertemu dengan orang-orang di masa lalunya.

Baik Galih maupun Roya terjebak dalam kungkungan masa lalu. Galih dahulu pernah terjerumus dalam dunia narkoba bersama Reza dan Roy. Narkoba itu pula yang merenggut nyawa Reza, sementara Roy menghilang entah kemana. Sementara Roya tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Tujuh tahun yang lalu, Roya meminta adiknya Kanaya pergi membelikan es campur untuknya. Bukan es campur yang dibawa Kanaya, tetapi luka fisik dan batin akibat diculik dan diperkosa oleh orang yang tidak dikenalnya. 

Saya tidak mempersiapkan diri saat membaca novel ini, tidak memasang ekspektasi apa-apa. Saya memilihnya sebagai bacaan menjelang tidur dari Gramedia Digital. Novel ini kemudian menahan saya dari kantuk, dan dibuat terpana hingga halaman terkahir. Bukan sebuah novel metropop biasa.

Purple prose atau prosa ungu adalah kalimat berlebih yang sering muncul di sebuah buku atau novel. Kalimatnya boros kata, bertele-tele, seakan-akan menarik pehatian pembaca. Galih menggunakan analogi purple prose untuk menggambarkan kondisinya dan Roya yang terjbak dalam kesalahan di masa lalu. Berlembar-lembar kehidupan mereka terus dipenuhi kesalahan itu, membuat mereka tidak bisa memafkan diri sendiri. Perasaan senasib inilah yang membuat Roya akhirnya bisa membuka diri pada Galih. Tapi ketika keduanya mencoba membuka lembaran baru, karma dari masa lalu datang menuntut pertanggungjawaban.

Latar belakang pulau Bali yang masih mempercayai mistis semakin mengentalkan kehadiran karma ini. Beberapa kali Galih merasakan ada kehadiran 'sosok' di sekitarnya. Cara Roya mengusir kegundahan hatinya dengan menyalakan dupa juga membuat suasana mistis semakin terbangun. 

Saya bisa mengatakan novel ini ditulis dengan baik, tertata dalam tempo yang teratur. Satu per satu masa lalu yang mengungkung Galih dan Roya diurai dan diselesaikan. Sebuah plot twist (yang sebenarnya bisa saya tebak) dilemparkan di saat Galih dan Roya menyadari masa lalu mereka berhubungan. Dan kemudian penulis menyajikan penutup yang adil dan realistis. Saya sempat bertanya-tanya mengapa penulis seperti bermain aman tidak ingin melibatkan hukum dalam kasus Galih dan Roya. Tapi saya pun menyadari sebenarnya sanksi sosial sudah lebih dari cukup membuat kedua tokoh ini menderita. Saya percaya dengan karma. Dan novel ini menggambarkan karma itu dengan sangat baik. Ketika kamu bisa belajar dan menemukan nilai kehidupan dalam sebuah novel fiksi, percayalah novel itu layak mendapatkan bintang sempurna.

Purple Prose
Suarcani
304 halaman
Gramedia Pustaka Utama
Oktober 2018





#546 Kelly on the Move



Sudah dua tahun sejak Kelly Nahm diputuskan sepihak oleh kekasihnya, Bobby. Selama dua tahun itu pula Kelly masih mengikuti gerak-gerik Bobby di media sosial. Kelly bahkan membuat akun palsu untuk itu. Ada perasaaan tidak rela dan ikhlas melihat Bobby yang kini sudah memiliki kekasih dan sedang mempersiapkan pernikahan. Sepuluh tahun Kelly mendampingi Bobby dalam masa sulitnya, sekarang setelah Bobby sukses dengan karirnya justru gadis lain yang dipilihnya? Apa kekurangan Kelly sampai Bobby tidak menjadikannya pendmaping hidup?

Kelly pintar dan hidup mapan. Tidak sekaipun dia menyusahkan Bobby. Di usia 28 tahun, dia sudah menjadi dosen di sebuah universitas swasta. Pekerjaannya inilah yang membantu Kelly agar dunianya tidak berfokus hanya pada patah hatinya. Di kampus, dia memiliki track record  yang bagus. Tidak heran dalam pementasan teater musikal tahunan yang akan diselenggarakan oleh fakultasnya, Kelly ditunjuk sebagai ketua panitia.

Kegiatan ini membawanya berkenalan dengan Assen Hristand. Seorang bintang film yang kini lebih menekuni dunia balik layar sebagai seorang sutradara. Assen diminta oleh Prof. Rengga untuk menggantikan dirinya mengawasi latihan teater. Sebagai ketua panitia, tentunya Kelly harus sering berhadapan dengan Assen. Awalnya Kelly tidak mengenali Assen sebagai seorang public figure. Wajar saja, tontonan Kelly lebih banyak sinema Korea dibandingkan sinema Indonesia. Sikap Kelly yang menganggap Assen bukan seorang yang penting menarik perhatian Assen. Dia bertekad untuk mendekati ibu dosen itu.

Karakter Kelly ini menarik. Mandiri, sukses, dan tegas dalam dunia pekerjaan. Saya suka dengan cara Kelly berinteraksi dengan rekan kerja dan mahasiswanya.Tapi kalau urusan cinta, Kelly seperti pasir yang rapuh. Kelly sulit sekali untuk move on dari masa lalunya. Bahkan dia cenderung menyiksa diri dengan mengikuti semua perkembangan mantannya. Ketika Assen mencoba mendekatinya dengan terang-terangan Kelly menolak. Untungnya Assen tidak mudah menyerah. Kelly sempat membuat saya sebal dengan tingkahnya yang sulit move on, seakan masa depannya berakhir hanya karena putus dari pacarnya. Tapi memang kenyataannya karakter seperti ini bisa kita jumpai di dunia nyata. 

Bagi beberapa orang patah hati tak sesederhana itu. (hlm 224)

Persahabatan Kelly dengan Tere (teman sekamarnya), Cris (pacar Tere sekaligus rekan kerja), Inez (rekan seruangan di kampus) dan Erni (staf administrasi di kampus) menambah kemeriahan dalam novel ini. Banyak adegan lucu yang terjadi ketika mereka berkumpul. Meski begitu, mereka nggak hanya hadir dalam suka saja, saat Kelly terpuruk berkali-kali teman-temannya ini membangkitkan semangat Kelly. 

Profesi Kelly yang seorang dosen mungkin membuat saya lebih merasa 'related' dengan novel ini. Bagaimana Kelly berusaha membangun karirnya meski passion awalnya tidak mengarah ke profesi tersebut. Hanya saja, ibu dosen ini mungkin terlalu ambisius dengan rencana S3-nya yang hanya dua tahun saja. Duh...bakal membuat iri para calon doktor di dunia nyata deh.

Kelly on the Move adalah bacaan saya yang ke-150 di tahun ini, sekaligus merampungkan 2018 Goodreads Reading Challenge. Leganya bisa menyelasaikan tantangan ini.

Kelly on the Move
Seplia
296 halaman
Gramedia Pustaka Utama
Oktober 2018




#545 Too Cold To Handle


Judul Buku : Too Cold To Handle
Penulis : Sofi Meloni
Halaman : 288
Penerbit : Elex Media Komputindo


Apa salahnya dengan mimpi menikah, menjadi istri, dan punya anak kembar? Nggak ada. Terdengar aneh memang di jaman milenial sekarang jika seorang perempuan muda dengan peluang berkarir punya mimpi seperti itu. Tapi bagi Cantika, mimpinya itu harus bisa terwujud bersama seseorang. Gunawan, cinta pertamanya yang akhirnya bisa ditemukannya kembali.

Tika pun mendesak kedua orang tuanya dan ayahnya Gun agar diberi kesempatan berkenalan lebih dekat dengan Gun. Tika sampai bela-belain pindah ke apartemen di gedung yang sama dengan apartemen Gun. Tika meminta kunci apartemen Gun agar dia bisa sering datang mengunjungi Gun. Sayangnya, cinta ini sepertinya hanya sepihak saja. Gun yang dingin seolah-olah tidak memiliki perasaan apa-apa. Tika tidak putus asa, dia melakukan apa saja untuk empat bulan masa perkenalan sebelum perjodohan mereka ditentukan. Empat bulan untuk menaklukkan hati Gun.

Novel ini judulnya Too Cold To Handle, tapi kenapa pas bacanya bikin hati jadi hangat ya?

Perkembangan karakter Tika dalam novel ini digambarkan dengan jelas dan baik. Tika yang awalnya hanya berfokus pada diri dan keinginannya sendiri, mengabaikan pekerjaan yang didapatkannya dari koneksi ayahnya, akhirnya bisa menjadi sosok yang berubah. Membaca perjuangan Tika mengejar cintanya ini membuat hati menjadi hangat. Saya bisa ikut sedih dengan penolakan dan kekakuan Gun, meski kadang bergumam 'duh...Tika kok kamu nggak nyadar juga sih?'. Salut sama Tika yang memiliki cinta begitu besar untuk Gun. Keberadaan Sarah, sahabat Tika, dengan problemanya juga menambah bumbu kisah novel ini. Sedikit banyak kehadiran Sarah membuat perkembangan karakter Tika menjadi berarti. 

Tapi cowok kayak Gun memang menggemaskan ya? Dengan hanya menggunakan POV orang pertama (Tika), misteriusnya Gun makin terasa. Penulisnya ini memang kayaknya sengaja bikin pembaca makin gregetan sama Gun. Dengan segala perhatian yang diberikan oleh Tika, hati Gun yang terbuat oleh es rasanya tak tersentuh.

Tentu saja ada klimaksnya dan membuat akhirnya Tika menyadari kekeliruannya menyandera Gun dalam segala perhatiannya. Dan saat Tika mulai melepaskan Gun, mengapa justru dia semakin sulit move on karena perlakuan Gun pada dirinya? Hehe....penasaran kan? Baca novel ini segara dan biarkan hatimu menghangat.

Ditunggu karya berikutnya ya, mbak Sofi.... :)